3. AWAL

30 6 6
                                    

Haloo, seperti biasa jangan lupa follow dulu sebelum baca. 👍

Makasihh 😊



Makasihh 😊☆☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buggg

Semua orang yang ada di sekitar lapangan terkejut melihat kejadian barusan. Bola basket itu tidak mengenai siapapun, melainkan ditangkap oleh seseorang.

Rania yang mendengar suara itu juga ikut terkejut sekaligus bingung. Karena ia tidak merasa sakit di sekitar tubuhnya, tetapi suara yang dihasilkan dari bola basket itu cukup kuat. Oleh karena itu, Rania mencoba untuk membuka matanya.

Ketika ia mendongak, terlihat semua orang sedang menatap ke arahnya.

Tidak, lebih tepatnya ke arah orang yang ada di depannya, dengan posisi membelakanginya.

"Kak...", lirih Rania.

Ternyata suara bola yang cukup besar itu ditimbulkan oleh Raina. Karena ia menangkap bola tersebut tepat di hadapan wajahnya. Hal itu juga lah, yang membuat semua siswa siswi terkejut.

Raina pun menurunkan tangannya yang masih memegang bola basket dari hadapan wajahnya. Kemudian ia menatap tajam semua siswa laki laki yang bermain basket di lapangan, yang juga sedang menatapnya seperti yang lain.

Raina berjalan ke tengah lapangan sambil membawa bola basket di samping tubuhnya, meninggalkan Rania di pinggir lapangan itu.

"Ehh kak, mau kemana?"

Raina tidak menghiraukan ucapan adiknya dan terus berjalan ke tengah lapangan.

Di tengah lapangan,  Raina mendribble bola basket di tempat sambil mengambil ancang ancang untuk melakukan shooting.

Semua siswa siswi bertepuk tangan, karena Raina berhasil memasukkan bola basket ke ring nya dari tengah lapangan.

Raina yang menyadari keadaan hanya tersenyum miring.

"Kalo gak bisa main, gak usah main. Buang buang waktu doang," ucap Raina dengan lantang dan pastinya didengar oleh semua orang yang ada disana.

Raina langsung berjalan ke arah Rania di pinggir lapangan. Tetapi, tiba tiba ia berhenti berjalan ketika mendengar ucapan seseorang yang sepertinya suara laki laki.

"Apa maksud lo ngomong gitu?" ucap siswa laki laki itu dari tengah lapangan dengan suara yang tidak kalah keras.

"Gue rasa lo masih punya otak, untuk ngerti maksud omongan gue," balas Raina tanpa berbalik badan dan kemudian berjalan kembali ke arah Rania.

Raina langsung menarik tangan Rania menuju ke arah toilet tanpa mempedulikan tatapan semua orang.

"Gila, keren banget skill tuh cewek," ucap seorang siswa laki laki sambil berjalan mendekati orang yang tadi membalas perkataan Raina.

DOUBLE R (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang