1.

536 65 4
                                    


Pagi yang sangat cerah namun, tak secerah wajah si pria manis yang saat ini tengah berada di dalam ruangan kerjanya. Sebuah butik yang ia bangun dari jerih payahnya sendiri.

Par Jimin, pria manis itu memijit pelipisnya yang terasa begitu pening saat beberapa kali pria itu mendengar suara ketukan dari benda yang di lempar ke arah jendela.

"Aish!"

Jimin pun beranjak dari duduknya, melangkah ke arah jendela dan menatap jengah pada sosok pria tampan yang menyandang status sahabat seperpopokan nya.

"Jimin-ah!"

"Sudah ku bilang pergi! Aku sibuk!"

"Ayolah, rileks kan kepalamu. Lihat, wajahmu sudah semakin kusut seperti kain-kain itu."

"Mulutmu sepertinya minta di jahit, Tae."

"Ey.. kalau kau menjahitnya, aku tak bisa membuat kekasihku mendesah. 'ahh yesss Daddy mulutmu sangat enak ahhh..'"

"Sinting!"

Jimin pun segera menjauh dari jendela untuk kembali ke meja kerjanya. Menulikan pendengaran nya, tak menghiraukan teriakan dari sahabat gilanya, Kim Taehyung yang mencoba meyakinkan Jimin untuk berhenti sejenak dari pekerjaan nya.

"Heh bantet! Turun! Atau aku obrak abrik butikmu sekarang juga!"

Jimin hanya memutar kedua bola matanya jengah. Tak sekalipun menghiraukan ucapan pria berkulit tan itu dan memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

.
.
.

Hingga pada akhirnya, Jimin dengan wajah kusutnya kini berada di sebuah restoran yang tak jauh dari butiknya. Menatap sengit pada Taehyung yang sedang menikmati makanan di depannya dengar tenang.

"Makan Jimin."

"Males."

"Makan kok males? Sayang kalau tidak dimakan, nanti nangis tuh."

"Nangis kepalamu hah!"

Jimin mendengus, rencana ingin menyelesaikan pekerjaan nya sekarang tertunda. Ia pun berdecak dan beranjak dari duduknya membuat Taehyung yang masih menikmati makanannya seketika berhenti.

"Mau kemana?"

"Keluar."

"Ngapain?! Sini ajah. Habisin tuh makanan nya."

"Bentar ish! Mau telepon pelanggan dulu. Karena mu pekerjaan ku tertunda!" Sewot Jimin yang mana mendapat cengiran dari sahabatnya.

Jimin pun akhirnya berlalu dari tempatnya, menuju ke arah pintu sambil menatap pada ponselnya.

Bruk!

(Abaikan waktunya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan waktunya)

Jimin terlihat begitu kesal karena pria aneh tadi. Tampan memang tapi, sayang sekali tabiatnya sungguh buruk, mengingat kejadian itu tak sedikit pun pria itu berniat menolongnya.

The Sweet One Who Stole The Heart (KOOKMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang