chapter O12

36K 4.4K 757
                                    

dear, sejauh ini aku mau bilang makasii dulu sama kalian yg udah mau baca, udah mau nungguin book ini.

makasii buat vote dan komen nya yang bikin aku semangat buat nulis lagi.

stay safe n healthy ya kalian!

Haechan dan Renjun serempak mendongak saat menyadari mobil hitam milik Mark yang ditunggu akhir nya sampai juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan dan Renjun serempak mendongak saat menyadari mobil hitam milik Mark yang ditunggu akhir nya sampai juga. Menarik diri dari kursi tunggu keamanan, Renjun berlari kecil mendekap tubuh Jeno yang baru saja turun dari pintu samping pengemudi.

Mereka saat ini berada di lantai dasar apartemen tempat Hyunjin tinggal, setelah setengah jam yang lalu lelaki berbibir tebal itu memberitahukan bahwa Jaemin ada bersama nya. Hyunjin bahkan juga memberitahukan apa yang mungkin akan dilakukan lelaki manis itu saat ia menemukan nya.

"Maaf karena sudah membatalkan janji kita, tapi aku takut sekali Nana kenapa napa saat ini."

Jeno menarik senyum kecut, mengusap surai coklat Renjun pelan. "Tidak apa-apa, lain kali saja hm?"

Sementara itu Mark juga bergegas mendekat ke arah Haechan yang juga sudah berdiri dari dari duduk nya, meraih kedua tangan kekasih nya itu lalu menggenggam nya erat, berusaha menyalurkan energi positif. Lelaki kelahiran agustus itu menarik senyum hangat, ia tahu betapa cemas nya Haechan sekarang.

"Tidak apa-apa, bukan salah mu juga. Jaemin pasti bisa mengerti, ayo kita temui dia."

Mark menahan langkah nya begitu merasakan berat pada tangan nya, ia lantas menoleh kembali ke arah Haechan yang menggeleng kecil.

"A-aku belum siap." cicit nya pelan.

Lelaki pemilik alis camar itu berbalik kembali mendekati sang kekasih. Tangan kanan nya bergerak ringan menyelipkan surai jatuh Haechan ke belakang telinga.

"Sayang, bukan satu tahun dua tahun kalian berteman. Itu wajar jika kalian bertengkar, kau hanya perlu memperbaiki nya dengan meminta maaf. Lagipula Jaemin pasti sangat membutuhkan mu saat ini."

Perasaan Haechan semakin tidak karuan saat mendengar kalimat akhir yang diucapkan sang kekasih. Iya, Jaemin membutuhkan nya? Jaemin percaya pada nya, di kondisi ini, di masalah serumit ini, dia malah menyudutkan lelaki manis itu, tanpa bertanya bagaimana keadaan lelaki itu sejauh ini.

Tadi, beberapa jam yang lalu saat matahari masih terik-terik nya di atas sana. Saat dirinya mendapati dengan mata kepala nya sendiri bagaimana apartemen Jaemin dalam keadaan kosong. Itu sudah lewat dari dua jam yang lalu dari kelas pagi yang mereka ikuti. Lalu kemana lelaki manis itu pergi dengan ponsel nya yang sengaja dinon-aktifkan. Jaemin sedikit gila, Haechan tahu benar itu. Bagaimana lelaki itu bisa salah mata lalu berakhir menyakiti diri nya sendiri.

Memasuki lima jam, enam jam sampai matahari berpindah letak di barat sana. Haechan sudah hampir gila meneriaki Jaemin di bising nya jalanan sampai akhirnya Hyunjin menelpon Renjun memberitahukan bahwa Jaemin telah aman bersama nya.

IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang