Saya Bereinkarnasi Sebagai Penjahat, Tapi Mengapa Saya Menjadi Pelayan Kucing?

chapter 9

Count Larscel merobek surat nikah kami dengan marah.

Namun, nama yang terukir di jari kami tidak terhapus.

“Tidak ada gunanya, Hitung. Bahkan jika kamu melakukan itu, sumpah tidak akan dicabut sampai dua orang yang sama menandatangani sumpah yang sama dengan mantra yang sama lagi.”

Duke of Blois mengatakan ini kepada Count Larscel dengan nada menggoda.

Kalau dipikir-pikir, tanda tangan Countess juga terukir di jari manis tangan kiri Count.

“Yang Mulia Kaisar tertarik pada Rowaine! Saya ditetapkan untuk menjadi pejabat pemerintah! Ketika Yang Mulia Kaisar mengetahui hal ini, dia tidak akan membiarkan Duke pergi tanpa cedera!”

"Tentu."

Duke menghadapi Count Larscel dengan ekspresi tenang.

"Tapi, apakah kamu bertanya kepada Kaisar apa yang akan dia lakukan padaku, Count?"

“Yah, tentu saja, bahkan jika aku belum bertanya…!”

“Tidak ada yang tidak wajar tentang seorang pria dan seorang wanita yang sedang jatuh cinta. Saya tidak tahu saya akan menikahi Nona Rowaine begitu tiba-tiba, jadi mengapa tidak bertanya kepada Kaisar terlebih dahulu dan kemudian mengancam saya?

"Ini…!"

"Kaisar dan kamu bukan orang yang sama, jadi berbicara seolah-olah kamu adalah Kaisar cukup lancang."

Itu adalah peringatan bahwa bukanlah ide yang baik untuk berbicara atas nama Kaisar dan menggunakan otoritas Yang Mulia, terlepas dari penentangannya terhadap pernikahan putrinya sebagai seorang ayah.

Mendengar itu, Duke of Blois berpaling dari Count Larscel dan mengulurkan tangannya kepadaku dengan wajah licik.

“Ayo pulang, Istri.”

Saat dia menyapa saya dengan hormat, saya tersenyum ketika jelas bahwa dia akan menerima kondisi yang telah saya nyatakan sebelumnya.

Segera, ksatria bersenjata Duke berjalan, dan Count Larscel tidak punya pilihan selain duduk di depan para ksatria dan menyaksikan Duke of Blois meninggalkan tanah miliknya.

* * *

Aku naik ke kereta Duke membawa karung emas Rowaine yang telah kusembunyikan dengan cermat sepanjang malam.

Di antara kerumunan, Nigel, yang berdiri di sana menatap kereta, menarik perhatianku.

Saya meninggalkan mansion dan memberi tahu Duke bahwa saya ingin membawa seorang pria, jadi dia harus mengurus sisanya sendiri.

'Beranilah.'

Saat kereta berangkat, Count Larscel yang putus asa muncul saat dia mengintip ke luar jendela.

"Apakah tidak apa-apa untuk pergi begitu saja?"

Duke of Blois menatapku dengan wajah apatis, dagunya bertumpu pada satu tangan.

"Apakah menurutmu datang ke Blois di tempat Renée Larscel akan menjadi proses yang mulus?"

"Tidak juga…"

"Mungkin Anda pikir saya akan berurusan dengan akibatnya."

Yah dia tidak salah, jadi aku hanya bisa tersenyum canggung. Dia mendengus saat melihat reaksiku.

“Aku akan mengurusnya sesuai keinginanmu, jadi jangan khawatir. Saya lebih suka melakukan itu daripada melihat wajah Anda dalam kondisi itu. ”

Aku menyentuh wajahku yang masih bengkak.

Dia memperhatikan saya ketika saya melakukan ini, mungkin bertanya-tanya apa yang saya lakukan.