Satu persatu murid-murid SMA tampak datang mengerubungi sesuatu. Bak pertunjukan sulap yang memukau, sorak-sorai tampak terdengar nyaring. Ditengah-tengah nya ada dua orang remaja yang sedang berbaring ditanah, saling memukul satu sama lain.
Tak ada yang berani untuk melerai, bahkan berfikir untuk melerai pun sudah tak berani. Jadi mereka hanya menikmati perkelahian itu.
"Gw yakin sih pasti Alaska yang menang"
"Gak mungkin juga dia kalah!"
Bisik-bisik terdengar dari sekumpulan siswa siswi itu.Bugh...bugh..
Remaja laki laki bertubuh bongsor tersebut tak henti hentinya memukuli seorang lain nya yang tampak bertubuh lebih besar."Aska! Anjir udah dongg... Itu anak orang nanti mati wee" hanya seorang Mild yang berani melerai mereka, yang tak lain adalah sahabat Aska.
Mild berusaha menghentikan aksi sahabatnya itu sebelum para guru datang, karena dengan bodohnya mereka malah berkelahi di tengah lapangan sekolah.
Tanpa mendengarkan perkataan sahabat nya itu, Aska terus saja memukuli lawannya yang sudah hampir tak sadarkan diri -wajahnya sudah tak berbentuk, dihiasi darah akibat dari tinjuan sang lawan.
"ARKANA ALASKA DEVANTARA! KAMU LAGI YAA!!"
Teriakan seorang wanita parubaya terdengar nyaring dari belakang kerumunan itu. Para murid yang tadi nya berkerumun, memilih untuk bubar ketika para guru datang. Kana juga sama, ia menghentikan aksi nya tak kalah tangannya dicekal oleh salah seorang guru.
Beberapa murid berkumpul dalam ruang kepala sekolah yang tampak sunyi itu, termasuk Kana yang sedang terduduk tenang sambil menuliskan kalimat demi kalimat dalam selembar kertas.
Pihak sekolah menganjurkan untuk berdamai dan Aska harus menuliskan rasa sesal nya dalam sebuah surat perjanjian.
Tidak adil memang jika Aska hanya mendapatkan hukuman seperti itu, tapi pihak sekolah juga tidak berani memberikan hukuman yang berat. Mau bagaimana pun, orangtua Aska merupakan donatur terbesar bagi sekolah ini.
Setelah selesai menandatangani kertas itu, Aska langsung saja berdiri dan segera keluar meninggalkan ruangan itu.
Drt..drt..
Baru beberapa langkah, ponselnya tiba-tiba saja berdering menandakan adanya panggilan masuk. Aska segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang mendial nya
"Den, saya sudah berada di parkiran. Ibu meminta saya untuk menjemput anda" ucap orang diseberang yang tak lain adalah supirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA DEVANTARA
FanficBerkisah tentang Alaska yang mau tak mau menerima bahwa diri nya dijodohkan dengan seorang pria. Dijodohkan saja sudah tidak masuk akal rasa nya, namun lebih tidak masuk akal lagi bahwa ia dijodohkan dengan seorang pria sama seperti nya. Hubungan s...