Hari minggu pagi, aku terbangun dari tidurku dan segera menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahku yang terlihat 𝘣𝘶𝘵𝘦𝘬 karna tak pernah ku rawat.
Aku keluar dari kamarku, dan kulihat ayah dengan badan kekarnya yang tertutup dengan baju ketat sedang bersiap siap untuk melakukan jogging,
"Pagi ayah nya Ara" Sapaku padanya lalu di balas dengan kedipan mata andalannya
"Ayah mau jogging yah?"
"Ngak, ayah mau jualan bakso"
"Ih ayah Ara serius"
"Iya, ayah mau jogging, kenapa? Ara mau ikut”
"Hmmmmm.... Boleh, oh iya sekalian ara ajak jungkook deh Yah, kasian dia dari kemarin di kamar mulu"
"Hmmm, boleh juga.. Yaudah sana gih siap siap"
"Siap komandan"
Aku berlari lari kecil menuju kamar jungkook, setelah sampai di sana, ku ketuk pintu kamarnya yang ternyata dia kunci
"Jungkook, ini kakak, kamu mau ikut jogging gak bareng kaka sama ayah" Panggilku dari luar kamar sambil mengetuk pintunya
Lama ku ketuk, tapi tak ada jawaban dari dalam, 'mungkin masih tidur' pikiran itu muncul di benakku.
Tapi masa sih dia gak bangun, padahal aku sudah mengetuk dan memanggilnya dengan suara yang sangat keras
Pikiranku jadi kemana mana, 'bagaimana jika jungkook nekat menyakiti dirinya'
Ku panggil pembantu, dan memintanya untuk mengambil kunci serep dan membuka kamar jungkook
Setelah di buka, ternyata benar dugaan ku jungkook melukai dirinya sendiri
Dia memecahkan sebuah gelas lalu menggores pegelangan tangannya menggunakan serpihan kaca itu
Dia tergeletak di lantai dengan keadaan pingsan 'setertekan inikah kau jungkook' tak terasa sebuah cairan bening keluar dari pelupuk mataku, setelah melihat keadaan jungkook
Aku meraih sebuah laci yang di dalamnya ada kotak P3K, sebelumnya ku minta pembantu yang tadi untuk membantuku mengangkatnya ke tempat tidur
Aku mengobati lukanya, lalu membalutnya dengan perban
Aku menatap lekat dan mengamati setiap inci wajah adikku ini, ku lihat wajahnya yang sangat terlihat sedih meski tak sedang sadarkan diri seperti sekarang.
"Dek, sekarang kamu punya kakak kamu bisa cerita semuanya sama kakak kamu gak perlu sampai nyakitin diri kamu kayak sekarang ini"
"Dek, kakak janji, kakak akan melindungi kamu, membela kamu, bahkan ketika dunia sekalipun yang membenci kamu kakak akan terus berada di samping kamu" Ucapku sembari mengusap lembut wajah jungkook ah wajah adikkuTring tring..
Terdengar suara pesan masuk di Hp ku, ternyata ayah yang mengirim pesan, aku sampai lupa kalau dia menungguku untuk melakukan jogging bersama, dengan cepat ku balas bahwa aku sedang merawat jungkook karna dia terluka, ayah terlihat khawatir terlihat dari balasan pesannya padaku tapi ku katakan bahwa jungkook baik baik saja, sehingga dia mersa lebih tenang dan kembali melanjutkan jogging nya
Aku meninggu sampai jungkook sadar, dari tadi aku tak pernah melepas genggaman tangan ku dan terus saja mengusap surai hitam nya
Dia sadar dan matanya mulai terbuka. Aku memandangnya penuh bahagia bahkan sangat bahagia
Saat matanya sudah terbuka dia langsung menatap wajahku dengan lekat lalu kemudian air matanya mulai keluar
Dia bangun dan langsung memelukku akupun membalas pelukan itu
"Kamu jangan berani berani lagi buat nyakitin diri kamu sendiri" Ucapku padanya, yang tampa sadar ternyata air mataku juga ikut keluar
"Jungkook gak tau harus gimana lagi, kemarin malam tante datang ke kamar aku, dia bilang kalau aku hanya pembawa masalah di keluarganya aku hanya akan membawa hal buruk di rumah ini, seharusnya aku mati saja katanya" Ucap jungkook sesegukan.
Tak ku sangka bahwa akan sekejam itu, sampai sampai batin jungkook tertekan sampai dia menyakiti dirinya sendiri
"Maafin ibunya kakak yah, gak seharusnya dia bilang gitu sama kamu, kakak minta maaf minta maaaafff babget sama kamu"
Jungkook melepas pelukannya lalu beralih menghapus air mataku, ku rasa jari jarinya bergetar saat itu "gak papakok kak, ini bukan salah kakak ataupun ibunya kaka ini semua salah aku, seharusnya aku gak ikut kesini" Ucapnya sendu
Ku raih tangannya yang sedang menghapus air mataku. Lalu ku genggam dengan hangat "udah.. Jangan nyalahin diri kamu sendiri, karna kamu berhak atas semua ini, ini juga kekuarga kamu ok" Tuturku menyemangati jungkook
"Ini kakak yang obatin" Melihat tanganya yang terlilit perban
"Iya, " Ucapku dengan senyuman mengarah pada adikku ini
"Oh iya, kamu kan baru pindah ke sini, kamu sekoalh kan yah?"
"Iya, aku sekolah tapi setelah pindah kesini mungkin, aku akan putus sekolah"
"Eh, jangan gitu. Kamu harus tetap melanjutkan pendidikan kamu, kamu udah kelas berapa?"
"Aku baru aja masuk kelas sebelas SMA"
"Oh, kalau gitu kita sama, bedanya aku baru masuk kelas dua belas, oh iya mending kamu sekolah di tempat kakak yah"
"Tapi kak"
"Gak ada penolakan, katanya mau jadi kayak ayah"
"Iya dehh"
"Semangat dong"
"Semangat"
Aku senang setelah melihat senyum dari adikku ini, rasanya hari akan lebih indah setelah melihat senyumnya.
◌◌◌◌◌◌◌♡
Siang ini aku mengajaknya ke sebuah pusat perbelanjaan, aku menuju sebuah tokoh baju dengan tanganku yang tak pernah ku lepas dari tangannya. 'Mungkin aku takut kehilangan adikku ini'
Aku mengambil sebuah seragam sekolah yang sama dengan seragamku, dengan corak kotam kotak di kerah baju dan celananya.
Setelah membeli perlengkapan sekolah untuknya, ku gandeng tangannya menunu sebuah toko baju khusus laki laki
Kuraih sebuah jaket hitam yang tampak mengkilap dan mencuri pamdanganku sedari tadi, ku tatap jungkook lalu ku lihat lagi jaket yang pegang ini 'cocok sekali'. Ku beri jaket itu pada jungkook agar dia memegangnya yah dan dia menurut saja tak pernah membantah apapun yang ku lakuka padanya
Setelah ke toko baju aku beralik menuju sebuah toko sepatu ku beli beberapa sepatu untuk jungkook 2 sepatu khusus sekolah dan 2 sepatu untuk santai.
Topi, yah aku butuh topi untuk jungkook, adikku akan sangat tampan ketika memakai topi. Ku raih topi jenis bucket hat (bener gak sih) dan sebuah beanie hitam dan ku sodorkan pada jungkook..
Dia memakainya dan... 'Imut sekali adikku ini' ku beli satu bucket hat dan dua beanie hitam untukya, ku pikir beanie itu akan bagus ketika di pakai ke sekolah.
Setelah belanja ku bawa dia ke sebuah salon memperbaiki potongan dan tatanan rambutnya, benar saja adikku sangat tampan setelah di cukur.
Puas belanja ku bawa dia ke sebuah restoran karna kudengar sesekali perutnya berbunyi
Kata terimakasih berkali kali dia ucapkan padaku tapi ku abaikan, karna tak ada kata itu dalam sebuah hubungan kakak beradik, itu memang kewajibanku untuk memenuhi semua kebutuhan adikku.
Jangan lupa voment
Makasih☺
