1.

615 57 13
                                    


Flashback on

Terlihat seorang gadis kecil yang tengah bermain dengan seekor anak kucing di Taman, di temani oleh kedua orang tuanya. "Ayah, Bunda lihat deh kucingnya lucu. Apa boleh Mei membawa pulang kucing ini?" Tanya Mei sambil mengangkat kucing itu dan menunjukkannya pada orang tuanya.

Sang Ayah dan Bunda hanya tersenyum sembari mengangguk. "Yeahhhh" sorak Meisha melompat kegirangan.

Tanpa sadar anak kucing itu tiba-tiba melompat dari gendongan Meisha dan berlari menjauh, Meisha kecil yang tidak terima jika kucing itu kabur pun ikut berlari kecil mengejar anak kucing tersebut. Kaki kecilnya itu berlari mengikuti anak kucing yang berlari menuju jalan raya. Meisha yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti kemana kucing itu pergi tanpa mempedulikan sekitar, tanpa ia sadari ada sebuah mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi menuju kearahnya.

"MEI SAYANG, AWAS!" teriak Ayah Meisha berlari berusaha menyelamatkannya, tubuh Meisha di dorong oleh sang Ayah. Tubuh mungil Meisha mendarat tepat di rerumputan. Sementara Sang Ayah tertabrak mobil dan terpental lumayan jauh.

"Aww sakit" ringis Meisha pelan, Meisha menoleh ke arah sang ayah tangisannya pun pecah saat melihat sang Ayah yang tak berdaya dengan berlumuran banyak darah.

"Ayah!Ayah!Ayah!" Meisha merangkak pelan menuju sang Ayah dengan air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya.

"MAS!" Teriak Mawar syok, dan segera berlari menuju sang suami.

"Ayah maafin Mei, Ayah jangan tinggalin Mei" Isak tangis Meisha semakin keras, ia mengoncang pelan tubuh tak berdaya sang Ayah.

"Mei sayang, ja-jaga di-diri baik-baik ya. I-ingat untuk selalu jagain bunda ya, ka-kamu harus selalu menyayangi bunda, ja-jadi anak yang baik dan berbakti pada Bunda ya, Nak. " pesan Harlan terbata-bata, tangan berlumuran darah itu perlahan terangkat berusaha untuk mengelus pipi sang anak. Meisha hanya mengangguk sembari menangis sesenggukan.

Tangan Harlan teralih untuk menggenggam tangan sang istri yang juga sedang menangis sesenggukan"Da-dan kamu sayang, ja-jaga anak ki-kita ya. A-aku menyayangimu sayang," setelah mengatakan itu Harlan tersenyum, dan... Genggaman tangannya tiba-tiba melonggar mata Harlan perlahan tertutup, hal itu membuat Mawar panik, ia mengoyang-goyangkan tubuh sang suami berharap ada respon dari Harlan.

"BANGUN MAS! JANGAN TINGGALIN AKU! MAS!" teriakan dan tangisan histeris itu berasal dari Mawar. Ia memeluk tubuh sang suami tak peduli jika tubuhnya ikut berlumuran darah.

Banyak warga sekitar berdatangan menyaksikan kecelakaan itu. Para warga mulai mengangkat tubuh Harlan menuju mobil untuk di bawa ke rumah sakit.

***

"Maaf suami anda telah meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit" ucap seorang dokter.

Degh!

Kata-kata yang di ucapkan oleh dokter itu membuat dunianya seketika berhenti. Tangisannya semakin pecah, tak terima dengan apa yang di katakan sang dokter.

Tubuh mawar luruh begitu saja, kejadian ini sangat menyakiti perasaannya. Mawar menghapus air matanya dengan kasar, ia melirik tajam ke arah sang anak yang sedang menangis di pelukan sang nenek.

Sang Pemilik LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang