"Hei tuan muda, mau sampai kapan kau sibuk dengan komputer itu sedangkan aku dari tadi berdiri di sini tanpa kau sadari!" Ucap chenle yang berdiri di ambang pintu sembari bersandar dengan tangan di lipat ke dada.
Zhong Chenle. sama seperti Park Jisung, Zhong Chenle adalah CEO muda dengan rating perusahaan paling besar di antara pengusaha NCT lainnya. Chenle lah yang paling dekat dengan Jisung daripada Pengusaha NCT yang lain. Chenle menyempatkan diri untuk bertemu dengan Jisung setiap harinya, begitu juga sebaliknya. Setiap hari ada waktu dimana mereka berdua bertemu. Tidak heran bahwa banyak orang yang bilang mereka seperti kakak beradik.
"Oh, Chenle! Hari ini kau datang lebih awal dari biasanya" Jisung berdiri dari kursinya dan menghampiri Chenle yang masih menatapnya dari ambang pintu.
Mereka berjabat tangan layaknya persahabatan antar pria. Jisung menyuruh Chenle untuk duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Tunggu sebentar lagi, aku akan menyelesaikan pekerjaan ku dengan cepat" ucapnya"Haaah! Kenapa akhir-akhir ini sepertinya kau sibuk sekali! Bahkan adik mu berkata kau tidak mengantarnya ke sekolah lagi" chenle membuang nafasnya pasrah.
"Yaah keuangan perusahaan akhir-akhir ini naik drastis, jadi aku harus mengatur ulang keuangan"
"Kau itu punya banyak bawahan! Kau bisa melimpahkan pekerjaan mu kepada mereka!" Kesal Chenle kepada Jisung.
"Tidak tidak, ini adalah tugas ku, aku harus menyelesaikannya sendiri"
"Hei ayolah, dimana jiwa CEO mu itu, jis-
"HEEII OPPAAA KENAPA KAU TIDAK MENJEMPUT KUUU! MALAH SUPIR MU YANG MENJEMPUT KUU!" Teriakan dari seorang perempuan yang baru saja masuk ke ruang kerjanya.
Park jisha. Adik perempuan Jisung yang kini menginjak usia 16 tahun dan ia masih Bersekolah. Seperti kakaknya, jisha pun anak yang jenius, dia bahkan bisa membobol keuangan perusahaan lain dari komputer, yah bisa di bilang dia hacker muda perempuan. Jisha selalu bersikap manja kepada Jisung, dan Jisungpun memanjakannya. Jisha kini tinggal bertiga bersama ayah dan kakak nya, ibu mereka sudah meninggal ketika melahirkan jisha. Kini ayahnya pun sudah sakit-sakitan, itulah alasan kenapa Jisung putus sekolah dan memilih untuk homeschooling, karena ia harus meneruskan perusahaan ayahnya. Namun kini ia sudah lulus, dia tidak ada niat untuk lanjut ke perguruan tinggi.
Jisha menghampiri Jisung yang sedang sibuk dengan komputernya, lalu ia menatap Chenle yang sedang duduk di sofa. Sekilas senyuman jail terukir di wajahnya.
"Hei oppa, Aku bisa saja meneruskan pekerjaan mu seperti biasa, tapi dengan syarat naikan uang jajan bulanan ku dua kali lipat"
Jisung langsung menghentikan kegiatannya lalu menatap jisha setelah itu berganti menatap Chenle. "Okelah, tapi hanya satu bulan saja" Jisung kembali menatap jisha
Jisha sempat berfikir sebentar lalu mengiyakan permintaan Jisung. Jisung bangun dari kursinya bergantian dengan jisha yang sekarang duduk di kursi itu.
Ketika Jisung hendak meninggalkan ruangannya jisha memanggilnya lagi
"Hei oppa, aku lupa memberikan ini"
Jisha memberikan secarik kertas kepada Jisung, lalu Jisung membacanya"Hah? Surat panggilan dari sekolah? Kau melakukan kesalahan apa lagi? Kesalahan yang sama seperti biasa?"
"Yah kesalahan seperti biasa"
Jisha sering menghack Komputer sekolah ketika sedang dalam pelajaran komputer. Ia menampilkan video porno di semua komputer yang menyala di sekolah nya, bahkan ia menampilkannya di tv yang ada di setiap ruang kelas tidak terkecuali yang ada di ruang guru.
"Jisha dengan bang haechan tuh sama-sama jahil ya" Chenle tertawa kecil menertawakan kemiripan antara jisha dengan haechan, teman dari Jisung dan Chenle.
"Aduuh, jishaaaa! Yah jika sempat besok aku akan datang" ucap Jisung lalu pergi dengan Chenle dan membiarkan surat panggilan itu terbuang di lantai.
"Aah~ jangan sampai ada kesalahan sedikitpun atau aku akan jadi gembel nantinya" gumam jisha kepada dirinya sendiri lalu menyelesaikan apa yang di suruh kakak laki-lakinya itu.
•••
"Kita akan pergi kemana?" Jisung bertanya ke Chenle yang sedang mengendarai mobilnya.
"Sebelum kita pergi, aku ingin bertemu dengan ayah mu" tujuan sebenarnya Chenle ingin bertemu dengan ayah Jisung adalah, agar Jisung bertemu dengan ayahnya. Dia mendapatkan informasi bahwa Jisung tidak meninggalkan perusahaannya selama satu Minggu lebih. Dalam artian Jisung hanya menyibukkan diri di kantornya dan tidak melakukan aktivitasnya seperti hari biasanya.
Biasanya, sebelum pergi ke perusahaannya Jisung akan mengantarkan adiknya ke sekolah tanpa bantuan supir pribadinya. Lalu berlanjut dengan menjenguk ayahnya di rumah sakit. Tentu saja rumah sakit itu, rumah sakit pribadi milik keluarganya. Setelah ia menjenguk ayahnya, barulah Jisung pergi ke perusahaannya.
Biasanya Jisung akan menunda sebentar pekerjaannya dan menjemput adiknya pada jam 3 sore lalu kembali bekerja hingga jam 7 malam. Jam 7 malam Jisung dan adiknya tidak langsung pulang ke rumah, mereka akan menjenguk ayahnya di rumah sakit, terkadang mereka menjenguknya hingga larut malam. Tetapi akhir-akhir ini Jisung terlalu sibuk hingga ia pun tidak bisa meninggalkan perusahaannya dikarenakan pekerjaannya yang begitu menumpuk. Jam makan dan tidurnya pun tidak teratur. Kini Jisung terlihat lebih kurus dari biasanya.
"Kau sangat perhatian, seperti biasa" Jisung tertawa kecil, menertawakan betapa beruntungnya ia memiliki seorang teman seperti Chenle.
"Bodoh, tentu saja aku perhatian, kau terlihat sangat menyedihkan saat ini" Chenle tertawa dengan perkataannya "aahh aku hanya bercanda" lanjutnya.
Dan mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah sakit dengan candaan yang tiada henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO||• PJS
AcciónJabatan dan kekayaan membuatnya terpecah dari sahabat sejatinya. PARK JISUNG, Pria muda yang menjabat sebagai CEO itu sedang bersaing dengan perusahaan para sahabatnya sendiri © Fkhryh ©