Hari ini kampus terlihat ramai seperti biasanya, para mahasiswa/i terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. Andika berjalan dengan tas tersampir di bahunya, ia bersenandung kecil sesekali menyapa orang yang ia kenal.
Kakinya membawanya pada gedung fakultas nya, melihat kelas masih belum ramai karna kelas akan dimulai sepuluh menit lagi. Andika duduk di bangku ketiga dan mulai membaca buku yang akan dipelajari nanti.
Satu setengah jam berlalu dan kelas pun usai, Andika keluar dari kelas untuk menuju kantin. Perutnya kosong karena ia tak sarapan pagi tadi.
Berlari kecil menuju kantin dan mengantri untuk memesan makanan.
"Aduh anjrit", latah Andika saat seseorang tak sengaja menabrak bahunya dan menumpahkan kuah soto di tangannya.
"e ayam", latah seseorang yang tak sengaja menabrak nya, meletakkan mangkuk sotonya asal dan melihat tangan Andika yang memerah karna ketumpahan kuah soto miliknya.
Seseorang yang menabrak nya tadi tanpa berpikir panjang menarik tangannya untuk duduk, mengeluarkan kotak obat miliknya dan mulai mengobati tangan Andika yang terkena kuah panas tadi.
"Sorry banget gua ga liat lu tadi, maafin gua ya", celoteh nya tanpa mengalihkan pandangannya dari tangan Andika.
Andika mengangguk maklum, "iya saya gapapa, saya maafin"
"Antriannya panjang banget sampe desak desakan, gua ga liat lu tadi, gimana tangan lu rasanya?", seseorang tadi bertanya sambil mengemas kotak obat yang tadi ia keluarkan.
"Udah agak mendingan", jawab Andika menatap tangannya yang agak memerah teroles obat.
"Gua Zanifa, panggil zifa juga gak papa", ucap seseorang itu tersenyum cerah menampakkan gigi putihnya yang tersusun rapi sambil menyodorkan tangannya.
"Saya Andika", Andika menyambut tangan gadis itu dan membalas senyumannya.
"Lo udah mesen?", tanya gadis itu semangat, senyum di bibirnya tak luntur sedari tadi.
"Belum"
"Gua yang pesenin, lo mau apa?"
"Nggak usah, saya bisa sendiri", Andika menjawab dan ingin berdiri jika saja gadis itu tak menghentikannya.
"Lo duduk aja disini, lo mau apa?"
"Ehm, terserah aja"
Zanifa tersenyum dan mengangguk, ia dengan cepat berdiri dan mengantri, senyum tak juga luntur dari wajahnya entahlah, ia merasa sangat senang karna bertemu dengan Andika.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 22 years
Ficción GeneralKenapa ketidakadilan selalu berpihak padanya? Kenapa semesta sangat kejam padanya? Kenapa ia tak bisa merasakan bahagia seperti yang lain? Pertanyaan yang selalu berputar di kepala pemuda yang bahkan tak tau salahnya apa. don't like don't read!