[ Name ] seperti pawang binatang buas dalam circus. Entah mad dog, black panther, atau wolfy Sho dijuluki dia akan tunduk, pernyataan hewan yang lebih memilih mati daripada harus patuh tak lagi berlaku jika cerminannya, sho Saat ini. Pertujukan kerap di pertontonkan oleh pasangan yang genap satu pekan kurang tiga menit itu.
Ada satu waktu dimana Sho mengizinkan [ Name ] memborgol lehernya, diberi pengait yang menyambungkan rantai panjang agar si pemilik nama tak lagi marah. Menggantikan kucing hitam yang Sho mutilasi empat kakinya, peliharaan [ Name ].
Sho tidak tau.
Alhasil [ Name ] ngambek, terlampau marah sampai menerima tawaran Sho. Nurani baiknya sekaan tenggelam dalam ego, buat orang-orang yang melihat berpikir Sho menularkan sifat gila pada kekasihnya sendiri.
[ Name ] menarik ujung rantai akibatnya kepala Sho menyentak kedepan, mendesis, "waktu aku bilang pengin paha kentucky, ya paha ayam!"
"Aku cuma mau buatin kentucky karena kamu yang minta, tapi ngga ada ayam--"
"Kamu pikir! Aku mau makan kentacky paha kucing? ENGGA SHO!! Apalagi kucing peliharaan."
"Maaf, cantik."
[ Name ] memutar bola matanya jengah, dilarang luluh hanya karena sanjungan seorang penjahat berdarah dingin. [ Name ] berjalan cepat menggeret Sho menyusuri koridor sekolah melewati beberapa pasang mata yang menatap keduanya pelik, pemandangan tidak lazim antar pasangan.
Toro berdiri menjulang didepan Amu, menutup penglihatan gadis itu. Upi mengangkat dua bahu enteng, bejatnya melumrahkan keadaan yang terbilang sering terjadi. Kiki mencebik kasar menyayangkan bodohnya Sho saat terjerat hubungan romansa.
"Terlalu hebat mencintai seseorang membuat Sho edan," cibirnya.
[ Name ] menggiring Sho kehalaman belakang sekolah, meletakan kantong plastik berisi mayat kucing hitam beserta potongan kakinya ditanah. [ Name ] merunduk melihat peliharaannya mati mengenaskan, air matanya luruh membasahi plastik, berbaur menyatu dengan darah kucing yang menempel.
Bohong Sho tak punya empati menilik wajahnya datar sejak tadi, untuk hal lain mungkin tidak, tapi ini [ Name ]. Tangis si cantik seakan mencabik-cabik jantungnya, Sho pikir balasan harus setimpal. Setidaknya saat menggantikan hewan peliharaan dia wajib totalitas.
Sho menepuk dua pahanya, dan mengulurkan lengan, berucap, "lakukan hal yang sama padaku. Dan berhenti menangis."
[ Name ] menggertakan giginya. "Your shit!!! Gali aja tanahnya buat kuburan mayat kucingku. Berhenti bertingkah diluar nalar, SHOTOO!" Mutlak [ Name ] terisak.
Sho berlutut menuruti apa yang dikatakan [ Name ], dia mulai menggali tanah cukup dalam. Kemudian [ Name ] lah yang membenamkan mayat kucing dalam kantong plastik ke tanah, ia timbun sisakan gundukan tanah memberi peristirahatan terakhir yang layak untuk peliharaannya.
"Jangan lakukan hal gila terhadap hewan, menganggap mereka objek tak berarti yang bisa kamu mainkan seenak hati. Itu pelanggaran..." Lirih [ Name ]. Berdiri, menarik rantai yang sedari tadi ia genggam mengikis jarak membawa wajah Sho mendekat padanya.
"Patuhi, atau hubungan kita berakhir?" Lanjut [ Name ] mengancam, mengerahkan seribu persen nyali yang jauh-jauh hari ia kumpulkan untuk keadaan kritis.
Tatapan Sho lebih gelap, lantas menidurkan kepala disalah satu bahu [ Name ] buat empu terperanjat dari rasa was-was. Mula-mula nafas berat Sho menerpa, menggelitik perpatahan leher [ Name ]. Kemudian...
"Tetap bersamaku. Dan menuntut perubahan pada seseorang juga pelanggaran," balasnya cenderung memutar balik kalimat [ Name ].
━ 𝗦𝗵𝗼 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘁𝗶𝗸 𝗹𝗶𝗰𝗶𝗸.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒 𝐇 𝐈 𝐓 ...
Fanfiction𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡 ┈┈┈┈┈┈ ▼𝖪𝖾𝗅𝖺𝗄𝗎𝖺𝗇 𝖲𝗁𝗈 𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗐𝖺𝗋𝖺𝗌. 𝖡𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝗉𝖺𝖼𝖺𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂 ██████████████████████ 𝐋𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐠𝐞 | 𝖭𝗈𝗇 𝖻𝖺𝗄𝗎. ©𝐒𝐡𝐨𝐭𝐨 | 𝖠𝗆𝗈𝖾𝖻𝖺 𝖴𝗐𝖴. 𝐆...