Tempat parkiran SMA Sunhwa begitu ramai. Hal itu sudah tak mengherankan. Karena seperti itulah setiap paginya. Lebih tepatnya, 7 orang yang baru keluar dari 2 mobil yang ditumpangi mereka.
Siapa yang tidak mengenal Dreamies? Most Wanted di SMA Sunhwa. Grup mereka terdiri dari 7 orang. Mereka Mark Lee, Hwang Renjun, Lee Jeno, Lee Haechan, Na Jaemin, Zhong Chenle dan Park Jisung.
Mark Lee tertua di antara mereka sekaligus yang menjadi ketua di grup itu. Sekarang dia berada di tingkat ke 3. Selanjutnya Hwang Renjun, dia berada di tingkat ke dua bersama 3 lainnya yaitu Lee Jeno, Lee Haechan dan Na Jaemin. Sifat mereka tidak jauh berbeda. Hanya saja Renjun pemarah sekali senggol mungkin saja barang di sekitarnya bisa melayang ke arahmu.
Haechan yang tidak bisa diam dengan segala tingkah randomnya. Jaemin yang susah ditebak ke mana arah pikirannya. Lelaki itu cukup misterius dan jangan lupakan senyuman manisnya bisa membuat perempuan di sekolah ini menjerit. Beda halnya dengan Jeno. Dia pendiam seakan tak peduli dengan sekitarannya. Tak jauh beda dengan Jaemin, senyumannya bisa menarik perhatian dengan kedua matanya yang seakan ikut tersenyum.
Terakhir Zhong Chenle dan Park Jisung mereka yang masih berada di tingkat pertama. Chenle dia pria yang humoris dan cepat beradaptasi dengan sekitarannya juga Jisung yang pendiam dan tidak banyak tingkah.
Mereka melangkahkan kaki memasuki lapangan. Tak dihiraukannya bisik-bisik atau bahkan teriakan yang menghujami mereka. Bagi mereka hal ini sudahlah biasa. Mereka tampan dan kaya. Siapa yang tidak tertarik dengan mereka?
"Gue ke kelas dulu, ada yang harus di kerjakan."
Mark memisahkan diri dari grupnya dan dibalas decakan dari Renjun.
"Hyung, lo di rumah ngapain elah. Pasti mau nyari contekan."
Mark tidak menggubris pertanyaan Renjun dan memberikan satu jempolnya di belakang tubuh seakan membenarkan pernyataan dari Renjun.
"Udahlah kita langsung ke kelas aja Cung, gue gak mau kena damprat apalagi di suruh keliling lapangan."
Chenle merangkul Jisung dan memisahkan diri dari grupnya. Mengingat setelah ini pelajaran matematika yang gurunya terkenal killer.
Dan tersisalah mereka berempat. Jeno, Jaemin, Haechan dan Renjun. Mereka melenggang menuju loker.
"Wuhuu banyak banget ini. Asikk."
Haechan kegirangan saat membuka loker Jaemin. Seperti biasa lokernya selalu penuh dengan coklat, susu, dan semacamnya. Sementara Jaemin hanya mendengus melihat kelakuan Haechan.
Dan di lain sisi Jeno tengah terdiam menatap isi lokernya. Tak banyak seperti Jamein memang karena dia pernah memarahi salah satu pengagumnya yang memberikannya coklat di loker. Dan hal itu membuat yang lainnya jadi ragu jika mau memberikan sesuatu ke loker Jeno. Takut ia akan bernasib sama dengan gadis malang yang pernah dimarahi Jeno.
Nampaknya hal tersebut tidak berlaku buat seseorang. Susu strawberry itu selalu ada setiap paginya di loker Jeno. Ia mengambilnya dan membaca tulisan yang berada di kotak susu itu.
"Biar tambah semangat uri Jeno"
Jeno mengernyitkan keningnya. Sudah hapal dengan tulisan itu. Sudah pasti tulisan itu milik Kiara Yoon. Gadis yang selalu mengganggunya dan tidak pernah bosan untuk merecokinya. Jeno mendengus kesal kemudian melempar susu itu ke arah tong sampah yang berada tak jauh darinya.
"Kenapa lo Jen?,"
Jaemin menepuk pundak Jeno dan dihadiahi tatapan malas dari Jeno.
"Biasalah."
Mereka seakan paham apa yang di maksud Jeno. Kemudian tawa menggelegar dari ketiganya kecuali Jeno. Mereka sudah hapal betul siapa Kiara Yoon. Gadis yang tidak pernah lelah mengejar cinta seorang Lee Jeno.
"Udahlah terima aja kenapa Jen. Dia cantik kok." Jaemin memberi usalan sembari melipat lengannya dan menyandarkan tubuhnya ke loker.
"Iya Jen. Dari lu kelas 1 juga Kiara Noona gak pernah berhenti ngejar lu. Udah cinta mati kali. Yo gak guys?,"
Haechan menambahkan dan melakukan high five dengan Renjun.
"Ck. Diam lo pada. Ogah gue sama dia. Mana berisik lagi kalo lo pada mau mah ambil aja."
Jeno menutup lokernya dengan memberikan sedikit tekanan. Melangkah menjauh meninggalkan Haechan, Renjun juga Jaemin.
"Lo mau ke mana Jen? Abis ini masuk woii," Haechan berteriak, tetapi tidak digubris Jeno.
"Udahlah pasti mau bolos dia. Kayak ga tau Jeno aja. Cabut yuk."
Jaemin meninggalkan loker diikuti dengan Renjun dan Haechan.
*****
Kantin begitu ramai saat istirahat. Seorang gadis dari kejauhan tampak celingukan mencari seseorang. Ya, dia Kiara Yoon. Dia berusaha menemukan sang pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Tapi yang di cari malah tidak ada.
"Yaa, Noona. Kia noona!"
Kiara menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya. Setelah tau siapa yang memanggilnya gadis itu menghampiri meja itu.
"Kalian, kok Jenonya gak ada?"
Kiara masih memperhatikan. Mengabsen satu persatu tidak mau melewatkan jika Jeno terlewat. Tapi tetap saja dia tidak menemukannya.
"Mana Lee Jeno?"
Kiara menatap orang yang tadi memanggilnya. Lee Haechan.
"Gak ada dia. Paling lagi di rooftop. Dia bolos pelajaran dari pagi."
Tanpa menunggu Kiara langsung meninggalkan kantin.
"Ya.. Ya!! Noona"
Bahkan Kiara tidak menoleh sedikitpun. Gadis itu benar-benar sudah tergila-gila dengan orang yang bernama Lee Jeno.
"Gue bertaruh Jeno pasti kewalahan menghadapi Kiara Noona."
Jisung menggelengkan kepala kemudian disahuti tawa dari Dreamies. Mereka sudah tidak heran dengan tingkah ajaib Kiara yang bisa membuat Jeno emosi setengah mati.
******
"Jeno-ya"
Kiara menghampiri Jeno yang tengah membaringkan tubuhnya di atas matras. Ia mengambil buku yang menutupi wajah Jeno membuat sang empu mengernyit dan membuka matanya.
Saat ini dihadapannya terdapat perempuan yang tidak ingin dia lihat.
"Shit."
Umpat Jeno kemudian ia langsung bangkit. Menatap gadis dihadapannya dengan tatapan tajamnya.
"Mau apa lo ha? Ga bosen apa gangguin orang mulu!"
Kiara mengerucutkan bibirnya kemudian menatap Jeno dan tersenyum sumringah.
"Ga ada bosen Jen. Kalo gue bosen, gue gak perlu repot-repot ke sini lah."
Jeno bangkit dari posisinya dan beranjak berniat meninggalkan Kiara. Meladeni gadis itu hanya akan menyiksa mentalnya.
"Ih kok Lo gitu sih Jen? Gue udah capek-capek lari buat nyamperin Lo. Lo malah mau ninggal gue gitu aja."
Kiara menahan lengan Jeno tetapi dengan sekali tepis pegangan di tangan Jeno terlepas.
"Gue capek. Jangan ganggu gue atau lo bakal nyesel."
Jeno memberikan ancamannya dan melenggang pergi meninggalkan Kiara sendiri. Gadis itu menghela nafas pelan. Harus bagaimana lagi caranya biar bisa dekat dengan Jeno kalau didekati saja dia selalu menghindar.
"Gapapa Kiara. Nanti dicoba lagi. Usaha gak akan mengkhianati hasil."
Kiara merapalkan mantra itu. Menepuk-nepuk dadanya pelan. Seolah untuk menguatkannya.
-Tbc-
Kamis, 19 Agustus.
Haii, lama gak update cerita yaa hehe. Aku mau update lagi cerita ini. Semoga suka ya. Jangan lupa voment. Makasih 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Romance"Gue tau gue salah. Tapi bukan gini caranya. Lo harus tanggung jawab. Lo yang udah bikin singa dalam diri gue bangun. Dan apa yang gue pingin harus jadi milik gue. Lo harus jadi milik gue," - Lee Jeno