Aku membenci kehadiran mu, sama hal nya aku membenci kepergian mu.
Lagi, lagi dan lagi. Seputar waktu tentang mu berotasi dikepalaku, seakan tak ingin aku melupakan nya. Kamu pengen banget ya? Sampek harus ngingetin tiap detik.
"Tangan ku kosong, kamu gak mau genggam?" - Rafka
"Gak ah ngapain?" -Anjani
Sekarang tangan ku yang kosong, ngeliat kamu aja udah gak bisa, apalagi genggam tangan kamu
"Janiii, tawaf yuk" -Rafka
"Tawaf?" -Anjani
"Iyaa, kita tawaf ke kota" -Rafka
"Hhhh" - Anjani
Sekarang, siapa yang ngajakin aku tawaf? Gak ada. Gak akan ada. Ternyata bener ya, kamu limited edition. Hhhh
"Kamu tau gak?" -Rafka
"Seandainya..." -Rafka
"Seandainya..." -Anjani
KAMU SEDANG MEMBACA
evanescent
Подростковая литератураpada akhirnya, aku terduduk kembali pada tempat yang sama. menatapmu dari dekat, sedangkan kau menatap ku dari kejauhan. banyak kata andai yang ingin ku sampaikan. 'seandainya'.... bukan kah itu kata yang kau sukai? mengapa tidak kau ucapkan lagi? a...