"Cukup! cukup! Kalian apa apaan hah?!" Seorang gadis menerobos masuk ke dalam kerumunan.
Setelah ia berhasil masuk ke dalam kerumunan, gadis itu menutup mulutnya agar tidak berteriak. Bagaimana tidak? Ia melihat seorang anak laki - laki sudah terkampar lemas di bawah kuasa laki - laki lainya.
Gadis itu berlari mendekat. Ia menyentak kasar bahu cowo yang terus memukuli lawanya yang sudah tak berdaya.
Gadis itu menatap anak laki - laki yang masih tertidur di atas tanah, ia berjongkok di hadapan cowok itu lalu memegang lenganya. "Ayok bangun, masih kuat kan?"
Lelaki itu mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya. Ia mengangguk lemas. ia berusaha berdiri dengan susah payah walaupun gadis itu membantunya, tapi tetap saja ia merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.
Setelah lelaki itu berdiri, gadis itu pun menghadap cowok yang sedang menggerentakan giginya geram. "Gila ya lo!" Ucapnya dengan keras.
Cowok itu menatap sang gadis dengan tajam. "Bukan urusan lo." Balasnya lalu membuang pandangan.
Gadis itu sudah sangat kesal, ingin rasanya ia menampar wajah tampan cowok di hadapanya. "Bukan urusan gue lo bilang?" Nada bicara gadis itu lebih mengeras.
Cowok itu kendecih. "Lo cewek, gue ga ada urusan sama lo." Balasnya santai.
Wajah gadis itu memerah padam, ia berusaha mati - matian agar tidak meledakan amarahnya. "Salah Bintang apa a*j*ng?"
Anak lelaki yang sudah babak belur itu adalah -Bintang Erlangga Saputera- lelaki tampan yang selalu di kucilkan. Mempunyai senyum yang manis, tubuh dengan tinggi 187 cm, serta kedua matanya yang indah.
Cowok itu menutup telinganya refleks. "Cowok miskin kaya dia" lelaki itu menunjuk Bintang. "Ga pantes sekolah di sini, paham lo!"
Plak.
Kemarahan gadis itu sudah di ujung batas. Cowok itu memegangi pipi kanannya yang merasa kebas akibat tamparan yang ia terima dari gadis yang berada di hadapanya.
Gadis itu menunjuk cowok di depanya "lo yang ga pantes sekolah di sini! Ga berguna. Bisanya cuma buat onar, berantem, bolos, suka malak. Apa itu yang pantes di sebut anak sekolah?" Gadis itu menujuk dada sang lawan. "Lo harusnya sadar dong Allan. Yang ga pantes di sebut anak sekolah tuh lo!"
Cowo itu -Allan Sanjaya- ia lelaki tinggi dengan wajah tegas, rahangnya yang kokoh, serta tubuhnya yang begitu indah. Kini ia terlihat seperti pereman, baju sekolah yang di keluarkan, dasi yang di ikat asal di leher kokoh miliknya, rambut yang entah seperti apa Bentuknya.
Bintang. Lelaki yang berada di belakangnya itu menarik pelan lengan sang gadis, membuatnya menoleh. Bintang menggeleng dengan senyuman lembut khas miliknya.
"T-tapi kamu?" Sang gadis tak tegak melihat Bintang dengan kondisi yang seperti ini, banyak darah yang keluar dari beberapa bagian tubuh hingga wajahnya.
Bintang masih menggeleng pelan dengan senyuman yang masih sama. "Bulan lihat lah aku sudah lebih baik." Ucapnya dengan suara serak.
Gadis itu adalah -Bulan Anatasia Sadeswara- gadis dengan tinggi 162 cm, wajahnya yang begitu indah, dengan ramput yang tidak terlalu panjang, berwarna agak ke coklat tan, hidung nya yang mancung, dagu nya yang lancip, serta kulit putih bersih seperti susu.
Bulan memandang lekat Bintang. "Lebih baik, kamu bilang?" Bintang mengangguk. "Orang gila pun akan tau kalau kamu tidak baik - baik saja."
Bintang tersenyum tulus. "Sudahlah, lebih baik kita pergih dari sini."
Bulan menyentak tangan Bintang kasar, lalu ia kembali menghadap Allan. "Ga bisa gitu Bintang! Orang ini..." Bulan menjeda kalimatnya, dengan jari yang menunjuk Allan. "...harus diberi pelajaran!"
"Pelajaran?" Tanya Allan "HAHAHA ga salah lo?" Dengan nada mengejeknya Allan berucap.
Bulan berjalan lebih dekat dengan Allan. Lalu menunjuk Allan tepat pada kedua matanya. "Manusia ga punya hati." Finalnya.
Bulan berbalik badan mengambil tangan Bintang dan di bawa pergih dari kerumunan orang - orang gila. Di lain tempat Allan sudah sangat geram dia menggenggam jemarinya sangat erat dan berbalik badan meninggal lapangan.
Trimakasih telah membaca.
Jangan lupa Vote ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan&Bintang
Teen Fiction"Knp dunia begitu tidak adil. Di saat aku menemukan cinta ku, aku di haruskan pergi menjauh darinya?" Bulan anatasia sadeswara. Yang begitu mencitai bintang erlangga saputera harus di paksa pergih menjauh dari cintanya. "Mungkin ini yang terbaik unt...