Satu

4 3 0
                                    

"Pokonya aku gak terima, dan gak akan pernah mau terima anak itu."  Bentak ibu kepada ayahku

"Tapi, dia itu anak aku juga anak kandung aku dan aku punya tanggung jawab terhadap dia, kamu tolong ngertiin aku dan ngertiin dia juga, ibunya itu udah meninggal dia gak punya siapa siapa selain aku sekarang" Balas ayah ku dengan lembut.

Ini semua di mulai ketika ayahku baru pulang tadi.

Awalnya ibuku bahagia menyambut ayahku yang baru saja sampai di rumah setelah 1 bulan lalu melaksanakan tugas di luar daerah, yah ayahku adalah seorang tentara.

Ibuku dan aku dengan semangat keluar dari rumah untuk menyambut ayah, setelah mendengar suara mobil ayah memasuki pekarangan rumah.

Wajah ibuku terlihat sangat bahagia, tapi semuanya seketika berubah saat ayah menggandeng seorang anak laki laki keluar dari mobilnya.

Namanya jeon jungkook, kata ayahku dia adalah adik tiriku  yah dari istri kedua ayahku.

Ayahku menikahi ibunya saat melaksanakan tugas di daerahnya 17 tahun yang lalu (tampa memberitahu ibuku tentunya), sekarang ibunya telah meninggal, makanya ayahku membawanya kemari karna disana dia tidak punya siapa siapa dan lagi pula siapa yang akan membiayainya di sana

Ibuku terlihat sangat marah setelah mendengar semua penjelasan dari ayah, bagaimana bisa ayah menyembunyikan hal sebesar ini dari kami semua.

Awalnya aku juga marah kepada ayah, bahkan sangat marah tetapi, setelah mendengar semua penjelasannya aku jadi luluh dan menerima jungkook sebagai adikku.

Ayah dan ibuku bertengkar besar malam itu. Bahkan ibuku tidak membiarkan ayahku untuk masuk ke kamarnya walau sekedar untuk berganti baju.

Jungkook yang melihat pertengkaran itu merasa sangat bersalah, bahkan terlihat air matanya jatuh bercucuran

Ku raih tangan nya, membawanya kesebuah kamar yang berada tepat di samping kamarku

"Jungkook,.... Kamu gak usah sedih lagi yahh"

"Tap-tapi mereka jadu bertengkar gara gara aku, gak seharusnya aku muncul di antara kalian"

"Udah... Gak usah terlalu di pikirin, lambat laun ibu pasti bisa menerima kamu"

"Kalau ngak, aku harus gimana"

"Yahhh... Kalau ngak kan masih ada aku, kita ini saudara;)
Sekarang kamu panggil aku dengan sebutan kakak karna kamu lebih muda daripada aku"

"I-iya makasih yah ka-kak"

Aku meraih tubuhnya dan mulai memeluknya, ku rasakan airmatanya mulai membasahi bahuku,

Entah kenapa, aku merasa bahagia saat dia membalas pelukanku. Aku merasakan ada kehangatan di sana. 'Your is my younger brother'

◌◌◌◌◌◌◌◌◌

Aku terbangun dari tidurku dan kudengar di luar ayah dan ibu sedang melakukan perang mulut

Aku melangkah keluar dari kamarku, ku lihat disana ternyata ada jungkook yang sedang berdiri dan mengamati pertengkaran mereka, airmatanya mulai berjatuhan 'pasti anak itu merasa sangat bersalah'

Ku raih tangan jungkook, lalu menariknya untuk berlalu dari sana, ku bawa dia menuju taman yang ada di belakang rumah

Saat sampai, ku ajak dia duduk di sebuah bangku besi yang ada di taman itu

"Kamu jangan nangis dongg" Aku mengusap dan membersihkan air mata yang ada di pipi jungkook

"Masa Adik aku cengen gini" Tambahku, lalu dengan cepat dia memelukku dan terus menangis dengan nada yang sangat jelas terdengar. Aku balas pelukannya dengan hangat, agar dia merasa lebih tenang

"A-aku, pembawa masalah yah, di keluarga kakak?" Tanyanya, yang membuatku melepas pelukanku begitupun juga dengan dia

Aku menatapnya lebih dalam " Kamu jangan pernah mengucapkan kata kata itu lagi yahh, kakak gak suka" Ucapku sembari menghapus airmata yang kembali menets itu.

Hari ini hari sabtu, aku memilih untuk tidak kesekolah dulu karna memikirkan keadaan keluargaku yang saat ini sedang tidak baik baik saja.

Bukannya aku tidak peduli dengan pendidikan ku dan lebih mementingkan masalah ini, tetapi aku khawatir jika suatu saat ibuku kelepasan dan malah menyakiti jungkook

Perlu ku akui, walau baru semalam aku bertemu dengannya, aku sudah sangat menyayangi jungkook sebagai adikku dia bahkan sudah ku anggap sebagai adik kandungku sendiri, itu mungkin karna selama ini aku tidak pernah merasakan punya saudara kandung.

Waktu sarapan sudah di mulai, semua makanan sudah tertata rapih di meja. Aku, ayah dan ibu juga sudah duduk di kursi kami masing masing.

"Eh, jungkook mana kok gak ikut sarapan" Tanyaku pada siapa saja yang ada di sana

"Biarin aja, lagian kalau dia gak sarapan kan malah lebih bagus" Ucap ibuku terang terangan di depan ayah.

Ayah hanya terdiam dan tidak berani membantah perkataan ibu. Dia lebih menilih diam dan melanjutkan makannya.

"Ibu, jangan ngomong gitu dong pamali"

"Terserah kamu deh Ra" Ibuku merotasikan matanya malas, dan kembali melanjutkan makannya.

'Pasti si jungkook belum makan'

Aku berdiri dari kursiku, lalu mengambil nasi beserta lauk lalu menaruhnya ke sebuh piring

"Mau ngapain Ra?" Tanya ayahku penasaran

"Aku mau makan bareng jungkook ayah, di kamarnya, kasian dia kan belum pernah makan sejak kemarin malam"

Ayahku hanya mengangguki ku seakan setuju dengan apa yang ku lakukan saat ini. Sementara ibu, oh.. Sepertinya dia tidak peduli sama sekali

Ibuku memang sosok yang keras kepala.

Aku berjalan kearah kamar jungkook dengan membawa sebuah nampan yang berisi 2 piring dan 2 gelas yang pastinya sudah di isi dengan makanan dan minuman.

Aku sampai di depan kamarnya, kulihat anak itu sengang menatap kearah luar jendela dengan tatapan kosong

"Jungkook" Panggilku yang membuat lamunannya seketika buyar

"Kakak?... Kakak ngapain bawa ini masuk ke kamar" Menunjuk nampan yang ku bawa

"Yah buat kita makan lah, aku tau adik aku ini pasti belum makan kan ☺☺☺" Kataku sambil meletakkan nampan itu di atas meja dekat jendela

"Hehehhhh... Iya sih kaka, jungkook emang belum makan dari kemarin, jungkook sebenarnya gak laper kak, karna masalah ini😔"

"Gak boleh gitu, sebesar apapun masalahnya kita harus tetap makan, karna kita butuh tenaga untuk menghadapi sebuah masalah kan"

"Iya, sih kak... Makasih yah"

"Sama sama, sekarang kamu makan yah biar cepet gede, nanti kalau udah gede jadi tentara kayak Ayah☺☺"

"Siap kak Ara" Ucapnya dengan tangan kanan yang di dekatkan di pelipisnya membentuk hormat kepadaku. Ia juga senyum dan menunjukan gigi kelincinya 'manis' menurutku.

Halo salam kenal dari aku..
Btw ini cerita pertama yang aku publikasikan jadi kalau ada kesalahan dalam penulisan mohon di maklumi yah☺🙏

Jangan lupa voment

My Younger BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang