Malam

22 2 0
                                    

Ichinose Tokiya.

Ia adalah orang yang mampu memberi impresi 'elegan' untuk Cecil. Sosoknya tenang bagaikan air, perfeksionis seperti guru etika Cecil di Agnapolis, serta segelintir kesan misterius layaknya malam. Bagi Cecil, Tokiya itu laksana malam purnama di danau yang tenang. Namun entah mengapa, ada kabut menutupi terangnya bulan. Cahaya bulan redup terkalahkan oleh kabut.

Cecil suka dengan mata Tokiya. Netranya yang gelap selaras dengan warna rambutnya. Tokiya mirip seperti bunga hydrangea ungu yang hanya dapat Cecil temukan di Jepang.

Sesungguhnya taman hydrangea ungu yang tumbuh di dekat danau serta ditemani gelapnya malam berkabut adalah manifestasi sosok Ichinose Tokiya bagi Cecil.

━━━━━━━

Tempo hari, Cecil diundang untuk membintangi sebuah acara hiburan di salah satu stasiun televisi. Tidak hanya Cecil saja yang diundang, Tokiya juga turut diundang bersamanya untuk menjadi bintang spesial di episode terbaru acara tersebut. Pangeran Agnapolis ini diam-diam mengetahui fakta mengenai Tokiya tidak menyukai acara hiburan, pun ia paham betul akan sifat profesional Tokiya yang sudah pasti akan menerima tawaran pekerjaan walau tak menyukainya. Tokiya memiliki konsep bahwa segala pekerjaan harus diselesaikan dengan sempurna.

Perfeksionis.

Sifat yang sudah melekat di dalam dirinya. Cecil saja kagum sekali kepada Tokiya. Rasanya, Cecil tidak pernah seperfeksionis ini. Walau sudah tahu pasti apa jawabannya, Cecil tetap bertanya apakah Tokiya akan menerima acara ini atau tidak. Empu yang ditanya hanya menyetujuinya dengan tenang, tanpa sanggahan sedikit pun.

Huh, Cecil saja tidak mampu setenang Tokiya bila dihadapkan hal yang tidak disukai. Ia melihat ikan saja sudah tidak mau, apalagi menyentuh ikan dengan perasaan ikhlas? Uh, itu tidak mungkin! Andaikan sifat Tokiya yang satu ini bisa disumbangkan kepadanya barang sedikit pun.

"Acara hiburan, eh? Hanya kalian berdua saja?" tanya Otoya begitu mengetahui ada acara yang mengundang dua dari mereka, STARISH. Ia sedang berada di kamar tidur Cecil dan Camus. Saat itu Camus belum masuk kamar, jadi Otoya menyelinap ke dalam kamar sang adik sambil membawa gitar kesayangannya.

Dipikir-pikir, Cecil jarang sekali menghadiri acara hanya berdua dengan Tokiya. Walaupun ada masanya mereka berada di satu kegiatan yang sama, pasti ada member lain juga di sana.

"Tapi ini acara hiburan, ya. Apa Tokiya mau?" Otoya bertanya lagi sembari menyetel senar gitar lalu memetiknya guna mengetes nadanya. Cecil mengangguk, "Iya, dia menerima undangannya. Bukankah Tokiya tidak senang dengan acara hiburan? Mengapa diterima, ya?"

"Haha, jangan terlalu dipikirkan. Tokiya memang begitu. Menurut dia itu pekerjaan harus dilakukan dengan betul, sempurna, pas!"

'JRENG!' Otoya menggenjrang gitarnya.

Akhirnya nada sudah pas. Otoya memainkan sebuah lagu dengan gitarnya lalu mulai bernyanyi.

Cecil yang mendengar pernyataan Otoya barusan jadi berpikir. Mengapa kita harus melakukan semuanya dengan sempurna? Cecil, sih, tidak akan peduli dengan profesionalitas jika disuruh melakukan hal yang dibenci. Orang yang ekspresif seperti Cecil benar-benar tidak bisa memahami mengapa Tokiya mampu mengebelakangkan perasaannya. Sifat tenang Tokiya itu terlalu hebat, ia bisa mengontrol emosinya dengan baik. Cecil jadi merasa seram dengan Tokiya.

Tak bisa menemukan jawaban dari tadi, lama-lama Cecil ikut bernyanyi mengikuti alunan lagu sampai Otoya diusir dari kamar oleh Camus yang sudah kembali.

━━━━━━━

Berkabut, temaram, akan tetapi ada sebuah taman hydrangea yang menghiasi sekeliling danau.

MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang