Kejadian ini aku alami sekitar di Tahun 2013 yang lalu. Waktu itu ibuku berencana untuk membangun warung makan kecil-kecilan di dekat jalan raya. Hingga akhirnya warung makan tersebut jadi.
Kebetulan di samping warung berdiri, ada toko kaca dan besi yang memiliki banyak karyawan. Sehingga pelanggan yang datang cukup ramai.
"Wah ramainya," batinku sambil melihat segelintir orang yang datang dan pulang setelah membeli makanan di warung.
Sekitar sebulan berjalan kejadian aneh pun di mulai. Entah kenapa makanan yang setiap harinya selalu diletakkan di meja ketika di buka selalu memunculkan satu gulungan rambut hitam kusut yang menggumpal.
Kejadian itu berlangsung selama lebih dari seminggu. Hingga pada suatu hari datanglah seorang kakek-kakek (simbah) yang mengaku jika ia berjalan dari kota P salah satu kota di Jawa Timur sampai ke kota B di Jawa Tengah dalam waktu tempuh hanya sehari dengan berjalan.
Sebenarnya aku dan kakak serta ibuku yang sedang berada di dalam warung kurang percaya dengan apa yang dibilang oleh simbah tersebut. Bagaimana mau percaya masa iya simbah yang kemungkinan umurnya sudah berkepala 6 bisa secepat itu datang kesini dalam waktu sehari saja. Lantas untuk membuktikan ibuku pun langsung bertanya apa tujuan kakek itu datang ke kota ini.
"Mbah, mrene ajeng enten keperluan pripun njih?" tanya ibuku dengan logat jawanya.
(Kek, datang kesini lagi ada keperluan apa ya?)
"Aku mrene meh golekki anakku seng kerjo ning pabrik kulon kono," balas simbah.
(Aku kesini mau mencari anakku yang kerja di pabrik barat situ)
Ibu hanya tersenyum lalu menawarkan kopi tetapi simbah menolak. Kata simbah di buatkan teh tanpa gula saja.
Selang beberapa menit simbah pun bercerita jika ada sosok putih yang sedang berada tepat di belakang kakakku. Sosok yang memiliki rambut panjang hitam kusut, wajah yang pucat, dan baju putih yang terlihat kotor seperti sudah lama tidak di cuci.
Simbah mengatakan juga kami harus segera cepat-cepat memindahkan warung ini. Jika tidak maka hal yang tidak di inginkan akan menimpa kami dan di akhir ceritanya simbah bilang kepada ibu sambil menunjukku yang kebetulan duduk sejajar dengannya.
"Anak iki apikan sok sukses. Matur nuwun njih," ucapnya sambil mengangkat gelas bekas teh tadi yang sudah kosong.
(Anak ini baik besok sukses. Makasih ya)
Aku hanya bingung keheranan dengan ucapan simbah. Tak terasa percakapan tersebut berlangsung kurang lebih selama 1 jam lebih dan akhirnya simbah pun pamit.
Sekitar hampir 3 menitan perasaanku rasanya campur aduk. Ingin sekali rasanya melihat sejauh mana simbah itu berjalan. Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk berjalan ke arah simbah memulai perjalanan. Namun, anehnya ia sudah hilang.
Selang beberapa hari setelah simbah tersebut pergi. Aku dan seluruh anggota keluargaku memindahkan warung ke arah agak depan yang posisinya berada sangat persis dekat gapura desa dan juga pos polisi kecil yang sudah kosong sejak lama.
Hari pertama keadaan biasa saja dan sampai pada puncaknya kejadian gulungan rambut kusut menggumpal terulang lagi dan semakin hari semakin banyak. Kami pun akhirnya hanya pasrah dan tidak menghiraukan kejadian itu lagi.
Sebulan lebih sudah kami berjualan di warung hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk gulung tikar. Karena sudah merasa sangat jengkel dengan kejanggalan tersebut. Beberapa hari berlalu setelah ibu tidak berjualan lagi ada peristiwa truk menabrak pos polisi kosong dan gapura desa sampai hancur pada siang hari penyebabnya adalah rem blong. Syukurlah kami sudah tidak berjualan lagi waktu itu.
Ini kisah nyata saya. Makasih banget buat kalian yang udah baca. Percaya ga percaya di setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Ambil sisi positifnya, buang buruknya. Sekian.
Dukung saya dengan like cerita ini dan share agar teman kalian tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Mereka
Mystery / ThrillerKumpulan kisah melegenda dari berbagai sumber dan media (Menceritakan alur cerita dengan sudut pandang berbeda-beda) © 2021,pertaloka