2. AZALEA - Petir

13 0 0
                                    

Setidaknya, setelah ambil ayah gue, jangan ambil apa yang seharusnya jadi milik gue.
~Lea
.
.
.

"Hah? Kamar lo?" Cicit mata Amel tak suka

"Mulai hari ini, kamar lo, jadi milik gue?!" Kata Amel sembari menekan kata 'lo' tepat didepan mata Lea.

"Apasi yang lo mau hah? Ayah gue, rumah gue, harga diri gue dulu, sekarang? Lo mau apa yang udah jadi milik gue juga hah?! Bentak Lea kesal

"Haha, itu lo tau. Jadi, mending sekarang lo enyah dari hadapan gue. Muak gue punya saudara tiri kaya lo, kriminal!" Amel membalikan badannya hendak duduk diatas kasur Lea.

"Stop?!" Cegah Lea dengan cepat.

"Lo bilang apa hah? Kriminal? Lo butuh kaca hah? Bukannya dulu, lo yang dorong Zafran? Bukannya lo hah?! Dan ibu lo juga yang nikah sama ayah gue, karna hartanya doang, kan?!"

"Kalo iya? Emang, kenapa? Iri lo?" Sinis Amel dengan raut wajah yang menyebalkan.

"Ada masalah buat lo?!" Tambahnya lagi.

"Dasar bermuka dua?!" Tangan Lea sudah gatal sedari tadi, ingin rasanya menggaruk virus benalu ini. Dan lalu dia menjambak rambut Amel kesal.

"Ahhhh, papih, mamih. Amel dijambak sama Lea. Karna Lea ga ngeizinin Amel make kamar Lea. Papi!!" Teriak Amel, membuat Ajun dan Susan mendatangi kamar mereka. Tidak, lebih tepatnya, kini sudah menjadi milik Amel.

"Ada apa ini?" Tanya Ajun tegas sambil melotot kearah Lea.

"Ini pi, masa Lea ga bolehin Amel tidur dikamar ini. Bukannya papi yang minta Amel, buat pilih kamar?" Tanya Amel, dengan nada korban dan memelas.

"Lea, ayo ngalah sama saudara tiri kamu?!" Titah Ajun pada anak kandungnya itu.

"Yah, ayah gimana sih? Ini kamar Lea. Banyak kenangan Lea sama bunda disini. Lea gak mau kamar ini diminta sama Amel?!" Bela Lea kembali, mempertahankan hak miliknya.

"Mih.." suara Amel sudah seperti monyet, menyebalkan.

"Mas, bilangin anak mas buat ngalah, lagian sudah lama, Amel tidak tidur dikamar yang luas seperti ini, semenjak hidup kami berdua sederhana" Susan si ulat berbulu domba itu, lagi-lagi membela anaknya. Sama seperti kejadian yang dulu.

"Iya sayang. Sabar ya Amel." Ucap Ajun tegas, sembari menatap Amel, yang kini resmi menjadi anak tirinya.

"Lea?! Beresin baju dan barang-barang kamu. Kamu pindah ke kamar tamu?!" Ajun menatap tajam mata hazel milik Lea. Tanpa melihat, remang-remang air mata yang hampir terjatuh dari sudut mata Azalea.

"Ayah jahat?!" Bentak Lea lirih

"Ayah jahatttt?!!!" Bentak Lea, kali ini lebih keras. Tepat saat Gilang masuk ke kamarnya.

"Kenapa Lea?" Gilang langsung memeluk adiknya yang terlihat sangat ketakutan, dan menangis.

"Sudah Gilang, bawa adikmu keluar dari kamar Amel?!" Suara Ajun lagi, kali ini nadanya tidak sekasar pada Lea. Karena, sedari dulu, Gilang selalu jadi anak kebanggaan ayah.

"Lohhh, kamar Amel?! Bukannya ini kamar Lea ayah, yah ayah gak bisa dong bertindak tidak adil seperti ini pada Lea?!" Ucap Gilang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang