Sebuah Penantian

2 0 0
                                    

Bagi sebagian pasangan, terutama yang baru menikah pasti pernah merasakan, keinginan tuk punya anak, yeah begitupun abah dan ibuku. Mereka menantikan sosok anak didalam pernikahan mereka. Terutama abah, beliau ingin banget mempunyai seorang putra laki-laki, kala itu beliau sedang 'ngefans' ke salah satu ulama, Beliau adalah Sayyid Muhammad Bin Alwi Al maliky, karena ngefansnya beliau ingin menamakan anaknya Alwi untuk ngalap barokahnya idolanya, masyaallah. Kala itu ibu yang sedang mengandung, karena ia masih muda juga, umur 18 an lah, ikut senang pastinya.
Kala itu karena mereka adalah pasangan suami istri yang masih terhitung baru, jadi masih tinggal bersama mertua. Suatu waktu di hujan yang lebat, ibu yang mengandung usia 7 bulan an, ia disuruh mengantar makanan ke tetangga, di bulan romadhon, di saat mengantar ia tiba tiba terpeleset, dan jatuh, dann keluar banyak darah. Ibu segera dibawa ke rumah sakit kala itu.

Di rumah sakit, ternyata ketubannya pecah, sehingga harus mengeluarkan janin yang maish berumur 7 bulan. Perjuangan yang berat pastinya melahirkan seorang anak (semoga Allah membalas amal dan pengorbananmu, bu, dan semoga Allah memberi kesempatan untuk anak anakmu tuk berbakti kepadamu aamiin). Setelah berjalannya proses melahirkan yang begitu mendebarkan, melelahkan, dan bertaruh nyawa pastinya. Lahirlah sang Alwi kecil, yang terlahir dengan sempurna, atas kuasa Allah, walau masih berumur 7 bulan kandungan. Sosok bayi kecil tersebut ternyata seorang perempuan, Namanya tetap alwi, tapi karena dalam tata bahasa arab untuk perempuan harus diakhiri dengan ta' marbutah (ة) maka menjadi Alwiyyah, yang disempurnakan menjadi Halimah Qosda Alwiyyah.
Ia adalah kakak perempuan pertama saya, oramg tua kami sangat bahagia, walau bukan laki-laki tak masalah, karena abah saya percaya beliau akan diberi keturunan laki laki pada akhirnya.
Selang 3 tahun berikutnya ibu saya mengandung dan melahirkan seorang anak lagi, yang ternyata, ia melahirkan bidadari cantik kembali ke dunia. Tak ada rasa kecewa, amanah ini merupakan dari Allah kata abah saya, kebahagiaan mereka bertambah rasa senang luar biasa, dikaruniai anak kembali oleh Allah, sebuah titipan yang gak semua pasangan segera mendapatkannya.
Tapi penantian sang putra masihlah tetap, tanpa mengurangi rasa syukur dan terhormatnya mendapat anugerah 2 putrinya.
3 tahun berselang, putri pertama yang sudah memasuki bangku MI (setingkat SD), putri kedua yang sudah mulai tumbuh besar dan sudah bisa berbicara dengan lancar.
Sang ibu kembali diberi amanah oleh Allah, untuk mengandung bayi ke tiga kalinya, lantas gimana kisah selanjutnya? Lanjut part selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada KalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang