Bagian 2 - Alas Roban

26 2 0
                                    

Perkenalkan namaku Agus di sini aku akan menceritakan kejadian menyeramkan yang terjadi kepadaku di Tahun 2000 silam, saat aku hendak pulang dari salah satu kota yang berada di Jawa Barat menuju kota Semarang.

Kebetulan ada satu temanku bernama Rifkan ingin ikut pulang bersama naik mobil. Di Tahun 2000'an jalan tol belum ada, sehingga satu-satunya jalan yang bisa ku lewati adalah Jalur Alas Roban. Dimana jalur saat itu masih berkelok-kelok dan curam.

Kami berdua sampai di Brebes pada pukul 23.00 karena sempat berhenti lama untuk istirahat, makan dan sholat di Indramayu.

Jalanan sudah sepi saat aku sampai di Alas Roban dikarenakan jalanan yang makin lama makin gelap karena minimnya pencahayaan. Di kiri dan kanan juga ada pohon-pohon besar. Sesekali aku menemui bus antar provinsi yang melintas pada malam hari.

Namun tiba-tiba terdengar suara seperti benda terjatuh diatas mobil. Karena kaget dan bingung, Aku langsung menepikan mobil ke pinggir jalan.

Kami berdua pun mengecek keadaan mobil dan Aku menemukan ada bekas lecet di atap mobil. Takut terjadi apa-apa, Aku pun langsung mengecek keadaan sekitar bersama Rifkan.

Setelah mencari, kami tak menemukan apapun lalu kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Belum lama berjalan, lagi-lagi Aku dikagetkan dengan suara benturan. Kali ini suara berasal dari depan mobil seperti habis menabrak sesuatu.

"Aduh nabrak apaan lagi ... udah kamu di dalem aja biar aku yang turun, Gus" ucap Rifkan.

Setelah dicek oleh Rifkan, ternyata ban depan mobil bocor dan butuh ditambal. Aku kebingungan karena saat itu sudah pukul 01.30 WIB dan tak mungkin ada tambal ban yang buka. Di tambah juga aku sudah tidak memiliki ban cadangan.

Aku dan Rifkan pun berjalan di jalan Alas Roban yang gelap dan sepi. Baru beberapa menit berjalan, kami melihat ada cahaya remang-remang di ujung jalan. Ternyata itu adalah tambal ban.

Kami pun berjalan memastikan apakah itu tambal ban atau bukan. Setelah benar itu tambal ban, aku pun membawa mobilku ke tambal ban tersebut.

Cukup lama Aku dan Rifkan memanggil-manggil tukang tambal ban. Namun tak segera muncul juga. Setelah cukup lama menunggu, kami dikagetkan dengan kedatangan laki-laki tua yang muncul secara tiba-tiba. Kami pun menjelaskan tentang keadaan ban mobil kami dan dijawab oleh pria tersebut bahwa ia bisa memperbaiki.

Awalnya Aku dan Rifkan tak curiga dengan tambal ban itu. Namun lama kelamaan kami berdua mencium bau menyan yang cukup menyengat. Dan diujung jalan, Rifkan melihat ada warung yang masih buka. Ia pun mengajak aku untuk ngopi disitu.

Saat kami berada di warung, kami berpapasan dengan truk. Supir truk itu melihat aneh ke arah kami.

Warung itu sederhana dengan nuansa khas pedesaan yang bangunannya terbuat dari anyaman bambu. Saat sampai disana, Aku melihat ada segerombolan anak kecil yang sedang bermain di samping warung. Aku heran mengapa bisa ada banyak anak kecil padahal waktu sudah hampir pagi.

Begitu masuk, kami disambut oleh seorang wanita yang belum terlalu tua mengenakan daster putih dan tersenyum ketika melihat kami berdua.

Kami berdua pesan kopi dan meminumnya sambil ngobrol mencairkan suasana. Aku pun membicarakan tentang anak-anak yang bermain di samping warung. Rifkan yang mendengarnya pun heran dan langsung mengecek ke samping warung dan kaget karena ia tak melihat anak-anak itu sama sekali.

Suasana mulai tegang. Ketika kami berdua mencari ibu-ibu penjaga warung, ia menghilang. Sudah berkali-kali kami memanggil namun tak ada jawaban. Bukan suara ibu penjaga warung, namun kami dikagetkan dengan suara ketawa khas Kuntilanak.

Kami pun bergegas keluar mencari sumber suara. Dan ternyata ada sesosok wanita menyeramkan sedang berdiri di samping pohon besar dekat warung. Matanya putih dan wajahnya pucat serta rambutnya sangat panjang.

Aku dan Rifkan pun berlari ketakutan menjauhi tempat itu dan bergegas kembali ke tempat tambal ban. Saat kembali, rupanya tambal ban itu juga menghilang entah kemana.

Ternyata lokasi tambal ban itu adalah sebuah jurang. Untung mobil kami masih berada di pinggirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang