Aya berdiri di halte dengan tatapan kosong. Dirinya begitu menyedihkan saat ini, rasanya ingin menangis walaupun setetes air mata sudah tidak berharga lagi bagi Aya
"Bunda sampai kapan Aya begini?" lirih Aya pelan.
Ia melihat bajunya yang penuh dengan lumpur dan juga kaca mata nya ikut kotor akibat lumpur yang menempel di bajunya.
"Semuanya pada jahat sama Aya ya Bunda." lirih Aya sekali lagi dengan senyuman. Itulah Aya jika tidak bisa menangis, ia hanya bisa tersenyum walaupun itu senyuman menyakitkan.
Tadi semua berjalan lancar saat ia bisa bertemu dengan kepsek. Sampai pada akhirnya, salah satu siswa lain berlari dan menabraknya hingga ia jatuh ke dalam lumpur di samping kolam ikan sekolah.
Aya hanya bisa tersenyum melihat nasibnya, tidak di tolong dan hanya di tertawakan. Begitukah semua manusia? atau Dimanakah harus Aya cari manusia yang memiliki jiwa sosial di bumi ini?
Padahal dirinya belum melihat kelas nya sama sekali, tapi semuanya ada hikmahnya.
Ternyata hari ini masih free untuk belajar, alhasil Aya tidak ketinggalan pelajaran pertamanya. Beruntung bukan? aku anggap itu hal keberuntungan dalam hidupku yang penuh sial ini.
Aya masih dalam kondisi nya yang penuh dengan lumpur. Dari tadi menunggu angkutan umum tetapi tidak ada satupun yang lewat.
Aya hanya bisa melihat senyum manis di wajahnya melalui genangan air di jalan.
Tanpa Aya sadari, tiba-tiba mobil truk besar lewat dengan cepat dan melintasi genangan air besar tersebut. Lalu Aya menutup matanya, ia kira dirinya akan basah kuyup untuk ke dua kalinya.
Ternyata dugaannya salah, ada seseorang di depannya dengan sigap melindunginya dengan tubuhnya dari cipratan air tersebut.
Aya mendongak melihat orang tersebut, seketika ia tertegun melihat ketampanannya.
"Hai." sapa orang itu dengan tersenyum memperlihatkan lesung di pipinya.
Aya dan orang itu bertatapan untuk beberapa saat. Sampai pada akhirnya, Aya mengerti satu hal. Dirinya akan selalu di kelilingi oleh orang yang sangat jauh di atasnya.
z-z-z-z-z
Aldi pulang kerumah dengan perasaan seperti biasanya yaitu dingin dan cuek. Ia hanya bingung harus kabur kemana jika akhirnya kembali lagi ke rumah yang penuh dengan drama ini.
Saat Aldi ingin menaiki tangga untuk menuju kamarnya, tiba-tiba ia sudah di halang oleh orang yang membuatnya selalu kabur dari rumah.
"Hai sayang, udah pulang? kok mukanya gak lebam lagi? harus lebam dong kalo pulang. upss canda ANAKKU." ucap wanita itu diselingi tawa yang sangat memuakkan di telinga Aldi.
"Awas." ucap Aldi dingin. Ia tidak mau berurusan dengan wanita menjijikkan di matanya ini.
"Kalo nggak mau? gimana?" goda wanita itu kalau bukan Liya.
Liya adalah ibu tiri Aldi setelah ibu kandungnya meninggal akibat insiden yang sangat menghebohkan jagat maya. Khususnya untuk keluarga besar yang cukup terkenal di kalangan atas kalau bukan Alexander.
Aldi yang sudah muak pun mendorong wanita menjijikkan di depannya dengan kasar. Liya yang kaget akan perlakuan Aldi pun hampir tergelincir ke bawah jika anak kandungnya tidak menangkapkan dengan cepat.
"Lo gila ha! kalo Mama jatuh gimana?" tanya Wildan murka.
Ia tiba di rumah dengan keadaan basah kuyup. Saat ia ingin menaiki tangga, ia melihat Mamanya di dorong oleh saudaranya sendiri. Beruntung Wildan cepat menanggkap Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Season
Teen Fiction"Kamu beneran ingin lihat musim ini," tanya anak laki-laki sambil melihat gambar di buku yang ia pegang. Gadis kecil berambut ikal mengangguk dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibir kecilnya. Anak laki-laki itu menatapnya dengan lamat. "Ak...