New story bergenre fanfiction. Tambahkan ke library, tekan vote dan tebar komentar 💜
Follow juga yaa biar nggak ketinggalan 😘***
Stigma soal pernikahan masih sangat melekat dalam keluarga Im Jisoo. Gadis itu ditekan agar segera menikah di usianya yang baru dua puluh lima tahun beberapa bulan yang lalu.
Jisoo muak berada di rumah, jadi dia memutuskan ke luar untuk membeli camilan agar menjadi teman bermalamnya mengerjakan desain bajunya.
Karirnya bisa dibilang maju. Jisoo adalah seorang desainer pakaian dan memiliki butik di pusat kota Seoul. Dia memiliki dua orang karyawan yang bekerja untuknya. Jisoo bisa menyewa unit agar menghindari pertanyaan seputar pernikahan, tetapi gadis itu merasa sudah nyaman tinggal di rumah kedua orang tuanya.
Baru-baru ini Jisoo berfikir akan pindah rumah kalau dia sudah menikah. Suaminya akan membawa Jisoo. Sama sekali tak keberatan tinggal di sebuah komplek, unit apartemen ataupun di rumah mertuanya. Asal Jisoo diberikan ruang untuk bekerja.
Bekerja adalah salah satu alasan Jisoo belum bisa menikah. Dia mencari suami yang mau menerima Jisoo dan segala mimpinya. Ibunya -Seo Hee- menikah dan berakhir mengurus rumah lalu menghadiri pertemuan-pertemuan acara undangan Ayahnya dengan rekan-rekan kerjanya di perusahaan.
Begitu pun Bibi-Bibi Jisoo. Gadis itu tidak hanya mencari suami, dia mencari partner.
"Permisi, apa kau akan terus berdiri di situ?" Seseorang menyadarkan lamunan Jisoo yang mematung di depan pintu masuk supermarket.
Meringis. Gadis itu menunduk meminta maaf lalu masuk ke dalam. Rasa dingin menyergapnya karena Jisoo hanya mengenakan tanktop dan cardigan tipis. Gadis itu langsung berjalan ke rak jenis-jenis ramyeon.
Perutnya masih lapar. Jisoo baru makan dua sendok sebelum melarikan diri dari rumah karena Bibinya datang siang itu dan mencecar Jisoo soal pernikahan. Gadis itu mengambil Mupama Tang Myun untuk Jisoo makan di toko.
Langkahnya berjalan cepat untuk mengambil beberapa camilan. Jisoo tak terlalu suka minuman berasa. Dia lebih suka air putih. Jadi dia mengambil sebotol. Lalu menyerahkan belanjaannya pada kasir.
Supermarket tidak terlalu ramai. Jisoo semakin merapatkan cardigannya begitu melihat laki-laki di belakangnya yang kedapatan memandangi Jisoo dengan pandangan aneh.
Baiklah, ini salahnya. Jisoo melirik ke bawah. Mengapa hotpansnya tak sampai menutupi pahanya? Jisoo mengenakan sandal jepit biasa. Benar-benar keputusan yang salah ke luar rumah hanya membawa dompet dengan pakaian rumahan.
Setelah membayar Jisoo bergerak menjauh. Bukannya bergegas pulang, Jisoo masih memiliki niatan memakan mienya di sini. Jisoo menyiram mie tersebut dengan air panas lalu membawanya ke luar.
"Seandainya aku membawa ponselku," keluhnya sambil memainkan sumpit.
Tidak ada yang menarik perhatian Jisoo. Sampai dia menuangkan bumbu pada mienya dan mulai menyantapnya.
"Wah, pria tampan. Setidaknya, aku bisa jadi cuci mata siang ini." Jisoo melengkungkan senyum indahnya begitu netranya melihat seorang pria yang baru saja ke luar dari supermarket.
"Tipeku sekali yang seperti itu," gumam Jisoo. Bayangkan saja, tubuh proposional, tinggi, garis dagunya tajam terlihat dari samping dan pakaian serba hitamnya.
Pria itu sudah pergi dengan mobilnya.
"Seseorang, tolong temukan aku dan jadikanlah aku jodohmu. Aku ini gadis setia dan perhatian, kau takkan menyesal memilihku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Noona
ФанфикOh Jungkook menikahi Im Jisoo karena menurut Ibunya gadis itu sangat ingin dijodohkan. Mereka menikah. Lalu apa yang terjadi? "Aku tidak percaya menikah dengan bocah yang lebih muda dariku!" "Usia kita hanya berbeda dua tahun. Dan hei, Jisoo noona...