"Minggir kalian"
"Gausa teriak bocah"
"Inces lewat ya harus minggir"
Hari masih pagi, dua bocah seumuran sudah berada di Mall. Maafkan mereka yang bolos sekolah hanya karena mengikuti bubu-nya berkencan dengan lelaki.
"Masih pagi lho, sudah-sudah gak baik dilihat orang-orang" bubu melerai mereka yang saling adu mulut.
Yasudah perkenalkan
Kirana Farasyah atau di panggil bubu yang sudah berumur 27 tahun.
Zafaranya di panggil Ara, yang masih berumur 18 tahun.
Satu lagi Zalsya Alfiana di panggil Aca, masih 17 tahun yang sebentar lagi 18.Sekedar info bubu itu tante mereka.
Ara dan Aca hanya bersepupu.Karena hasutan mereka akhirnya bubu kembali berkencan dengan beberapa pria lagi, patah hati dari putusnya hubungan bubu dan mantannya membuat ia masih belum bisa membuka hati.
"Jadi bu, kali ini siapa lagi?" Tanya Ara kepo dengan pria yang bakal di kencani Kirana.
"Dia seorang dokter, tapi dia bukan tipe bubu sih. Tapi coba aja dulu" Kirana sedikit menekuk wajahnya karena kesal.
"Bubu, coba dulu buka hati. Nungguin om Bagas terus, cueknya minta ampun"Ara memberi saran sedangkan Aca hanya manggut-manggut saja.
"Bubu kalau kencan suka ajak kami, padahal bisa sendiri.. tapi gapapa makan gratis" ucap Aca heboh.
"Aneh aja kalau bubu datang sendiri, seruan main sama kalian bocah-bocah"
"Bubu, ingat umur. Eh btw siapa nama cowo kali ini?" Tanya Ara, membuat Kirana mendelik kesal.
"Alfian"
"Namanya bagus banget, pasti mukanya ganteng" Aca girang akan melihat cowo ganteng di khayalannya.
"Harus ganteng, kamu tau kan bubu sukanya yang ganteng. " Ucap Kirana bangga membuat mereka membuang muka.
"Iya deh bu"
Lama mengelilingi mall, akhirnya sampai di tempat tujuan.
"Kalian duduk disini aja, pesan sepuasnya"
Mereka yang mendengar berteriak heboh, membuat beberapa pasang mata menatap mereka aneh.
Kirana menghampiri pria berjas putih tersebut, Ara dan Aca terpelongo melihat ketampanan dokter itu.
"Gilak ganteng banget, kalau kali ini bubu ga berhasil, udah orang ke 7 yang dia tolak bulan ini" ucap Ara dengan pancaran terkagum melihat pria yang di ajak bicara Kirana.
" Ra, lo mau makan apa?" Ara sontak menoleh, dan menulis pesanan mereka.
"Btw taruhan yuk, menurut lo kali ini bubu nolak atau nggak?" Bisik Aca, Ara hanya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap, Ndan!
Teen Fictionthis is true story. Tapi aku ubah alurnya sedikit. Bukan lapak cewe menye-menye!