Gift © Yue. aoi
Rate : M
Pair : Artem Wing x Reader
Disclaimer : Tears of Themis and all of the character belongs to Mihoyo.
Note : Explicit Sex Scene, BDSM.
.
.
Tatapan perempuan berambut coklat itu tertuju pada layar komputer yang memperlihatkan sebuah email yang baru saja diterima beberapa menit yang lalu. Rasanya benar-benar sulit dipercaya. Berapa kali pun melihatnya, apa yang tertulis di email itu masih tak berubah. Email itu berasal dari lembaga yang berwenang mengadakan ujian pengacara di Stelis, isinya mengenai dirinya yang lulus ujian sebagai pengacara senior.
Ia tak mampu menahan diri untuk tidak tersenyum sumringah. Terlihat jelas kalau suasana hatinya sangat baik saat ini. Kalau saja ia tidak sedang berada di dalam ruangan bersama sang partner yang sedang sibuk membaca berkas kasus, rasanya ia ingin menjerit keras-keras.
Rasanya ia harus memberitahu sang partner sesegera mungkin ketika waktunya tepat. Ia segera melirik sang partner sekilas dan tersenyum, namun lelaki itu menyadari tatapannya dan segera meletakkan berkasnya begitu saja di atas meja, lalu menengadah.
"Kau terlihat senang, [y/n]," ucap Artem seraya tersenyum lembut.
Ya, lelaki itu tersenyum tipis bahkan tanpa ia sadari saat menyadari perempuan yang dicintainya itu terlihat bahagia meski ia tidak tahu alasannya. Di matanya, perempuan itu tampak begitu manis dan melihat senyumnya saja sanggup membuat penatnya langsung sirna.
"Artem, terima kasih banyak! Berkat rangkuman yang kau berikan, aku berhasil lulus ujian pengacara senior," ucap [y/n] sambil tetap mengulas senyum.
Rasanya perempuan itu benar-benar tidak tahan lagi. Kalau saja mereka tidak sedang bekerja, ia ingin segera menghampiri sang partner lalu memeluknya erat-erat. Ia menyadari kalau lelaki itu adalah tipe orang yang sangat menjunjung tinggi profesionalitas. Kehidupan personal dan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda.
Artem segera bangkit berdiri dan mengabaikan berkasnya untuk kali ini. Persetan dengan berkas itu, ia memutuskan untuk mengikuti impulsnya kali ini. Tanpa sadar, ia bahkan sudah melangkah mendekati perempuan berambut coklat dengan mata besar yang indah itu, lalu merentangkan tangan dan memeluknya begitu erat.
"A-artem?" ujar [y/n] dengan sedikit tergagap. Sesaat tubuhnya seolah membeku karena terkejut dengan apa yang dilakukan lelaki itu.
Aroma cedar samar-samar menguar dari tubuh Artem. Kehangatan pelukan lelaki itu seolah menjalar ke seluruh tubuh [y/n] dan sensasi otot yang terbungkus di balik kulit lembut yang menyentuh kulit [y/n] itu terasa bagaikan candu yang tak sanggup dilepaskan.
Rasanya hangat, namun juga kokoh. Sulit menampik bahwa sentuhan Artem melahirkan sebuah kenyamanan instan.
"Selamat, [y/n]. Ini hasil kerja kerasmu," bisik Artem dengan suara yang rendah dan sedikit berat.
Hembusan napas lelaki itu terasa membelai permukaan kulit [y/n] dan sedikit menggelitik. Ini benar-benar tak bisa dibiarkan kalau ia tidak mau kehilangan kendali serta merisikokan profesionalitasnya sebagai seorang pengacara. Sangat memalukan kalau ia kehilangan kendali atas gairah yang mendadak memuncak dan melakukan hal yang tidak senonoh di kantor.
Wajah perempuan itu sedikit memerah. Pikirannya mulai liar kalau saja ia tak segera mengendalikan diri dengan mengingatkan bahwa ia sedang berada di kantor. Ia segera membalas pelukan sang mentor dan sepenuhnya merasakan kehangatan tubuh itu.
"Malam ini ... kau masih mengurus pekerjaan?" tanya [y/n] dengan suara pelan yang sedikit mengalun di akhir kalimat.
Wajah Artem sedikit memerah. Menghabiskan satu tahun sebagai pasangan hidup sekaligus pasangan kerja dari perempuan itu cukup untuk membuatnya menyadari ke mana arah percakapan semacam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gift (Reader x Artem Wing One Shot)
Fanfic[Note : BB21+, Explicit Sex Scene, BDSM] . . Mendengar nama Artem Wing di ruang sidang merupakan salah satu hal yang membuat para prosekutor di Stellis gemetar. Bagaimana tidak? Lelaki itu mampu mengalahkan dua pengacara senior dari Baldr yang merup...