PROLOG

6K 259 17
                                    

Assalamualaikum :)
Ada satu hal penting yang perlu kalian ketahui sebelum membaca cerita ini :

Cerita ini hasil dari revisi jadi aku tak akan banyak kalimat pembuka+penutup disetiap partnya.

Santai aja bacanya ...
Semoga dapat dipetik amanat dan kebaikan dari tulisan ini. Jangan sampai hal-hal buruk yang tidak mendidik dari cerita ini dilakukan di dunia nyata, ya! ❤

┅┅┅┅┅┅┅༻❁༺┅┅┅┅┅┅┅

• TANGISAN RADEN •
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Catatan :

1. Bijak dalam memilih bacaan.
2. Pandai membedakan RL dan Fiksi.
3. Rileks.
4. Kalo ada kritik-saran boleh DM atau komen langsung
5. Mari kita saling memberi dukungan dan semangat.
6. Idol hanya visual.
7. Baca no.3 dan selamat membaca ...

Walaupun cerita ini sudah selesai, tapi aku berharap kalian bisa memberikan dukungan berupa vote+komentar di setiap chapternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun cerita ini sudah selesai, tapi aku berharap kalian bisa memberikan dukungan berupa vote+komentar di setiap chapternya.

Love U All 💞

Hari itu menjadi hari pertama Raden diajak untuk menginjakan kakinya di kediaman keluarga barunya—keluarga yang mengadopsinya dari panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu menjadi hari pertama Raden diajak untuk menginjakan kakinya di kediaman keluarga barunya—keluarga yang mengadopsinya dari panti asuhan.

Tangan mungilnya dipegang erat oleh kedua orang dewasa yang berdiri di kedua sisi tubuh kecilnya, sebuah usapan terasa lembut pada puncak kepalanya. Raden mendongak memperhatikan kedua orangtua angkatnya. Ia juga tidak melunturkan senyuman ketika keempat sorot mata teduh itu ikut membalas tatapannya.

"Ayo, Nak!" ajak sosok pria yang tersenyum ke arahnya. Atas hal ini, senyuman Raden pun terlihat untuk membalasnya. Tangan kecil Raden kini berusaha merapihkan kemeja gelap yang dipakai lalu menganggukkan kepalanya—memberihu bahwa dirinya sudah siap. Pintu yang tinggi dihadapannya menjadi fokus Raden selama beberapa detik.

Tangisan Raden [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang