Tujuh❄️

840 91 22
                                    

"Aku sayang douma"

"Aku berharap menjadi teman hidupnya"

"semoga dia selalu baik baik saja"

______________________________________

Douma pov

Ku gendong badannya yang telah bersimpah darah menuju markas "nya". Dada ku terasa sesak, sudah sangat lama ku tak merasakan rasa seperti ini, waktu terasa sangat cepat kenapa aku melakukan itu?, apakah kali ini miraii akan mati?..

"miraii bertahanlah, jangan tinggalkan diriku" kata semangatku yang entah dia mendengarkannya atau tidak.

Tiba tiba saja langkah ku menjadi berat, apalagi melihat miraii berada di gendongan ku, akankah ku serahkan miraii ke "Dia"

DOUMA POV END
______________________________________

Tiba saja langkah douma terhenti, Matanya terlihat berkaca kaca ia tidak pernah membayangkan nasib dirinya dengan miraii akan menjadi seperti ini, nasi telah menjadi bubur tidak ada yang bisa memutar balikkannya, sama seperti 17 tahun yang lalu.

"Douma..,rasanya sakit" kata miraii yang tiba tiba saja terbangun lemah di gendongan Douma."Tenang miraii aku akan memanggil nakime, pasti akan cepat sampai bertahanlah sebentar saja!!" Jawab douma berusaha menenangkan miraii.
"Douma, kau tau? Setiap siang aku selalu berjalan jalan, dan aku selalu berharap dapat berjalan dengan mu, terkadang juga aku berasa seperti orang tidak berguna, tetapi kau selalu menyemangatiku,mungkin ini saatnya aku pergi, aku tidak mau membebani mu" kata miraii tersenyum lemah.
tiba tiba saja mata douma berkaca kaca dan mulai menangis, ini pertama kalinya dirinya merasa sedih.
"miraii jangan bilang begitu, diriku sangat merasa terhormat dapat membesarkan dirimu dan menyayangi mu, kau tidak membebankan diriku, dirikulah yang tidak berguna miraii maafkan diriku aku akan senantiasa menjagamu, kau harus bertemu tuan ku, jangan menyerah!!!" Jawab douma yang langsung mendapatkan anggukan dari (y/n) yang langsung tak sadarkan diri.

"NAKIME!!! BUKA PINTUNYA!!!" Teriak douma yang langsung tiba tiba saja ada sebuah pintu muncul dan terbuka, douma pun langsung memasukinya, sebuah ruangan yang sangat banyak dan berbentuk sangat tidak beraturan.

Mata douma langsung tertuju kepada sosok pria tinggi dengan jas hitam dengan topi berwarna putih, ia langsung menidurkan miraii di bawah tatami di sebelahnya dan langsung bersimpuh di hadapan sosok pria itu, pria itu adalah kibutsuji muzan.

"Tolong bantu aku selamatkan miraii" kata douma dengan memohon, ia sangat menaruh harapan kepada bosnya itu.

______________________________________

MUZAN POV

Tiba tiba saja pintu terbuka dan memperlihatkan douma dengan seseorang gadis yang bersimpah darah di gendonganny.

"Jadi kau memilih membunuh gadis itu?" Tanya muzan dengan nada imtimidasi khas miliknya. "Tidak! Saya sengaja!" Jawab douma yang langsung merasa membuat muzan secara heran.

"Kau tidak sengaja? Bodoh, kau berusaha membunuhnya tetapi hati mu tidak mau mengatakannya, kau sudah membunuh dia, kembalilah aku tidak mau membantu" jawab muzan ketus yang langsung akan pergi meninggalkan douma namun langkahku terhenti melihat douma yang menangis memeluk (y/n) yang bersimpah darah tak sadarkan diri.

"Baiklah, aku akan membantu mu tetapi jika ia menjadi bringas jangan salahkan diriku" kata muzan yang mendekati douma, "benarkah? Tidak biasanya kau memiliki belas kasihan seperti itu" jawab douma. "Kau mengejekku? Cepat gendong dia dan ikuti aku" jawab diriku yang langsung meninggalkan douma.

MY PROMISE || DOUMA × READERS||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang