SELAMAT MEMBACA !!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 🙏
Di Rumah Sakit keluarga Pratama
Saat itu, terlihat seorang pria yang sangat tampan, berperawakan tinggi, dan juga kekar sedang berjalan di area koridor rumah sakit sembari menenteng sebuah Tote bag berisi makanan yang itu entah untuk siapa.
Lalu, tibalah dia di ruang perawatan VVIP No.2 , ia pun memasuki ruangan itu.
Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang wanita cantik yang mengenakan jilbab sedang duduk di atas hospital bed dengan wajah yang menyedihkan dengan mata sembab seperti baru saja menangis. Nathan pun menghampiri wanita itu dan duduk di kursi pinggir hospital bed yang tentunya sudah di sediakan sebelumnya. Tak lupa, ia menyimpan Tote bag berisi makanan itu ke overbed table yang berada tepat di atas paha wanita itu. Lalu .."Sayang !" panggil Nathan pada istrinya itu. Yah, wanita itu adalah Haura Zhafira atau lebih tepatnya istri dari Nathan Surya Pratama.
"Kenapa mas ?" tanya Haura.
"Kamu lagi ngapain sih ? Kok aku liat kamu nangis tadi. Kamu kenapa hmm ? Coba cerita sama aku !" ucap Nathan.
"Aku gak kenapa - kenapa kok mas. Aku hanya lagi baca buku ini ." ucap Haura sambil menunjukkan buku bertuliskan 'Diary Haura'. Nathan yang melihat itu tentu saja terkejut sekaligus sedih, ia jadi kembali teringat akan masa lalunya yang suka menyiksa dan menjelekkan istrinya itu. Ia sangat tahu apa yang ada di dalam buku itu karena ia pernah membaca buku itu sekilas dan saat awal membaca buku itu, ia langsung tau apa saja kejadian yang dialami oleh istrinya itu di masa lalu.
"Maafin aku ya sayang !" ucap Nathan bersungguh-sungguh dengan kedua pupil mata yang terlihat sudah membasah.
"Gak apa-apa kok sayang, kamu gak usah kayak gitu ! Lagipula kejadian ini sudah terjadi cukup lama sayang. Kamu gak usah terus - terusan merasa bersalah gitu, aku gak enak buat ninggalin kamunya kalau kamu kayak gini terus ."
"Kenapa kamu ngomong gitu sayang ?" tanya Nathan dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya itu. "Kamu gak akan kemana-mana, kita akan terus bersama sayang !" ucapnya lalu memeluk istrinya itu erat seolah tak mau kehilangan.
"Aku gak akan kemana-mana kok mas, aku bakal tetap sama kamu terus kok, aku gak akan pergi kemana-mana. Udah ya kamu jangan nangis lagi !" ucap Haura sambil mengusap-usap punggung suaminya itu.
"Kamu harus janji ya sama aku kalau kamu gak akan kemana-mana !" pinta Nathan penuh harap.
"Ia mas aku gak akan kemana-mana kok ."
"JANJI ?!" ucap Nathan lagi sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"JANJI !" balas Haura juga menyatukan jari kelingking Nathan dengan jari kelingking miliknya.
"Yaudah mas, jangan nangis - nangisan terus ahh, aku mau makan mas laper !" ucap Haura menyadari bahwa mereka sudah cukup lama menyatukan jari kelingking mereka.
"Ah iya sayang, maaf ya aku lupa !" ucap Nathan sambil membuka isi dari Tote bag itu.
"Mas, kok banyak banget ? Ini isinya apa aja ? Siapa yang mau makan mas ?" tanya Haura saat melihat ada banyak makanan yang Nathan keluarkan dari tote bag itu.
"Ya kamu lah sayang yang makan !"
"Hah ? Aku ? Masa aku bisa makan sebanyak ini mas ?" ucap Haura serasa ingin pingsan karena disuruh menghabiskan makanan yang begitu banyak. Mulai dari sayur sop, buah apel dan mangga, ayam goreng, dan bubur. Ya kalian bayangkan, orang yang sedang sakit disuruh makan makanan sebanyak itu akan bagaimana nanti. Sedangkan orang sakit rata-rata makan hanya sedikit bahkan tidak sampai 1 porsi makan biasa mereka. Dan ini, ia disuruh menghabiskan makanan sebanyak itu ? Rasa ingin pingsan pun seketika menghampiri nya.
"Tenang aja ya, nanti kalau gak abis aku yang abisin makanannya. Jadi kamu gak usah khawatir. OKE !" kekeh Nathan melihat raut wajah terkejut istrinya. Nathan senang dengan raut wajah itu, karena istrinya tidak lagi menunjukkan raut wajah kesedihan yang biasa ia tunjukan pada wajahnya itu.
BERSAMBUNG
MAAF YA KALAU JELEK 🙏
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN OKE
SEE U NEXT CHAPTER 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING DRAMA
FanfictionApa yang terjadi jika kita di nikah paksa oleh orang tua sendiri ? Kesal , Kecewa , Marah , Sedih bercampur menjadi satu. Mungkin itulah yang dirasakan gadis ini saat ia diberitahu bahwa dia akan dinikahkan. Lalu , bagaimana kisah gadis tersebut da...