7| ASING

7.4K 1.5K 165
                                    

Enggak. Kalian gak salah liat. Emang double up kok ini wkwk.

Gimana? udah jejerit?

Buna puas banget sama part sebelumnya. Pen liat Atlas kena marah sama Sunbies wkwk. Akhirnya kesampean juga. Selama ini anak emas banget dipuji-puji, disayang-sayang melulu. Sekali-kali harus dimarahin soalnya nakal banget.

Okay. Jangan lupa komen yang banyak!
votenya juga.

Happy reading everyone!


7| ASING

Atlas berdiri didepan sekretariat HIMME bersama dengan Johnny. Cowok itu menemui Johnny karena kelasnya sudah selesai. Sebenarnya Atlas bisa saja pulang namun dia memilih untuk sedikit lebih lama di kampus.

Saat tengah bercerita bersama, mata Atlas tidak sengaja mendapati sosok Arona yang berjalan seorang diri dari arah koridor bagian kanan. Tangan gadis itu tengah memegang beberapa buku yang cukup tebal.

Johnny yang menyadari arah pandangan Atlas menampilan ekpresi penuh arti sebelum beralih menatap cowok pemilik nama lengkap Atlas Harvino Kusuma.

"Masalah lo berdua udah kelar?" tanya Johnny. Seminggu setelah malam penutupan mabim waktu itu. Arona tidak pernah lagi bertegur sapa dengan Atlas. Ya walaupun sebelum kejadian waktu itu keduanya juga tidak punya hubungan yang bisa dikatakan ramah, tapi yang setidaknya masih lebih baik dari yang sekarang.

Atlas memang menceritakan apa yang terjadi pada Johnny. Jadi jangan heran mengapa Johnny bisa bertanya seperti itu. Dari semua teman-teman kampusnya, Atlas lebih sering bercerita ini dan itu pada Johnny. Pemikiran serta sikap cowok itu yang selalu dewasa dalam menyikapi sesuatu membuat Atlas menjadikan Johnny sebagai orang yang dipercayai untuk berbagi cerita.

Atlas menoleh pada Johnny sebelum kemudian menggelengkan kepalanya. "Belum..." ujar Atlas gantung. "Bagi gue," lanjutnya.

Johnny menggangguk paham. Dia turut prihatin namun tidak bisa melakukan apa-apa. Sikap Atlas waktu memang salah tapi dia juga tidak punya maksud untuk mempermainkan Arona.

Tapi seperti gadis itu terlanjur kecewa.

"Gue mau kasih saran," ujar Johnny.

Atlas kembali menoleh pada cowok itu. "Apa?"

"Kalau masalah lo udah selesai sama Arona. Saran gue lo jangan terlalu ikut campur urusan dia deh. Bukannya gimana sih, tapi disini lo bukan siapa-siapanya dia. Menurut gue salah satu faktor Arona kecewa berat sama lo karena dia ngerasa lo terlalu ikut campur sama urusan dia. Apalagi ikut campurnya lo malah merugikan buat dia," ujar Johnny yang terdengar masuk akal.

Benar kata Johnny. Atlas bukan siapa-siapanya Arona. Dia harusnya tidak perlu ikut campur dengan urusan Arona.

Atlas mengangguk. "Thanks,"

Johnny mengangguk sambil menepuk bahu Atlas. Ponsel yang berbunyi membuat Johnny mengeluarkan benda elektronik miliknya dari dalam saku.

Nama Wakahim tercintanya muncul disana.

"Halo,"

"Oh oke. Gue kesana sekarang,"

Setelah mematikan sambungan telpon. Johnny kembali menatap Atlas sebentar. "Gue duluan," pamitnya.

Atlas mengangguk. "Oke,"

Setelah kepergian Johnny, Atlas juga memilih untuk pulang. Dia juga tidak mempunyai urusan lagi di kampus.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang