Kebahagiaanmu Bukan tanggung jawab orang lain

94 8 2
                                    

Tidak sedikit orang yang menggantungkan kebahagian pada manusia, menganggap bahwa selama orang itu ada maka seluruh dunia menjadi indah untuk di huni berlama-lama. Manusia memang kadang senaif itu, tidak bisa membedakan mana yang fana dan mana yang abadi, mana yang punya kuasa dan mana yang tak berkuasa.

Kebahagiaan itu terlalu rumit untuk digantungkan pada manusia, kebahagiaan itu terlalu berat untuk diletakkan pada manusia yang lemah, dia bahkan tidak mampu untuk menyembuhkan dirinya sendiri, apalagi harus dibebani dengan beban yang tak mampu dipikulnya. Jadi jangan heran kalau kecewa menjadi jawaban paling pasti saat manusia berharap lebih pada sesamanya.

Bukannya mau berprasangka buruk, tapi manusia memang lemah dan tak punya kuasa akan masa depan, jadi mungkin saja hari semua kalimatnya terdengar menjanjikan, tapi besok ternyata dia ingkar. Hari ini dia terlihat bisa hidup lama karena fisiknya yang kuat, padahal besok di terbaring sakit tak berdaya. Hari ini dia bisa terlihat bahagia dengan hidupnya, besok bisa jadi dia terlihat seperti manusia paling menyedihkan di muka bumi.

Kamu salah besar kalau menggantungkan kebahagiaanmu pada manusia, karena dia tidak punya kewajiban sama sekali untuk membahagiakanmu meskipun lisannya berjanji demikian, karena yang bisa membahagiakanmu hanya dirimu sendiri, hanya pikiranmu, dan pikiranmu hanya bisa mendapatkan kebahagiaan itu kalau kau biarkan dirimu selalu dekat dengan Sang Maha Raja, Allah subhana 'watala.

Sebenarnya meletakkan harap pada manusia itu tidak mengapa, asal kamu harus menyiapkan tempat yang luas untuk menampung kecewa, Karena kalau tidak kau akan sesak sendiri dengan perasaan sakit dan kecewa, apalagi sembuhnya susah, harus siap hidup dengan rasa sakit dan kecewa dalam waktu lama padahal sangat tidak nyaman dan tidak menyenangkan.

Manusia memang tidak jarang memilih jalan pintas yang rusak padahal sudah di sediakan jalan utama yang terhormat tapi katanya tidak ada tantangannya kalau lewat jalan yang mulus. Butuh tantangan supaya tidak bosan dalam hidup, tapi dikasih sedikit rasa kecewa saja sudah mengeluh "Tuhan tidak adil" katanya, butuh tantangan tapi tidak mau di tantang untuk menuju jalan kebaikan, katanya dia bukan malaikat, dia hanya manusia biasa yang selalu punya kemungkinan untuk berbuat dosa.

Selama manusia menggunakan akalnya untuk berdebat dengan kuasa Allah, selama itu dia akan terlihat seperti makhluk bodoh. Mana mungkin nalarnya mampu menerka takdir, sedang untuk memprediksi makanan yang akan masuk ke dalam perutnya esok hari saja dia masih sering gagal, apalagi disuruh untuk menebak masa depannya.

Kita adalah manusia, nilai kita di hadapan Allah sama semuanya, hanya iman dan takwa yang mampu menjadikan kita lebih mulia dibandingkan malaikat. Kita hanya manusia yang punya batas dalam segala hal, jangkan memenuhi ekspektasi semua orang, bahkan untuk menyenangkan satu orang seumur hidup belum tentu kita mampu. 

On spotify kamis 5 Agustus 2021

Podcast Narasi Malam by sepertiga.malamku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Podcast Narasi MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang