1. Hari Pertama Sekolah

107 17 0
                                    

Catatan : Ini adalah fan fiction yang bercerita tentang Jun, Yerin dan Wonwoo, namun menggunakan nama dan latar Indonesia. Silakan bayangkan visualisasi mereka, kalau kamu menyukai seventeen. Atau sesuai imajinasi menggunakan visual lain juga terserah kamu. Yang penting, jadilah pembaca yang bijak. Okeeyy? Yuk lanjut!

••

Lagu milik Tasya Kamila seolah menghilang dari dunia para siswa di sekolah. Libur telah usai, digantikan oleh tahun ajaran baru yang sejatinya tidak dinantikan oleh satu murid pun di SMA Galaksi.

Orang-orang terlihat sibuk di hari pertama masuk sekolah. Para peserta didik baru berlarian dengan atribut masa orientasi, pengurus osis menyiapkan ruang dan kebutuhan acara yang diselenggarakan selama tiga hari, para guru membagi tugas menjadi dua; menyambut yang baru dan menceramahi siswa lama yang terlambat datang.

Sekelompok siswa lelaki beranggotakan tujuh orang melihat daftar pembagian kelas---setiap tahun kelas akan dirombak berdasarkan peringkat dan prestasi siswa. Mereka berdiri sejajar membentuk barisan yang sering dijuluki "Barisan Para Tampan" oleh siswa-siswi lain. Tentu, sesuai dengan julukannya, ketujuh siswa ini memiliki ketampanan yang membuat banyak orang terpesona. Yah, walaupun belum bisa mengalahkan boyband Thirteen yang baru-baru ini menggemparkan Indonesia dengan lagu berjudul Kanan Kiri yang mereka rilis bulan lalu.

"Yesss, gue sekelas sama Uji!" ujar lelaki bermata sipit, Haris, saat namanya tertulis tepat di bawah nama temannya itu.

Siswa yang disebut Uji itu lantas menjitak kening temannya dan memprotes, "Nama gue Fauzi, bego!" Dan membuat Haris menyengir tanpa merasa berdosa.

"Eh seriusan kita bertiga pisah? Lo kok bisa kelas MIA 1 sih, Josh? Anjir. Bisa ditempeleng nyokap nih gue," kata Johan ketika melihat namanya berada di kelas 12 MIA 5 dan kembarannya, Joshua yang melesat di antara orang-orang pintar.

"Yo, makanya lo kalo diajari Pak Sumanto tuh dengerin, kayak gue." Joshua menepuk dadanya bangga dengan gaya swagnya. Ia pasti akan dipuji oleh kedua orang tua dan adik bungsu mereka, meski sebenarnya juga heran bisa mendapat keajaiban tersebut. Karena sebelumnya, ia bahkan sering bolos bersama Johan yang selalu mempunyai cara untuk berbohong.

"Masih untung gue MIA 3." Sakti, pemimpin kelompok itu mengelus dadanya lega. Ia sadar akan kelemahannya dalam bidang pelajaran, tapi di sisi lain juga bersyukur karena semesta masih ingin bekerja sama dengannya yang hanya sibuk dengan ekskul karate.

"Nu, kita MIA 2! Selangkah lebih maju dari tahun kemaren, Nu!"

Tapi, yang dipanggil tidak menyahut dan membuat keenam temannya menoleh ke kanan-kiri. Mereka menghela napas, ternyata si pemilik nama sudah menghilang dari pandangan.

"Kak, kita duluan ya! Nanti jumpa di kantin!" pamit Haris kepada ketiga seniornya, Sakti, Johan dan Joshua. Ia berjalan ke arah barat menuju lorong kelas 11 diikuti oleh Arjuna dan Fauzi. Barisan Para Tampan pun bubar.

Arjuna sampai di kelas barunya dan sedetik kemudian melihat Wisnu sudah duduk di kursi paling belakang dengan telinga disumpel earphone. Tapi, bukannya buru-buru mengambil tempat duduk seperti yang Wisnu lakukan, ia malah berdiri di depan kelas dengan wajah ceria.

"Hai semuanya! Gue Arjuna Hadisatya. Kalian bisa panggil gue Jun. Eh, sayang juga boleh deh," ujarnya percaya diri yang kemudian dihadiahi sorakan protes dari teman-temannya.

Arjuna tertawa. Setelah memerhatikan keseluruhan isi kelas yang ternyata tidak terlalu berbeda dari sebelumnya---banyak teman lamanya juga masuk di kelas ini---ia lantas menuju meja Wisnu.

"Nu, lo kok diem aja sih? Ga ada semangat semangatnya."

Wisnu tidak menyahut. Bukan karena volume musik yang ia dengarkan terlalu kencang hingga memekakan telinga, ia hanya malas menanggapi ocehan Jun yang akan semakin panjang jika dijawab.

Antara (Wonwoo, Yerin, Jun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang