04 | Cerita hari ini di malam penuh bintang yang indah

96 17 0
                                    

Semesta berlari keluar dari rumahnya dengan mengenakan celana tidur bergambar teddy bear serta hoodie biru muda yang menutupi baju tidurnya.

Langit tampak gelap, bintang-bintang mulai menampakkan diri. Di depan rumahnya, ada Angkasa yang tengah menatapnya gemas.  Semesta langsung saja menghampiri Angkasa dan menggenggam tangan sang kekasih. Ia mendongak dan tersenyum melihat wajah tampan Angkasa. Mereka berencana jalan-jalan sebentar menikmati udara malam sambil bercerita.

"Gimana hari ini? Capek?" tanya Angkasa.

Semesta cemberut, "Capek! Bentar lagi kan ujian jadi makin banyak belajarnya," celotehnya pelan.

Angkasa terkekeh gemas. Ia mengusak surai si manis, "Kan katanya mau masuk UI, semangat dong!" seru Angkasa sambil tertawa kecil.

Semesta hanya menanggapinya dengan kekehan kecil.

"Oh ya, tadi ada yang nembak aku. Ngeselin banget sumpah, dia gak percaya kalau aku udah punya pacar! Terus dia juga maksa banget nyuruh aku jadi pacarnya."

Semesta bercerita mengenai kejadian tadi siang di sekolah.

Angkasa hanya mendengarkannya, pandangannya tak lepas dari bibir si mungil yang terus berceloteh ria.

"Terus kamu terima gak?"

Semesta melototinya. Ia memukul lengan Angkasa pelan, "Kamu kira aku apaan nerima ornag lain pas udah punya pacar?" omelnya pada sang kekasih.

Lagi-lagi Angkasa terkekeh.

"Tadi juga di sekolah aku nyebelin banget," ujar Angkasa usai Semesta bercerita.

"Aku disuruh jadi pasangannya Shera buat prom kelulusan nanti karena katanya aku pasti bakal di-vote jadi king-nya," cerita Angkasa merasa kesal. "terus aku udah nolak kan, katanya kalau aku nolak aku gak boleh ikut prom biar gak di-vote."

Semesta menyimak, "Terus gimana? Kamu nerima?" tanyanya penuh penasaran.

Angkasa menatap dalam manik Semesta.

"Gak papa?"

Mereka berdua terdiam sesaat.

Kemudian Semesta tersenyum, "Gak papa dong! Kan cuma pasangan prom, kalau pasangan hati mah cuma sama aku."

Angkasa mencubit hidung Semesta, sejak kapan sang kekasih belajar menggombal.

"Beneran gak papa nih?"

"Iya!"

Angkasa tersenyum. Tiba-tiba ia jadi teringat percakapan dengan sang ketua kelas tadi.

"Ya udah gue gak bakal dateng di prom nanti."

Karena bagi Angkasa, yang namanya pasangan walaupun cuma sekedar partner gak jelas, tetap saja itu bukan hal yang bisa dijadiin candaan.

Angkasa gak mau Semesta-nya terluka cuma karena hal yang bahkan tidak ia sukai.

"Aku tolak."

Semesta menyerngit, "Tolak apa?"

Angkasa memeluk tubuh Semesta, "Aku tolak hadir di acara prom nanti," lanjutnya.

"Kok gitu?"

Yang namanya siswa tingkat akhir pasti menginginkan acara kelulusan itu, kan?

"Aku gak suka disuruh jadi pasangan Shera, lagian gak penting-penting banget juga."

Semesta mencubit pelan pinggang pemuda itu.

"Kan cuma acara doang?"

Angkasa menghirup rambut Semesta dan seperti biasa—wangi.

"Tapi kalau bukan Semesta pasangannya, aku gak bakal suka."

Buat Angkasa itu ... Semesta pilihan nomor satunya.

Semesta berusaha menahan senyumannya. Bersama Angkasa selalu membuat jantungnya berdetak tak karuan.

"Iya, yang cuma boleh sama Angkasa hanya Semesta doang," gumam Semesta.

Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi mereka.

Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- Senin, 2 Agustus 2021

Palette | dodamWhere stories live. Discover now