Happy reading
💚Pulang sekolah Ali langsung pergi ke rumah tantenya karena disana sedang ada acara, terlihat beberapa anggota keluarga tengah duduk sambil berbincang. Ia sangat benci acara seperti ini, karena mereka pasti akan membanding-bandingkan dirinya dan sepupu-sepupunya yang memiliki prestasi lebih. Ali duduk di sebelah mamanya yang ada di sebelah neneknya, dengan wajah malas ia menatap tantenya yang baru saja membuka mulut. Sudah pasti akan berbicara tentang anaknya dan menyombongkan prestasi lagi.
" Wah iya aku lupa gak kasih tau ibu, kalo anak ku Daffa kemaren tuh ikut olimpiade matematika loh, dia memang juara satu " kata Tante Ali dengan wajah sok
Ali tersenyum remeh pada wanita baya itu, baru kali ini sepupunya ikut olimpiade matematika dan menang. Itu sangat tidak mungkin dan mustahil, lawan Daffa adalah Regan. Jadi sudah bisa di pastikan siapa yang akan menang olimpiade itu.
" Kalo kata mama tuh gini, gapapa di pandang remeh asal selalu mengutamakan kejujuran " kata Ali, menyindir tantenya
" Maksud kamu apa ? Tante bohong ?" Tanya Tante Ali emosi
" Ish, Ali cuma ngasih perhatian tau aja. Kalo tante gal bohong kenapa marah, santai aja dong. Lagian temen Ali yang ikut olimpiade matematika kemaren biasa aja meskipun menang " Ali memandang remeh tantenya yang emosi
" Anak kamu tuh udah gak punya prestasi apa-apa selain buat ribut, ternyata gak punya sopan santun ya Mit. Kamu gak pernah ajarin dia ?" Ali semakin nengkel saat ibunya di pojokan apalagi sampai di rendahkan
" Panggil anak Tante, kita buktiin s bodoh apa aku. Kita liat apa soal matematika itu bisa menjatuhkan harga diri tante yang selalu sombong di depan keluarga yang lain atas prestasi Daffa " Ali mengeluarkan dua buku kosong dari dalam tasnya
Daffa menatap Ali kasihan karena selalu saja di remehkan oleh anggota keluarga, tapi ia juga tidak bisa mengalah. Harga diri ibunya bisa jatuh jika ia membiarkan Ali bisa menyelesaikan beberapa soal matematika itu lebih dulu. Ali meminta pada tantenya yang lain untuk menentukan soal matematika yang akan mereka kerjakan.
Ali yang sebenarnya pintar tentu bisa menyelesaikan soal-soal itu dengan mudah, hanya saja selama ini ia malas. Dan kepintarannya juga tidak bisa mengalahkan si kembar tiga. Mereka benar-benar memiliki IQ tinggi jadi tidak mungkin Ali bisa ikut olimpiade jika tiga bersaudara itu ada di sekolahnya. Beberapa menit berlalu Ali sudah menyelesaikan semua soalnya dengan benar, tantenya yang memeriksa jawaban Ali tersenyum lebar pada anak itu. Jawaban Ali sangat sempurna sedangkan jawaban dari Daffa masih ada satu soal yang salah.
" Padahal Ali di sekolah selalu nyontek, tapi bisa di liat dari jawaban itu, sempurna " kata Ali lalu keluar dari rumah sang nenek dengan membawa minuman kaleng
Ali berjalan meninggalkan rumah neneknya dengan perasaan jengkel, sesekali ia mendengus kala mengingat Mamanya yang tidak pernah membalas perkataan tantenya. Padahal dari dulu Mama Ali selalu bersikap baik dan pendiam di depan keluarganya, tapi tantenya selalu saja mencari kesalahan ibunya.
Prakkk
Ali menendang kaleng yang sudah kosong dengan keras tanpa melihat-lihat ternyata di depannya ada seorang gadis tengah berjalan sambil bermain ponsel.
Tukk
Gadis itu meringis karena kepalanya di hantam kuat oleh kaleng minuman yang sudah penyok. Dengan perasaan jengkel gadis itu mendongak mendapati Ali yang terlihat senyum tak berdosa dengan mengacungkan dua jadi membentuk V.
" Heh sialan lo, pala gue sakit anj*ng " marah gadis itu
" Ya maaf gue gak sengaja, lagian lo harusnya menghindar kalo liat ada kaleng melayang " kata Ali mencari pembelaan
![](https://img.wattpad.com/cover/258333149-288-k876276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Romance"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...