Pertemuan

7 0 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

"Pencuri..... Pencuri.... Pencuri" Teriak seorang prajurit digudang belakang.
Senopati Argala pun segera menghampiri gudang belakang kadipaten.
"Lapor senopati. Gudang bahan pokok kembali dicuri oleh komplotannya Jaka Cakara. "
"Apa!! Jaka Cakara. Kalian ini bagaimana penjagaannya. Cepat cari mereka"

Malam itu terjadi keributan di sekitar gudang kadipaten.gudang penyimpanan  bahan makanan hasil rakyat membayar upeti dicuri sekelompok orang yang dipimpin Jaka Cakara.tiga orang pemuda bertopeng dengan kanuragan yang sakti.Kabar pencurian itu pun menyebar hingga seluruh kadipaten. Semua prajurit di kerahkan untuk mencari komplotan pencuri itu. Semua tempat disekitarnya pun diperiksa hingga pagi menjelang. Pagi itu seorang prajurit melihat komplotan bertopeng lari ke dalam hutan sehingga mereka pun mengejarnya.

***
Jaka Cakara dan dua temannya pun kabur menuju hutan larangan selatan kadipaten. Hutan yang masih sangat rimbun dengan banyaknya pohon dan semak semak sehingga dapat di buat untuk sembunyi.Bagi yang masuk hutan itu apabila tak hafal jalan maka dirinya akan tersesat mengingat didalam hutan itu ada sebuah akar gaib yang dikenal penduduk akar nimang.Siapapun yang menginjak akar itu maka dirinya tak akan menemukan jalan pulang kerumah dirinya akan selalu berputar putar di sekitarnya saja. Ketika kabut gunung Lawu turun maka akan semakin menambah kengerian hutan itu.  Jaka dan kedua temannya pun berlari menuju pintu masuk hutan.
Bruk...
Kedua orang itupun terjatuh. Jaka menabrak seorang gadis. Hingga membuat gadis itu jatuh tersungkur.
"Kau tak apa? " Jaka membantu gadis itu berdiri. Mata mereka bertemu.
"Ah aku tak apa. " Gadis itu hanya menunduk malu setelah mereka saling menatap.
"Kalau begitu aku harus segera pergi. "
Jaka pun kembali berlari menuju hutan. Sedangkan gadis itu hanya tercengang dengan kejadian yang baru saja menimpanya.
Dirinya pun tersadar saat ini dalam keadaan kacau karena terjatuh tadi. Chandra pun membersihkan tanah tanah yang menempel pada tubuhnya.
"Pencuri" Teriakan prajurit itu pun terdengar hingga ke telinga gadis itu.
"Pencuri . Apa jangan jangan yang tadi menabrak ku. Tapi dirinya terlihat baik. "
Chandra bingung dengan dirinya sendiri.
Ekspresi wajahnya pun berubah ketika empat orang prajurit berdiri dihadapannya .
" Nyimas apakah nyimas melihat komplotan pencuri melewati kawasan ini. " Prajurit itu pun bertanya kepada Chandra.
" Komplotan pencuri. Aku tak melihatnya prajurit. " Chandra berbohong kepada prajurit itu.
" Baiklah terimakasih nyimas" Prajurit itu pamit dan kembali mencari komplotan itu.

Tanpa mereka sadari Jaka Cakara tersenyum karena gadis yang ditabraknya tadi membantunya umtuk menyembunyikan diri. Ketika dirasa aman Jaka kembali melanjutkan perjalanannya menuju tempat persembunyiannya. Jaka ditemani Agni dan Galuh sahabatnya. Jaka yang sebenarnya merupakan anak seorang Tumenggung karena kebijakan sang ayah upeti pajak yang harus dibayar rakyat lebih dari 30% dari penghasilannya membuat banyak masyarakat yang keberatan dan dilanda kelaparan. Jaka sudah berulang kali menasehati sang ayah namun ayahnya tidak mendengarkan nasehatnya. Sehingga dirinya berinisiatif untuk mencuri di kadipaten dan hasilnya dirinya bagikan kepada rakyat . Sehingga tak heran banyak rakyat yang membantu Jaka untuk menyembunyikan dirinya.

Identitas Asli dari Jaka Cakara adalah Raden Cakraningrat putra dari Tumenggung Aryokusumo. Tumenggung Aryokusumo terkenal dengan kepemimpinannya yang tegas, berwibawa dan sakti. Namun ada kebijakan yang sangat memberatkan untuk rakyatnya yaitu upeti pajak yang sangat tinggi. Sehingga banyak rakyat yang semakin sengsara dan kelaparan. Raden Cakraningrat memiliki sifat yang kebalikan dari ayahnya. Dirinya memiliki sifat yang rendah hati dan dermawan. Bahkan dirinya sangat menentang dengan kebijakan yang ayahnya buat walaupun dirinya harus menghadapi kemarahan ayahnya. Terkadang ayahnya tak segan segan untuk menghukum dan memukulnya.
Jaka termasuk orang yang sakti dan dikagumi oleh semua orang karena keahliannya dalam bela diri patut diakui jempol.
Dalam menentang ayahnya dirinya rela meninggalkan kadipaten untuk berkelana dan mengubah namanya menjadi Jaka Cakara.

Den Jaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang