Andika Mavin Atmaja

40 7 7
                                    

Kenalkan, aku Andika Mavin AtmajaAtau biasa dipanggil Andika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenalkan, aku Andika Mavin Atmaja
Atau biasa dipanggil Andika.

Namaku terdengar biasa saja bukan? Nenek ku yang memberikannya. Beliau bilang arti dari nama Andika adalah 'kehormatan tertinggi', haha sangat lucu.

Aku tinggal bersama ayah, ibu, dan kembaran ku.

Ayah ku bernama Vernando gratavic dan
Ibuku bernama Regina.

Dan kembaranku bernama, Aldi Aditama Gratavic.

Ya, terselip nama ayah disana namun tidak ada nama ayah di namaku. Aku sudah mencoba bertanya pada ayah, namun yang ku dapat hanya tatapan tajam dan 'kamu ga pantes punya nama saya', hm kenapa ga pantes ya?

Namun saat aku mencoba bertanya lagi, nenek menarikku dan mengelus suraiku 'nama Andika saja sudah cukup untuk lelaki berhati malaikat seperti kamu', saat itu umur ku baru tujuh tahun.

Nenek adalah satu-satunya sosok yang menyayangi ku di rumah, aku tidur dengannya. Beda dengan Aldi yang tidur di lantai atas dengan fasilitas sangat lengkap.

Aku selalu dibedakan dengan kembaran ku sendiri, bahkan aku tak boleh bermain dengannya kenapa? Bukankah kita berdua berasal dari rahim yang sama?

Dirumah Aldi diperlakukan bagai pangeran,ia selalu dibacakan dongeng, dibelikan mainan mahal, dan dicium keningnya saat pulang sekolah, ia bahkan memiliki motor sendiri saat umur nya masih empat belas tahun.

Sementara aku? Haha entahlah, aku bahkan tak ingat kapan terakhir kali ibuku tersenyum padaku.

Saat umurku lima belas tahun, nenek pergi untuk selamanya, orang yang satu satunya menyayangi ku, orang yang satu satunya ada disamping ku, mengelus suraiku dan tersenyum hangat saat aku sedih, kini tak ada lagi. Aku benar-benar terpuruk saat itu.

Namun aku sadar, rasa sedih ku tak akan bisa membuat nya kembali, aku mulai menjalani hari hariku seperti biasa walau dengan tatapan benci dari orang tuaku sendiri.

Saat ini, aku berkuliah disebuah kampus tengah kota, dengan bantuan beasiswa pastinya.

Aku bekerja paruh waktu di sebuah toko buku dekat kampus, gajinya cukup untuk beberapa keperluan ku, karna aku memang tak pernah diberikan uang oleh orang tuaku semenjak lulus SMA.

Dan hari ini, umurku genap berusia dua puluh tahun, aku keluar dari toko kue untuk membeli kue kecil untuk ulang tahun ku sendiri.

Aku berjalan menuju halte bis untuk pulang ke rumah, dan merayakan ulang tahun ku sendiri.

࿉࿉࿉

" Happy birthday to you "

" Happy birthday to you "

Riuh tepuk tangan menggema di ruang tamu yang cukup besar itu.

" Tiup lilinnya sayang "

Seorang anak laki-laki berperawakan tinggi mengangguk pelan, ia meniup lilin ber angka 20 di sebuah kue ulang tahun berwarna putih di depannya yang disambut tepuk tangan lagi.

Seorang wanita yang tak muda lagi mencium kedua pipinya, " Selamat ulang tahun sayang, semoga panjang umur dan selalu menjadi kebanggaan kami semua", ucapnya disertai senyum tulus.

Lelaki itu hanya tersenyum maklum, ia mengambil pisau dan memotong kue itu, menyuapkannya pada wanita tadi, lalu tersenyum setelahnya.

" Anak ayah udah 20 tahun sekarang, tetap menjadi kebanggaan ayah ya ", ucap seorang lelaki tegap dengan rambut yang sedikit putih.

Lelaki itu tersenyum dan mengangguk, ia mengeluarkan handphone canggih dari dalam saku nya, " Kita foto dulu ya", ucapnya pada semua orang yang ada di ruangan itu.

'Cekrek'

Foto itu terlihat sangat sempurna, ada kasih sayang orang-orang disana, keluarga dan teman dekat, semua orang menyayangi nya.

Sangat berbeda dengan keadaan seorang pemuda di sebuah ruangan kecilnya.

Ia duduk dengan sebuah kue kecil di depannya, kue itu berhias sebuah lilin di atasnya.

"Happy birthday to me"

"Happy birthday to me"

Nyanyiannya sangat lirih hingga hanya ia sendiri yang bisa mendengarnya, ia lalu meniup kue itu dan memakannya sendiri.

Tak ada teman, keluarga, atau siapapun yang mengucapkan kata selamat padanya.

ia masih bisa tersenyum walau dengan air mata berlinang di pipinya saat mendengar suara tawa dan tepuk tangan dari luar kamarnya.

࿉࿉࿉

Lanjut ga? ʕ •ᴥ•ʔ

After 22 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang