ILENA CALLUELLA

19 4 1
                                    

HAPPY READING😚

Sudah dua jam hujan turun di kota Jakarta,  banyak yang menikmati hujan itu, ada yang tidur, ada yang berteduh, ada anak-anak kecil yang main hujan-hujanan dan ada seorang gadis yang mengurung dirinya di kamar.

Dia memakai earphone, gadis itu menutup semua tubuhnya dengan selimut. Matanya terpejam menikmati alunan lagu. Karena hujan tak kunjung berhenti gadis itu terus saja menutup matanya, tidak peduli dengan perutnya yang keroncongan, minta di isi.

TOK! TOK! TOK!

"DEK!" Panggil seorang cowok dan terus mengetuk pintu kamar gadis itu, ralat-- menggedornya.

"ILLENA!ILLEN!JAWAB KAKAK!" Teriak cowok itu dengan cemas. Dia tahu pasti gadis itu sedang ketakutan.

Sedangkan gadis yang di panggil Ilena itu masih memejamkan matanya, tidak mendengar cowok yang terus memanggilnya.

"Shit!" Cowok itu langsung mendobrak pintu kamar Ilena.

BRAK!

Nama cowok itu Reiki Yohn Sanjeev. 

Reiki memencet saklar lampu di kamar itu, kamar yang tadinya gelap langsung terang. Ilena membuka matanya, merasa silau.

"Hujannya udah reda, jadi gak perlu takut gitu." Reiki tersenyum hangat. Dia berdiri di dekat ranjang Ilena.

Dengan perlahan Ilena membuka earphone dan menyingkap selimutnya. Gadis itu menoleh dan tersenyum.

"Kakak Rei." Ilena berdiri dan memeluk Reiki dengan erat. Sangat nyaman jika memeluk Reiki. Tubuhnya yang tegap dan gagah membuat siapa saja akan nyaman jika memeluk cowok itu. Termasuk Ilena.

Ilena mendusel-dusel di dada bidang Reiki.

"Baju Kakak basah banget lho, nanti baju kamu ikutan basah," beritahu Reiki membuat Ilena melepaskan pelukan itu. Gadis itu nyengir kuda. "Baru sadar aku, hehe." Untungnya Ilena memakai sweater hoodie jadi hanya basah dikit, mungkin lima menit kemudian akan kering, seperti semula.

Reiki terkekeh pelan, dia mengusap lembut puncak kepala Ilena. "Maaf Kakak datengnya telat," lirihnya.

Ilena menggeleng pelan,"gak pa-pa kok, aku seneng Kak Rei udah dateng." Dia nyengir kuda.

"Kita makan yuk, Bi Tina udah masak buat makan malam." Reiki menarik Ilena keluar kamar.

"Eh? Makan malam? Sekarang udah malam kak?" Tanya Ilena bingung sambil mengikuti Reiki dari belakang.

"Udah Ilen, mungkin hujannya dua jam-an, dari jam lima sore sampai jam tujuh." Jawab Reiki lembut.

"Ya ampun, pantesan perut aku udah bunyi terus," Ilena tampak terkejut kemudian mereka berdua tertawa.

Reiki menarik kursi di ruang makan dan menyuruh Ilena duduk. Ilena menurut. Dia menatap semua makanan yang di sajikan di atas meja, "banyak banget makanannya kak."

"Nanti banyak temen kakak yang dateng ke sini mungkin lima menit lagi sampai. Kakak mau mandi dulu," ucap Reiki. 

"Jangan lama-lama ya kak!" Seru Ilena ketika Aaric lagi jalan di tangga menuju kamar nya di lantai dua.

"Siap dek!" Ilena tersenyum mendengarnya.

Dia bertopang dagu, matanya menoleh ke sana kemari. Kak Riko kemana? Batin Ilena. 

"Jangan-jangan Kak Riko marah aku makan kuenya," pikirnya.

"Apa dia jalan-jalan sama si Cabe!" Serunya tidak suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OMBROPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang