Dual Cultivation 801-1000

Bab 888: Apa yang Anda Lihat?

Setelah berlama-lama di sekitar patungnya sendiri selama beberapa menit, Su Yang berbalik dan bersiap untuk pergi.

"Ayo pergi, Xiao Rong."  Su Yang berkata padanya.

Namun, tepat ketika mereka bersiap untuk pergi, sesosok tiba-tiba turun dari langit dan mendekati kota.

Ketika Su Yang merasakan tekanan yang tak terduga ini tiba-tiba muncul, dia dengan cepat berbalik dan berkata, "Xiao Rong, berlutut dan turunkan kepalamu! Jangan melihat ke atas sampai aku menyuruhmu melakukannya!"

Su Yang mengikuti sarannya sendiri dan berlutut dan menundukkan kepalanya seolah-olah dia sedang menyapa seseorang yang penting.

Xiao Rong mengikuti gerakan Su Yang dan berlutut di sampingnya.

Ketika orang lain melihat apa yang dilakukan Su Yang, mereka mengangkat alis dengan bingung.

Sesaat kemudian, suara keras yang terdengar seperti genderang perang tiba-tiba bergema di seluruh kota.

Ketika orang-orang di dalam kota mendengar sinyal ini, mereka semua mengikuti Su Yang dengan berlutut dan menundukkan kepala.

"Cepat! Berlutut! Seorang Immortal akan datang!"  Kata ayah anak itu kepadanya.

Anak laki-laki itu mengangguk dan mengikuti ayahnya dan berlutut.

Beberapa saat setelah semua orang berlutut di lantai, sesosok sosok memasuki kota dan terbang lurus ke tengah.

Sosok ini kemudian berhenti dan melayang tepat di depan patung selama beberapa menit tanpa bergerak.

Tentu saja, tidak ada seorang pun di kota yang berani mengangkat kepala mereka selama ini, dan kota itu begitu sunyi sehingga orang akan mengira itu adalah kota yang ditinggalkan.

"Dua ribu tahun ... aku menunggumu selama dua ribu tahun hanya untuk mengetahui bahwa kamu telah mati? Apakah kamu bercanda, Su Yang?"  Sosok ini tiba-tiba bergumam dengan suara rendah.

Ketika Su Yang mendengar suara ini, dia tanpa sadar mengangkat kepalanya untuk melihat sosok di langit meskipun mengetahui risikonya.

Mata Su Yang melebar ketika dia melihat kecantikan yang tiada taranya melayang hanya beberapa meter di depan patungnya, dan ingatan mulai mengalir ke kepalanya seperti semburan air yang tiba-tiba.

Dan saat Su Yang mengangkat kepalanya untuk melihat kecantikannya, dia berbalik untuk menatapnya dengan kerutan di wajahnya.

Dia kemudian mengulurkan tangannya dan melakukan gerakan memberi isyarat dengan jarinya.

Detik berikutnya, tubuh Su Yang mulai terangkat dari tanah dan terbang menuju wanita cantik itu.

'Jangan bergerak, Xiao Rong!'  Su Yang memerintahkannya melalui akal sehat saat dia bersiap untuk melindunginya.

"Apa yang kamu lihat, gemuk?"  Wanita cantik itu bertanya dengan suara dingin yang membuat tulang punggungnya merinding, termasuk orang-orang lain di daerah itu.

Su Yang bisa merasakan punggungnya basah oleh keringat dingin setelah mendengar suaranya.  Apa pun yang dia katakan selanjutnya akan menentukan apakah dia hidup atau mati.

Tentu saja, Su Yang tidak ragu-ragu dan membuka mulutnya.

"Saya minta maaf, Peri Abadi. Kepala saya tanpa sadar terangkat ketika saya mendengar kesedihan dalam suara Anda, seperti suara ibu saya selama pemakaman ayah saya, yang juga meninggal karena kesedihan tak lama setelah itu."  Su Yang menjawab dengan senyum minta maaf di wajahnya....

Alis wanita cantik itu berkedut setelah mendengar kata-katanya yang tidak terduga, dan kemarahan di hatinya sedikit mereda.

"Hmph!"

Setelah hening sejenak, wanita cantik itu dengan dingin mendengus sebelum melambaikan lengan bajunya, mengirim Su Yang kembali ke tanah tanpa menyakitinya.

Kemudian dia berbalik dan terbang tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Su Yang memperhatikannya menghilang dengan kilatan penyesalan di matanya.  Betapapun dia ingin memberi tahu wanita cantik itu bahwa dia masih hidup, dia tidak bisa mengumpulkan keinginan untuk melakukannya dan membiarkannya menyelinap pergi.

Setelah Peri Abadi benar-benar menghilang dari tempat itu, orang-orang di sana akhirnya mulai mengangkat kepala mereka dan kembali berdiri.

Namun, mereka segera berbalik untuk melihat Su Yang dengan tidak menyenangkan— bahkan ekspresi marah di wajah mereka.

"Dasar gendut! Apa urusanmu?! Kamu hampir membuat kami semua terbunuh sekarang karena kamu tidak bisa mengendalikan dirimu!"  Salah satu dari mereka mengutuknya.

"Apakah kamu tidak tahu bahwa kamu tidak seharusnya melihat Dewa tanpa izin?! Kamu bisa membunuh kita semua!"

Semua orang di sana mulai mengutuk Su Yang dengan marah, tetapi Su Yang tidak menyalahkan mereka, karena itu benar-benar salahnya sekarang.

"Xiao Rong, ayo pergi."  Su Yang tidak berlama-lama di tempat itu dan segera pergi bersamanya.

Begitu mereka meninggalkan daerah itu, Xiao Rong bertanya kepadanya, "Tuan, mengapa kita tidak bisa melihat para Dewa?"

"Karena ada kemungkinan bahwa kamu mungkin menyinggung seseorang hanya dengan melihat mereka secara salah, dan Dewa sangat kuat sehingga mereka dapat menghapus seluruh kota semudah bernafas. Ada banyak situasi di mana manusia secara tidak sengaja menyinggung Dewa, mengakibatkan banyak  kehidupan yang tidak bersalah. Faktanya, itu telah terjadi berkali-kali sehingga telah menjadi aturan tak terucapkan bahwa Anda tidak dapat melihat Dewa tanpa izin mereka."

"Akhirnya, aturan tak terucapkan ini menjadi begitu umum sehingga berubah menjadi logika. Jadi setiap kali ada Immortal, semua orang akan berhenti bergerak dan menundukkan kepala mereka sehingga mereka tidak bisa secara tidak sengaja menyinggung salah satunya."  Su Yang menjelaskan situasinya kepada Xiao Rong.

"Tentu saja, aturan ini hanya berlaku untuk manusia yang berada di luar. Anda tidak harus mengikuti aturan seperti itu jika Anda berada di dalam sekte atau properti pribadi yang dimiliki oleh Immortal lain."

"Aku mengerti ..." Xiao Rong bergumam dengan suara rendah.

"Selamat datang di Empat Surga Ilahi, Xiao Rong."  Su Yang berkata padanya dengan senyum di wajahnya.

"Kau akan segera terbiasa."

"Ngomong-ngomong, aku punya satu tempat lagi untuk dikunjungi di kota ini sebelum kita bisa pergi."

Beberapa waktu kemudian, Su Yang memimpin Xiao Rong ke sebuah bangunan besar di suatu tempat di kota.

"Jadi tempat ini masih berdiri bahkan setelah 2 ribu tahun, ya?"  Su Yang bergumam.

"Di mana kita?"  Xiao Rong bertanya.

"Di sinilah saya dulu tinggal bersama Meiqi sebelum kami membangun kabin di luar kota," katanya.

Tinggalkan