Sebelum baca...
Follow wattpad kedua
@vionacadeeFollow instagram
@faizahjahro___Happy reading___
"Ya, sakitlah! Udah tahu itu menyakitkan, masih juga kamu tanya?!" seru Donia dengan nada kesal. Ia memegangi hidungnya yang kembali merasakan nyeri untuk kedua kalinya dalam waktu yang sangat singkat akibat tubuh Brandon yang keras seperti batu.
"Oh," jawab Brandon singkat, datar, tanpa ekspresi yang berarti.
Donia menatapnya tak percaya. Dalam hati, ia ingin sekali kalau bisa merobek-robek ginjal cowok itu karena betapa menyebalkannya respons yang diberikan. Masa iya, setelah membuat hidungnya nyeri lagi, jawabannya cuma “oh”?
“Ish, nyebelin banget! Masa cuman bilang ‘oh’?!” gumam Donia penuh kekesalan, suara pelan tapi cukup terdengar. Ia memalingkan wajah, pura-pura tidak peduli padahal sedang mendidih di dalam.
Brandon memperhatikan Donia yang mendumel dengan gerakan-gerakan kecil yang lucu. Ada sesuatu dalam ekspresi gadis itu yang entah kenapa membuat bibirnya terangkat sedikit sebuah senyuman tipis yang hanya muncul sesekali dalam hidupnya.
Namun senyuman itu tak luput dari mata Donia. Ia langsung menunjuknya dengan penuh antusias, seolah baru saja menyaksikan fenomena alam langka.
“Hei! Kamu barusan senyum, kan? Wah, akhirnya! Meskipun... yah, tipis banget sih, kayak garis spidol yang hampir habis,” kata Donia sambil tertawa geli, bahagia melihat sisi baru dari cowok yang selama ini seperti batu es berjalan.
Brandon hanya menghela napas pelan, lalu berdeham ringan. Tanpa berkata apa-apa, ia berbalik badan dan mulai melangkah pergi begitu saja, meninggalkan Donia berdiri sendiri di tengah lorong.
“Eh?! Woi! Aku kok ditinggal?!” teriak Donia sambil melangkah cepat mengejarnya. Suaranya menggema, tapi Brandon sama sekali tidak menoleh, seolah-olah suara Donia hanyalah angin lalu yang tidak layak didengar.
Donia mengerucutkan bibir, kesal bukan main. "Nih orang minum air es kali ya waktu lahir? Dingin banget." Gumamnya sambil mempercepat langkah, berusaha menyusul cowok yang terus berjalan seakan tidak punya rasa bersalah.
Di sisi lain...
Dari kejauhan, sepasang mata memperhatikan dengan tajam gerak-gerik Brandon dan Donia. Mata itu milik seorang gadis berambut pendek, dengan tatapan tajam dan penuh perhitungan. Matanya menyipit, dan rahangnya mengeras begitu melihat Donia berdiri begitu dekat dengan Brandon.
"Beraninya kau mendekati Brandon..." desisnya lirih namun penuh ancaman.
Gadis itu adalah Rangel seseorang yang selama ini diam-diam menyukai Brandon dan tidak pernah benar-benar menyerah untuk mendekatinya. Ia sudah lama mengincar cowok itu, bahkan sebelum Donia menginjakkan kaki di sekolah ini. Dan kini, tiba-tiba saja muncul sosok anak baru yang terlihat mencuri perhatian Brandon. Itu cukup membuat darah Rangel mendidih.
Rangel menyeringai miring, sebuah senyum sinis terbit di wajahnya. Di balik sinar matanya yang penuh amarah, muncul ide licik yang mulai tumbuh dan berkembang menjadi rencana busuk.
Dengan gerakan cepat, ia merogoh saku roknya dan mengeluarkan ponsel. Jarinya menari di layar, lalu menempelkan ponsel ke telinga sambil berjalan menjauh dari kerumunan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah Brandonia [TAMAT]
RomanceBrandon terang - terangan menyukai Donia, tapi saat hubungan mereka mulai tumbuh, Brandon tiba- tiba pergi ke luar negeri tanpa kabar. Bertahun - tahun kemudian, saat hampir lulus kuliah, ia kembali masih dengan rasa yang sama, dan satu harapan semo...