Pt.26

713 45 3
                                    

Happy Reading

"Kecelakaan apa?" Tanya gue dengan pelan

"waktu itu aku masih kuliah, itu mobil pertama ku yang dibeliin sama papa. Nggak mahal dan itu mobil bekas, waktu malem aku ngendarain dengan sangat kencang sampai akhirnya aku hilang kendali gara-gara lampu mendadak merah."

Johnny menatap gue yang menyimaknya seksama sambil menggengam tangannya dengan erat, penuh penyesalan di dalam ceritanya. Ekspresi mukanya bahkan matanya sedikit memerah

"Mobil ku gatau nabrak apa tapi dalam keadaan kebalik dan aku masuk rumah sakit nggak sadar dalam 4 hari saat aku bangun nggak ada siapapun didalam ruangan itu. Mama sama papa dateng besoknya, aku cuman luka di bagian tangan dan kepala."

"Tapi udah nggak papa luka itu nggak parah." Sambungnya tersenyum mengusap kepala gue dan mencium tangan gue

"Kamu hebat banget bisa bertahan, terima kasih karena sudah berjuang ya." Lirih gue mengelus kepala belakangnya dan tersenyum begitupun sama Johnny

"Aku nggak mau kejadian kaya gitu lagi, mulai dari itu aku udah jarang banget naik mobil sampai akhirnya aku ketemu kamu." ujar Johnny dengan tersenyum tipis ke arah gue

"Aku?? Kenapa?" tanya gue yang bingung

Memang setiap kali Johnny menyetir dia selalu terlihat sangat hati-hati bahkan kaya dia udah nggak pernah ngebut kaya ngebut banget, maximal speedometer nya di angka 100 itu udah paling kenceng. Keliatan aja dia kaya jago banget sama mobil tapi selama ini dia bertindak sangat hati-hati dan gue juga yakin pasti Johnny juga trauma

"Aku tau rasanya sendiri, itu nggak enak. Terkadanga terlalu menyedihkan dan luang." kata Johnny lagi dengan sendu

Gue mengangguk, "kamu nggak perlu khawatir lagi ya sekarang ada aku ada Liam dan member baru kita bakal ketemu besok. Kamu nggak akan pernah sendiri."

"Dan itu kenapa, di speedometer aku taruh foto kamu dan Liam dan adik." Johnny tersenyum terkekeh dengan riang

"Oh ya? Ada foto adik juga?"

"Hhhh kamu gak peka nih, foto polaroid adik waktu udah naik ke 9 bulan." ujar Johnny sambil agak cemberut

"Biar aku ngendarain mobil pelan-pelan juga hati-hati atau nggak aku nggak akan pernah ketemu kalian." lanjut Johnny mengeratkan genggamannya pada tangan gue

"Ya gimana dong kalo naik mobil kan aku fokusnya ke kamu ke Liam bukan kemana-mana." kata gue dengan melihat langit-langit ruangan terakhir ngelirik ke Johnny juga

"Jangan gitu aku salting nih!"

Gue ketawa ngeliat mukanya yang lucu saat tertawa itu, bahkan pipinya yang sedikit memerah. Terkadang bisa manly bisa cute bahkan bisa menjadi sangat random dengan ekspresinya yang banyak itu

Bukankah gue sangat beruntung memilikinya?

Johnny kembali menidurkan kepalanya disamping lengan gue dengan keheningan itu dia kembali mengelus perut gue, sesekali mencium tangan dan bahu gue

"Ssshh sakitnya makin kerasa..." lirih gue

"Apa perlu aku panggilin dokter?"

Gue menggeleng dan menggengam tangannya erat, ini bahkan udah jam 2 pagi gue sama sekali belum tidur dan Johnny tadi udah sempat terlelap setengah jam tapi kebangun lagi tidur lagi dan kebangun lagi. Akhirnya dia mutusin buat beli kopi dan lanjut nemenin gue yang belum bisa tidur, pas mau nyoba tidur rasa perut gue sakitnya lebih perih dari jam ke jam

"Aku pengennya sama kamu aja, gak mau dipanggil dokter dulu."

"Tapi kamu kesakitan sayang diperiksa sebentar aja ya." ujar Johnny yang udah khawatir banget

[✔️] The One and only Hushband ; Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang