Hello

79 4 0
                                    

"Anak-anak," Seorang pria berusia sekitar tiga puluhan mengetuk-ngetuk papan tulis menggunakan spidolnya. "Mohon perhatiannya sebentar."

Murid-murid yang tadinya sibuk dengan urusan mereka masing-masing serentak menoleh mendengar suara berat yang khas itu. Mr. Chris, wali kelas mereka yang sekaligus merangkap sebagai guru kimia, tengah memandang anak muridnya secara keseluruhan. Ia tampak berwibawa dengan guratan-guratan halus di dahinya.

"Siapa yang berada disebelahnya?" Keft malah memfokuskan perhatiannya kepada seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya, yang berdiri disamping Mr. Chris.

Karl, yang duduk sebangku dengan Keft, ikut mengalihkan perhatiannya dari Mr. Chris ke sosok pria yang ditanyakan oleh Keft. Seorang pria dengan rambut kecoklatan -sama dengannya- yang menundukkan kepalanya. Karl tidak dapat melihat wajahnya, tapi menurutnya pria itu pasti tampan. Ia mulai berpikir, siapa pria itu. Jangan-jangan, murid baru seperti yang dikatakan oleh Keft?

"Murid baru?" Gumam Keft, yang disetujui dengan anggukan Karl. Keft langsung menoleh dan tersenyum senang, "Waw, dia sekelas dengan kita. Tidak ku sangka."

Ketukan spidol di papan tulis kembali terdengar. Karl menatap Keft seakan memberikan isyarat 'Jangan mengobrol sekarang, waktunya tidak tepat' dan mereka kembali menatap lurus ke depan, menatap wali kelas mereka yang kini tengah tersenyum.

"Anak-anak, sebelum kita memulai pelajaran kimia hari ini, ada yang ingin saya sampaikan." Mr. Chris mulai menjelaskan. "Hari ini kita mendapat teman baru." Lanjutnya sambil menepuk bahu pria muda yang ada disampingnya.

Beberapa saat kemudian, pria muda itu mengangkat kepalanya, menampakkan wajahnya yang sedari tadi ia sembunyikan. Dengan segera, teriakan pelan dari para murid wanita terdengar. Teriakan penuh pujian. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang langsung memasang tampang manis dan sikap centil, sementara para murid pria hanya bisa terdiam, ada pula yang mengeluh.

"Tampan banget, Karl!" Seru Keft tertahan, mengomentari wajah pria muda itu.

Karl ikut memperhatikan pria yang akan menjadi teman sekelasnya itu. Ia tersenyum kecil, senang dengan pendapatnya yang tepat tentang pria itu. Benar-benar tampan. Pria dengan rambut kecoklatan itu mempunyai mata hazel yang warnanya serupa dengan rambutnya, dan ia tersenyum manis menampakkan lesung pipitnya.

Ketika sedang sibuk memperhatikan, tiba-tiba Karl beradu pandang dengan murid baru itu. Murid baru itu tersenyum ramah, yang dibalas dengan senyuman tipis dari Karl. Setelah itu, Karl mengalihkan pandangannya ke buku yang berada diatas mejanya, tidak lagi menatap ke depan. Pria itu tampan, sayangnya dia pasti populer, pikir Karl dalam hati.

"Oke, anak-anak, cukup pujiannya." Kata Mr. Chris kemudian yang ditanggapi dengan tawa para murid. "Steven, silahkan perkenalkan dirimu."

Steven mengangguk, "Nama saya Steven Christ William, salam kenal semua." Katanya seraya kembali tersenyum.

"Salam kenal, Steven!" Jawab para murid kompak.

"Baiklah Stev, silahkan duduk di.." Mr. Chris mengedarkan pandangannya. "Disebelah Kevin." Lanjutnya sambil menunjuk bangku kosong disamping Kevin.

Steven menganggukkan kepalanya lagi, dan berjalan perlahan menuju bangku barunya. Kemudian ia duduk disamping Kevin dan menoleh, disebelah kirinya duduk seorang gadis berkacamata yang tadi dilihatnya di lapangan dan yang beradu pandang dengannya tadi. Karl yang merasa diperhatikan, menoleh dan mendapati Steven tengah memandanginya.

"Hello," Sapa Steven singkat sambil tersenyum lebar.

"Harusnya kau menyapa teman sebangkumu dulu." Kata Karl acuh.

Steven sedikit kaget mendapat tanggapan seperti itu, namun ia kembali tersenyum dan menoleh ke arah Kevin. Kelas ini menarik, gumamnya pelan sebelum menyapa Kevin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang