4 - Step one

97 19 10
                                    

He doesn't remember when

He couldn't remember how

One day he is just open his eyes

The feeling is already there

The feeling is true,














©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©














“Turun.”

Nggak ada tanggapan. Oh Sehun menoleh ke belakang sambil mengangkat kaca helmnya.

“Nona Luhan, kita sudah sampai.”

“Hah?”

“Turun.”

Sepertinya karena Luhan terlalu banyak makan cokelat tadi sore, makanya otaknya nggak bisa bekerja dengan baik saat ini. Tapi, nggak ada kaitannya juga, sih. Pelan-pelan, Luhan turun dari motor Sehun. Cowok itu memarkirkan kendaraan roda duanya dengan benar lalu turun juga menghampiri Luhan dan berdiri di depan cewek itu. Gestur Luhan kaku sekali, seperti kalau dia bergerak akan ada singa yang tiba-tiba memangsanya atau apa.

Tapi, bagi Luhan, gedung pusat olahraga ini memang sarang singa, sih.

Sehun melepaskan helm Luhan. “Masuk.”

“Sekarang?”

“Kalau kau nggak mau-“

“Mau!”

“Ya sudah, masuk.”

“Tunggu dulu…”

“Apa lagi???”

“Bagaimana kalau Jong In ingat kejadian tempo hari??”

“Nggak akan!” Tukas Sehun. Kesabarannya nggak banyak dan Luhan terus menghabiskannya.

“Baiklah, baiklah.” Luhan nggak kalah galak. “Nggak usah teriak-teriak.”

Sehun yang sudah terlanjur kesal kembali memasangkan helm kepada Luhan, lalu berbalik meninggalkan cewek itu. Dengan satu lompatan ke depan, Luhan yang panik berhasil menahan tangan Sehun.

“Apa lagi, sih??”

“K-Kakiku nggak bisa digerakkan…”

Sehun merasa kesal, tapi dia ingin ketawa. Nggak bisa digerakkan apanya kalau cewek aneh itu baru saja melompat??

“Kau ini nggak peka, ya?? Aku butuh ditenangkan, tahu…”

Sabar, Oh Sehun. Yang di depanmu ini cewek. Sehun menghela napas panjang. Sabar.
Sehun memanjangkan kesabarannya lagi, Kembali berdiri menghadap Luhan. Malas sekali buang-buang waktu dan tenaga begini. “Apa saja yang aku ajarkan padamu??”

“Harus jadi Xi Luhan yang kalem.”

“Lalu?”

“Abaikan Kim Jong In.”

“Lalu?”

“Mana mungkin??”

“Hah?”

“Nggak mungkin mengabaikan Kim Jong In, apalagi kalau dia habis berenang.”

“Mesum sekali!”

“Pelankan suaramu!” Luhan hendak menginjak kaki Sehun tapi meleset karena Sehun sudah berhasil menghindar duluan. "Itu bukan mesum.. Itu cuma, kau tahulah,"

How Do We Fall In Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang