Jujur saja cerita lain yang aku tulis sebelum ini, banyak yang aku unpublish. Jadi aku berusaha semoga saja Little princess akan berjalan sampai akhir.
Bagi yang suka dengan yang sad ending, disini bukan lapaknya. Karena jujur saja aku belum bisa menguatkan hati jika sad ending😂
🚫Warning
"Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."Typo bertebaran dimana mana, jadi mohon perhatiannya😄
Selamat membaca...
***
Seperti biasa untuk weekend selalu saja ramai oleh pengunjung restoran. Karyawan pun kewalahan menanganinya, ada yang sebagai kasir, waitress/waiters, koki, dan tukang cuci piring.Di area kasir cukup panjang antrian hingga ada yang membawa anak kecil sampai tersungkur karena berdesak desakan.
Waitress dan waiters pontang panting kesana kemari mengantarkan makanan dan minuman yang pembeli pesan.
Sheena yang tengah menangani pembeli yang rewel, komplain ini dan itu. Membuatnya terlihat sangat geram terhadap pembeli tersebut. Tapi semaksimal mungkin ia tangani dengan baik.
Ada pula suara kuali para koki yang terdengar sangat gaduh di area dapur. Hingga akhirnya peralatan seperti piring, gelas, mangkok, dan yang lainnya tidak ada yang tersisa. Semua masih kotor, dan masih di meja customer.
Setelah menangani customer rewel, Sheena terkulut emosi. Kini bagian Sheena masuk ke area dapur, untuk melanjutkan rekannya mencuci peralatan.
BRAKK
Sheena membuka pintu dapur tanpa halus halusnya, membuat para koki terkejut dan semua pasang mata kini menatapnya.
Ia tak peduli akan tatapan tajam mereka. Ia langsung saja menghampiri pekerjaannya itu.
"PIRING!" Teriak Panji, salah satu koki.
Baru saja Sheena mulai mencuci sudah ada yang teriak. Sheena paham, pasti piring telah habis. Tapi ia abaikan, tanpa merespon ataupun menengok.
Merasa diabaikan Panji menatap Sheena dengan tajam.
"PIRING!" Panji berteriak lagi.
"Bentar!" Teriak Sheena tanpa menatap Panji.
Tapi memang benar, piring sudah ludes. Mana mungkin bisa menggunakan mangkok, bisa bisa nanti terkena omel atasan.
"PIRING WOY!!" Kini Panji berteriak seperti ngajak ribut dengan Sheena.
BRAKK
Sheena menjatuhkan piring ke wastafel dengan sengaja. Untungnya tidak ada yang pecah satu pun. Kemudian ia menoleh ke arah Panji.
"Sabar! Baru juga masuk! Gak liat apa?!" Cukup sudah. Tidak di area service, tidak di dapur. Emosi nya ditarik ulur.
PRANG! PRANG! PRANG!
Sheena mencuci piring dan kawan kawannya tanpa ada lembut2nya sama sekali. Ia yang tadinya terlihat tenang kini malah terdengar seperti sedang perang. Tak lama, salah satu koki menghampirinya dan membantu membilas piring .
"Piringnya sudah habis bis Shen, sabar ya. Jangan emosi" ucap Adam dengan lembut. Tanyannya mengambil beberapa piring yang sudah di sabuni oleh sheena.
"Gimana gak emosi coba Dam, dia ngajak ribut mulu kalo aku datang" wajah Sheena terlihat merah padam. Melihat Sheena seperti itu, Adam lebih baik menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little princess
General Fiction#Ceritapertama #fiksi "Kenapa semua orang mempermasalahkan kalung ini, apa istimewanya bagi mereka?" Sheena kali ini tengah meneliti kalung yang ia buat dulu.