Chap 1. It was a set up

608 65 5
                                    

Tok.. tok..

"Masuk.."

"Selamat siang pak.."
Pluem menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan tersenyum kepada Pak Korn, rektor di kampusnya.

"Pluem menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan tersenyum kepada Pak Korn, rektor di kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duduklah Pluem.."

Pluem duduk dan tersenyum canggung. Ia sudah mengira-ngira pasti alasan dia dipanggil menghadap karena menunggak uang kuliah.

Mau bagaimana lagi. Ayah Pluem sudah tidak ada. Ibunya berdagang makanan di depan rumah. Penghasilannya pas untuk hidup sehari-hari dan membayar uang kuliah Pluem.

Tapi dua bulan terakhir ini ibu Pluem sedang sakit. Pluem sudah mengambil beberapa pekerjaan part time untuk membayar kuliahnya. Tapi masih belum cukup. Karena sebagian besar gajinya terpakai untuk biaya berobat.

"Kamu tahu kenapa dipanggil kesini?"
Suara Pak Korn membuyarkan lamunan Pluem.

"Tahu pak.. karena saya telat bayar uang kuliah kan.."
Pluem tertunduk malu.

"Iya, itu juga.. tapi sebenarnya ada alasan lain."

"Apa ya pak?" Pluem mulai bingung.

"Bapak mau menawarkan kamu perkerjaan sampingan. Gajinya 10 juta sebulan. Dan kamu bebas uang kuliah 4 semester. Bagaimana?"

Wajah Pluem seketika menjadi cerah.
10 juta per bulan itu jauh lebih besar dari yg didapatnya di kerja part time sekarang. Plus tidak perlu memikirkan uang kuliah 4 semester.

Saat ini Pluem sudah mahasiswa tingkat 3. Jika semua ujiannya lancar, ia akan lulus dalam 4 semester lagi. Pas sekali. Berarti sama saja gratis kuliah sampai lulus.

"Mau pak.. saya mau. Apa yang harus saya kerjakan pak? Kapan saya bisa mulai?" Tanyanya dengan antusias.

"Gampang kok. Bapak kebetulan punya anak perempuan. Belakangan ini dia di-stalk laki-laki ga jelas. Bapak mau pindahkan dia ke kampus ini dan bapak ingin kamu menjadi pengawalnya selama beberapa bulan. Yah.. sampai kira-kira bapak merasa aman untuk melepasnya tanpa pengawal."

Pluem terdiam. Hatinya mulai menimbang-nimbang.

Gajinya sih lumayan. Tapi mengawal anak perempuan pak rektor..
Bagaimana kalau sampai kenapa-napa? Seperti apa stalkernya? Jangan-jangan geng berandalan.

Pluem sendiri sebenarnya menguasai taekwondo. Tapi tetap saja pekerjaan ini beresiko. Dan lagi, sampai kapan ia harus menjadi pengawalnya?

"Pluem..? Jadi bagaimana? Setuju ya?"

"...."

"Kamu ga usah terlalu khawatir dengan stalker itu. Bapak sudah melaporkan juga ke polisi. Tapi sementara belum tertangkap, kamu mengawal anak bapak. Gitu."

"...."

"Apa gajinya kurang?"

"Ngga pak.. cukup kok.
Saya.. saya mau ambil pekerjaan ini pak."

"Nah gitu"
Pak Korn tersenyum lega.

"Kalau begitu besok jam 10 pagi kamu ke rumah ya. Ini alamatnya. Nanti saya kenalkan dengan anak saya."

"Baik pak."
Pluem menjawab mantap.

*****

"Ngga Pho.. Mon ngga mauu.."

"Ayolah nak. Tolong bantu Pho kali ini saja."
Pak Korn setengah memohon kepada Chimon.

"Kenapa Pho ngotot sekali mau membantu orang ini?"

"Ibu Pluem adalah teman lama Pho. Dia sedang sakit dan butuh biaya. Pluem tidak akan sanggup membiayai hidupnya, untuk pengobatannya, dan juga bayar kuliah."

"Pho mau bantu orang silahkan. Tapi kan bisa tinggal kasih uang saja. Kenapa harus minta dia jadi pengawal?"

 Kenapa harus minta dia jadi pengawal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pho tahu betul sifat ibunya Pluem. Dan Pluem juga sama. Dia tidak akan mau terima uang begitu saja. Pekerjaan ini hanya alasan Pho saja."

"Pindah kampus kan repot urusannya, Pho."

"Kamu tenang saja, itu sudah Pho urus semua."

"Iya, tapi.. kenapa aku harus menyamar jadi perempuan?"

Pak Korn berusaha keras menahan tawanya.
"Ah itu... Pho pikir yang pantas dikawal kan anak perempuan, bukan laki-laki. Makanya satu-satunya jalan, ya kamu menyamar sebagai perempuan. Nama kamu jadi... hmm.. Chimmy saja ya."

"...."

"Kamu kan dulu ambil ekskul drama, dan selalu jadi peran putri. Kamu jago dandan perempuan kan."

"...."

"Mau kan nak?"

"...."
Chimon masih memalingkan mukanya dengan sebal.

Pak Korn melirik HP yang di genggam Chimon.

"Hemm.. Pho lihat HP kamu layarnya retak. Mau diganti jadi Iphone seri terbaru ga?"

Chimon melirik ke arah Pho nya. Dalam hati mulai goyah.

"Uang saku naik 2 kali lipat."
Tambah pho nya

"Benar ya? Janji ya Pho?"
Chimon tersenyum lebar.

"Iya, janji.."

"Oke. Deal Pho..!"

Protect My Princess..!!  (TAMAT H.E.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang