Mungkin setelah membaca bab Sebelumnya, Kamu mengira bahwa kisah tentang Saya akan langsung dimulai. Maaf saja, tapi yang Bukan Saya ini masih ingin sedikit berbincang dengan Kamu sebelum Saya mulai berinteraksi dan beraksi. Nah, bagaimana kita mulai dengan percakapan ringan pada umumnya, bagaimana kabar Kamu? Mungkin orang-orang di dunia yang ini biasa menjawab dengan, "Aku baik-baik saja kok, kamu bagaimana?", tapi sungguh sangat disayangkan, tapi yang Bukan Saya ini berharap Kamu menjawab dengan kata-kata yang sesungguhnya dan benar-benar sedang Kamu rasakan. Baik jika tidak bisa langsung menjawab, mungkin cukup jawab saja dalam hatimu, tidak perlu berkata-kata juga tidak apa. Si Bukan Saya tahu, memang sulit hidup di dunia yang ini, apalagi yang itu. Kita memang sering beranggapan bahwa kita didewasakan oleh keadaan, namun bagaimana jika kita balik saja realitanya seperti kita memutarbalikkan realita kita di dunia yang ini. Jadi bagaimana kalau kita beranggapan karena kita sudah dewasa, maka keadaan jadi sesulit ini. Bukankah sejak kecil kita selalu begitu, lihat ketika kita sekolah, karena kita naik kelas maka pelajarannya akan semakin sulit, bukan karena pelajaran kita semakin sulit kemudian kita naik kelas. Terdengar sederhana bukan? Tapi, Kamu akan menganggap itu hal yang sulit. Tidak masalah jika Kamu menganggap itu sulit, tapi bagaimana Kamu menjalani hidup yang sulit dengan tetap membawa ransel yang berat di atas kepalamu. Kalau Pramoedya Ananta Toer masih ada, beliau akan selalu mengingatkan kita bahwa, hidup sungguh sangat sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya. Merujuk dari kata-kata Pram, bahwa memang hidup itu sederhana yang membuat hebat-biasa, susah-senang, tangis-tawa, susah-mudah hanyalah tafsiran atau penjelasan atau hasil pikir kita saja.
Ya sudah, daripada terlalu berbelit-belit dan terlalu panjang mari kita langsung saja masuk pada cerita Saya, selamat menikmati dan jangan terpancing emosi.
Tapi, sepertinya tidak hari ini, lain kali saja saat Si Bukan Saya sudah senggang. Terima kasih dan maaf merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekip Dulu Gaes Wkwkwk
RandomTidak ada yang nyata kecuali apa yang ada di depan mata. Ketika kenyataan sudah bisa diputarbalikkan kata-kata, gambar, dan segala macam mata kaca, entah pada apa lagi kita bisa percaya. Bukankah lebih baik berdiri sendiri dalam ruang lengang, darip...