40. Titik Terang

345 44 11
                                    

♪♬CINTA SALAH♬♪
Janlup Voment!!!

-You'reOnlyMine-

"Xela!!!" Panggil seseorang kala Xela berjalan termenung di koridor sekolah.

Xela menoleh, lantas mencari sumber suara. "Ola?" Setelah menatap sahabatnya itu, air mata Xela kembali menitik. Bahkan sedikit tersedu-sedu. Xela mengusap air matanya menggunakan tangan, lantas ia maju dan kembali menatap Ola. Sebenarnya ia ingin memeluk Ola, agar hatinya sedikit tenang. Namun... Ia ragu.

Ola tersenyum. "Sini," kode Ola. Xela mengedipkan matanya beberapa kali. Ia tak paham apa maksud Ola, bukannya ia sudah cukup dekat? Lalu kenapa Ola menyuruhnya untuk lebih dekat?

Ola menghembuskan nafas gemas. Lantas ia maju mendekati Xela. Setelahnya, ia memeluk tubuh lesu Xela. Xela yang awalnya sedikit terkejut langsung membalas pelukan Ola. Ia senang. Awalnya Xela mengira bahwa Ola akan turut membencinya seperti orang lain, tapi ternyata tidak.

"Hiks... O-Ola..." Xela kembali mengekspresikan perasaannya.

Puk. Puk. Puk.

"Syut. Nggak usah sedih."

"A-aku- Alex. Hiks..."

"Gue percaya kok, Lo nggak ngelakuin itu. Bener, kan?" Tanya Ola sembari mengurai pelukannya dengan Xela.

Xela mengangguk di tengah isaknya. "A-aku bahkan, sama s-sekali nggak tau. Hiks..." Xela kembali memeluk Ola. Untuk mencari ketenangan.

Ola mengelus punggung Xela beberapa kali. Berharap sahabat polosnya itu merasa lebih baik. "Gue percaya kok. Jangan khawatir, ya?" Ola menghapus air mata Xela setelah melepas pelukan mereka.

"Ntar gue bantu lo buat cari bukti, kalo lo nggak salah. Oke?"

Lagi-lagi Xela mengangguk. Ia akan mengesampingkan urusannya mengenai orangtuanya, yang terpenting ia harus menyelesaikan masalah ini dulu. Baru ia lanjut mencari tahu tentang asal-usulnya yang belum tentu akan membuahkan hasil.

"A-aku mau ketemu Joko..." Lirih Xela.

"Joko? Mau ngapain?" Tanya Ola penasaran.

"Pengen curhat... Udah lama nggak ketemu dia..."

"Yaudah, ntar pulang sekolah gue temenin lo temuin dia di rumah sakit, ya? Katanya dia udah baikan."

"B-beneran? Makasih banget, La. Kamu udah baik banget sama aku. Selalu bantuin aku. Makasiihh bangeeeeeetttt."

Ola tersenyum lebar. "Fungsi sahabat, kan, emang buat selalu ada gimanapun kondisi sahabatnya."

"A-aku nggak nyangka bakal dapet sahabat sebaik k-kamu hiks..."

Ola tak bicara lagi, tetapi ia masih setia menarik kedua sudut bibirnya. Beberapa saat kemudian Ola merangkul Xela dan berjalan bersama menuju kelas mereka.

-You'reOnlyMine-

Seperti rencana sebelumnya. Xela dan Ola sekarang sudah berada di halte menunggu angkutan umum untuk menuju ke rumah sakit. Jangan kalian kira selama jam sekolah Xela baik-baik saja. Karena baik di dalam kelas maupun di luar kelas ia tak pernah luput dari cacian dan julidan orang-orang. Namun Xela berusaha kuat, toh, ada Ola disampingnya.

You're Only Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang