02 : PAGI DAN MATAHARI

93 20 1
                                    

Mohon bantuan dukunganya dengan tekan tombol bintang, terima kasih
.
.
-selamat membaca
.
.

Pagi ini, hari pertama dalam setiap minggu,hari tersibuk bagi para pekerja dan hari yang suram bagi pelajar, hari dimana semua memulai kembali segala aktivitas ataupun sesuatu yang telah ditunda pada hari sebelumnya, sama seperti mama yang dimana pagi ini telah kembali menyiapkan sarapan untuk ketujuh putranya memulai aktivitas pagi ini, dengan dibantu Arka dan Jidan pagi ini, karena hari senin jadwal mereka membantu mama di dapur, Mas Barra sama Mas Juna mereka lagi manasin kendaraan yang bakal dipake sama saudara mereka ke sekolah sedangkan Mas Gavin sendiri membantu mama mencuci baju kata mama cukup masukin bajunya ke mesin cuci sama puter mesinnya aja, sedangkan Ayah pagi ini sedang menyiram tanaman dibelakang


Semua anak anak di rumah sudah punya jadwalnya masing masing dalam membantu pekerjaan rumah, mereka dididik oleh Ayah dari kecil supaya bisa menjadi seorang yang bertanggung jawab dihari kemudia,Ayah juga selalu mengajarkan anak anaknya utuk tidak saling membandingkan satu sama lain karena setiap anak memiliki keahlian masing masing, pagi ini Candra bertugas membangunkan saudara saudaranya yang masih tertidur baginya itu tidak sulit, karena yang ia bangunkan hanya Caka, ya anak itu pulang larut semalam karena latihan basket untuk turnamen sekolahnya

Namun sudah lebih dua puluh menit Candra ke atas untuk membangunkan Caka dia belum turun turun juga, Arka pun berinisiatif untuk mengecek keatas, saat dipertengahan tangga dia mendengar teriakan Caka dari arah kamarnya, ia sudah menduga apa yang akan terjadi, bukannya ke atas Arka justru kembali ke arah dapur, karena dia sudah tahu apa yang akan terjadi

"ABANG!!,YA ALLAH, MAMA ABANG NINDIHIN AKU, ASTAGHFIRULLAH ABANG KALO AKU MATI GIMANA!!"

"makanya bangun toh! dibangunin dari tadi juga bukannya bangun malah tarik selimut bobo manis aja"

Setelah berkata seperti itu Candra turun dari badan adiknya dan duduk di pinggir kasur, ia pun beridir dan hendak keluar dari kamar Caka sebelum sebuah kalimat dadi Caka menghentikan gerakannya dan menoleh secara dramatis ke arah adiknya itu

"Dosa apa yang ku buat di kehidupan dulu sampe punya abang kayak setan gini" kata Caka saat sudah bangun dari kasurnya dan beranjak ke kamar mandi

"Heh! Lambenya mengadi ngadi harusnya kamu bersyukur punya Abang kaya Abang udah ganteng,baik,rajin menabung lagi"

"Iya iya baiknya sewaktu waktu aja ya!" lanjut Caka saat di dalam kamar mandi

"Ehh si bocil ya, cepet mandinya terus turun udah ditunggu tuh buat sarapan" saat tak ada sautan Candra memilih untuk turun

Beginilah pagi keluarga Ayah selalu bahu membahu, bukan hanya pagi saja mereka selalu bahu membahu dalam segala urusan, Ayah selalu menanamkan pepatah 'berat sama dipikul riangan sama dijinjing' pada anak anaknya seberat apapun itu mereka bertujuh selalu membaginya bersama sama saudara yang lain, karena saat dimana titik terendah hidupmu kelurgalah yang jadi penopang pertama dan paling utama agar kamu bisa bangkit lagi, sekecil atau sebesar apapun masalah mereka, mereka selalu membaginya kepada saudara mereka, entah ada yang memberi saran atau hanya mendengarkan saja itu bisa membuat mereka merasa beban di pundak mereka lebih ringan

Candra turun ke bawah dan menuju kursinya, di meja makan semua sudah menunggunya dan Caka, tak lama setelahnya Caka turun dari lantai dua dan menuju kursinya, sarapan dimulai dengan tenang sebelum Candra membuka suaranya

"Ka, lu berangkat bareng Mas Barra ya! Gua ada urusan pagi ini"

"Hmm ngokey, kalo Mas Barranya mau, kan fakultas kita jauh banget jaraknya mana harus ngelewati fakultasnya Mbak Bunga"

ABANG DAN SAMASTANYA | HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang