Chapter 12

433 67 32
                                    

Yoongi marah bukan kepalang.

Darahnya naik hingga kepala saat mendengar Direktur Lee meminta Dahyun untuk bertelanjang. Namun sebelum ia memberikan kode pada Dahyun, sebuah suara terdengar lagi dari seberang sana.

"Taruh teleponnya diatas meja. Kemudian lucuti pakaianmu satu persatu didepanku."

Sementara Dahyun semakin sulit untuk membuat keputusan. Dilihatnya Yoongi tengah menghujamnya dengan tatapan yang--Dahyun besumpah ia tak pernah melihat Yoongi semenyeramkan sekarang. Tetapi ia tak juga mengatakan apa-apa pada Direktur Lee sebagai reaksi.

"Dahyun?"

"Maaf tapi aku sedang tidak enak badan. Mungkin nanti saja waktu kau kesini."

"Kubilang sekarang! Jangan membantah jalang! Kau kubeli untuk menjadi mainanku!"

Oh, habis sudah kesabaran Yoongi. Ia maju dan merebut telepon yang sedang digenggam oleh Dahyun dan mengarahkan sendiri pada wajahnya.

"Apa kau tidak mendengarnya? Dia sedang tidak enak badan dan kau mengganggu istirahatnya sekarang."

Bisa Yoongi lihat wajah Direktur Lee berubah bingung karena menemukan Yoongi ada bersama Dahyun.

"Kenapa kau bisa ada disana?"

"Aku mengkhawatirkannya. Direktur, semestinya kau tidak membagi konsentrasimu untuk saat ini karena istrimu sedang membutuhkanmu. Mohon hargai dia, jangan mengganggunya karena bagaimanapun dia adalah manusia. Dan manusia memiliki hak untuk berpendapat atau menolak apa yang tidak dia inginkan. Kututup teleponnya. Selamat malam, selamat beristirahat."

Panggilan pun ditutup. Yoongi melempar teleponnya ke sofa dan ia bersedekap didepan Dahyun yang kini menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Lihat? Tak peduli seberapa pandainya Dahyun menyimpan seluruh luka, ia tetap gagal menyembunyikannya sekarang. Pandangannya lari dari kedua manik hitam Yoongi tetapi jelas kesedihan terpancar dari sorot matanya yang sedalam samudera.

"Menangislah. Kau sudah memendamnya sendirian selama ini."

Bibir mungil didepannya bergetar dan kedua tangan Dahyun mengepal kuat-kuat.

"Dia memanggilmu jalang, apakah sebutan itu sudah terlalu biasa untukmu sehingga kau tidak mengatakan apapun sebagai pembelaan diri?"

Sayangnya, Dahyun mengangguk. Dan itu membuat hati Yoongi lebih sakit puluhan kali lipat daripada sebelumnya. Maka ia menarik Dahyun kedalam dekapannya dengan harapan agar wanita itu bisa sedikit melepaskan kekesalannya barang sedikit. Tidak ada suara, tetapi kemeja depan Yoongi basah seketika. Detik selanjutnya kedua jemari lentik itu melingkari pinggang Yoongi dan Dahyun mencengkeram kemejanya kuat-kuat. 

Yoongi tertegun didalam pandangannya yang menerawang. Begini rasanya ternyata. 

Tidak memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang yang ia cintai, lebih menyakitkan daripada ditinggalkan oleh cinta itu sendiri.

"Dia akan mengasariku kalau aku tidak menurut padanya," kata Dahyun melepaskan dekapan Yoongi dan menurunkan kerah bajunya hingga kebawah bahu, lalu menyibakkan rambut panjangnya kesamping agar Yoongi bisa melihat bagian belakangnya, "seperti mencambukku dengan paddle. Kadang kala dia memiliki semacam fantasi bercinta yang aneh." 

Sebuah guratan yang cukup panjang membelah vertikal permukaan punggung Dahyun. Cukup untuk membuat darah Yoongi kembali naik ke kepala untuk yang kedua kalinya.

"Kenapa aku tidak melihat ini waktu kita melakukannya dirumahku?"tanya Yoongi menghela napas seraya menaikkan kerah Dahyun lagi. Wanita didepannya menipiskan bibir.

Seesaw | Min Yoongi x Kim DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang