Seekor kupu-kupu melewati diriku yang sedang berjalan, namun kupu-kupu tersebut berbeda dari yang pernah aku lihat. Ia terbang menyisakan banyak serbuk yang bercahaya, bahkan serbuk tersebut wangi, dan wanginya seperti... jeruk? Ini sangat aneh!
Aku terus menyusuri jalan tak berujung ini, aku bahkan tidak tahu bagaimana aku bisa berada di sini. Setiap pohon yang aku lewati terasa sama saja, bahkan sepertinya sudah kulewati lebih dari seratus kali. Satu pertanyaan dalam benakku, 'Aku ada dimana?'.
Semua ini berawal ketika aku sedang berlibur ke pinggiran kota, aku tersesat di suatu tempat. Sialnya lagi, aku bahkan tidak bisa menemukan jalan keluarnya, hingga akhirnya aku mengikuti navigasi dari ponselku. Namun terdapat tulisan S.O.S di sepanjang jalan yang ada di navigasi tersebut. Ini bukan simbol permintaan tolong yang biasa aku lihat, ini lebih seperti nama jalan dan kota asing.
***
Chen Jia-li, seorang gadis muda asal kota Chengdu di China. Gadis dengan rambut brunette yang menutupi sebagian punggungnya, poni tipisnya pun membuat wajah bulatnya terlihat manis. Matanya yang tidak terlalu kecil dengan bola mata khas asia timur. Warna putih kulitnya pun terlihat sangat cantik. Bahkan semua orang bisa terpesona dengan seorang Jia-li.
Jia-li hanyalah seorang gadis biasa, dan pada bulan Juli kemarin memasuki umurnya yang ke 18. Untuk merayakannya, ia memutuskan untuk berjalan-jalan bersama dengan teman-temannya. Mereka pun memilih Kota Yangshuo sebagai tujuan, dan mereka akan berada di sana selama beberapa lama.
Kota Yangshuo sendiri merupakan kota kecil yang ada di China, dengan pemandangannya yang masih alami. Hijaunya pepohonan menghias sepanjang Sungai Li. Sudah lama sekali Jia-li ingin pergi ke sana, karena Jia-li sendiri menyukai tempat yang ramah lingkungan.
Selama dua hari dua malam, Jia-li dengan kedua temannya pergi ke Kota Yangshuo dengan mengendarai mobil milik orangtuanya Jiang Lian. Mereka juga sering kali bergantian menyetir mobil tersebut, namun yang menyetir saat malam merupakan tugas Lin Zhiyu. Jiang Lian dan Lin Zhiyu merupakan sahabat masa kecilnya Jia-li, Jia-li biasa memanggil mereka Lianlian dan Zhiyu. Mereka sendiri sudah seperti keluarga.
"Jia-li, apakah kamu lapar?" tanya Zhiyu yang sedang membuka aplikasi navigasinya.
"Mmm, belum sih," jawab Jia-li disusul dengan pertanyaan Lianlian.
"Memangnya kenapa, sayang?"
"Di dekat sini sama sekali tidak ada restoran, stok cemilan kita juga mulai habis. Jadi mungkin kita harus menahan lapar sedikit lama, hingga sampai di pinggiran kota," jelas Zhiyu pada kedua temannya.
"Nggak apa-apa," jawab Lianlian.
Mereka pun melanjutkan perjalanan sambil mendengarkan lagu favorit mereka yang diputar melalui tape. Perjalanan ini cukup panjang, karena mereka juga tidak bisa pergi ke Kota Yangshuo dengan pesawat. Zhiyu masih setia dengan tabletnya, ia adanya tempat peristirahatan dekat dengan lokasi mereka.
"Lianlian! Ayo jalan lebih cepat, di depan ada rest area!" kata Zhiyu dengan nada antusias.
"Let's go!" sahut Lianlian dan Jia-li.
Mobil mereka pun melaju dengan cepat hingga tiba di tempat peristirahatan, sayangnya tempat peristirahatan tersebut sangat sepi. Jia-li duduk sendirian di dalam mobil, karena kedua temannya sedang pergi ke toilet. Ia pun mengambil alih tablet yang dipakai Zhiyu tadi.
"Ya Tuhan, masih jauh," diiringi dengan helaan nafas Jia-li.
Ini merupakan hari pertama dan pertama kalinya Jia-li pergi tanpa keluarganya. Jia-li duduk menghadap keluar, sambil melihat jingganya warna langit di sore hari. Langit tersebut sangat indah, tambah lagi tempat peristirahatan tersebut mulai menyalakan lampu karena sudah mulai gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension of the World
FantasyJia Li tidak sengaja memasuki suatu dimensi karena mengikuti arah peta digital yang ia gunakan. Jia Li mengira bahwa itu merupakan tempat tujuannya, namun ia terkejut ketika benda di tangannya berubah menjadi abu. Semua orang pun mencari keberadaan...