Pemuda kurang beruntung?atau...

4.7K 144 11
                                    

Malam hari adalah miliknya. Jungkook mengarungi langit malam itu dengan sayap hitam yang membentang di bawah langit gelap. Mata Onyxnya sibuk memperhatikan jalanan kota di bawah sana. Memilah-milah tentang apa yang akan dia lakukan malam ini.
Bambam mengatakan bahwa dia belum memiliki calon mangsa untuk Jungkook malam ini. Maka dari itu Jungkook memutuskan untuk berkeliling kota seorang diri. Beruntung apabila dia mendapatkan satu manusia pendosa, dan ketika sayapnya membawa dia pada jalanan yang cukup sepi. Jungkook seketika mendapatkan sebuah ide.
Sedangkan di waktu yang bersamaan. Pemuda berkulit seputih susu mengemudikan Hyundai Starex Mover CRDi miliknya dengan kecepatan sedang. Malam ini, lagi-lagi dia harus menghabiskan setengah malamnya di studio musik miliknya. Pekerjaan sebagai seorang produser musik yang memproduseri idol grup ternama cukup membuatnya kelimpungan ketika selebriti pegangannya tersebut mendekati comeback mereka. Min Yoongi, si produser muda itu beberapa kali menguap kecil. Berharap dirinya segera sampai di apartemen dan bisa merebahkan dirinya di sana. Namun, di dalam perjalanan yang cukup tenang itu, Yoongi dapat melihat seorang pemuda melambaikan tangan ke arah mobilnya dengan raut ketakutan.
Karena masih memiliki hati, Yoongi pun memberhentikan mobilnya tepat di depan pemuda tersebut. Ia menurunkan kaca mobilnya dan kemudian netranya dapat melihat dengan jelas penampilan anak muda di depannya ini. Pemuda itu memakai pakaian sederhana membungkus tubuhnya yang terlihat ramping. Surai pemuda itu hitam berkilau dengan mata bulat yang sedikit berkaca-kaca, Yoongi dapat melihat dengan jelas raut ketakutan dari ekspresi pemuda tersebut.
“Tuan,” Pemuda itu berkata, “maaf mengganggu perjalananmu, tetapi bolehkah aku meminta tumpangan? Kupikir aku tersesat.” Suaranya terdengar bergitu halus melewati kedua indra pendengaran Yoongi.
“Kemana?” Tanya Yoongi singkat.
“Uhm, a-aku ingin ke Garosu-Gil tapi sepertinya itu terlalu jauh dari sini. Ka-kalau boleh aku ingin menumpang sampai terminal Bus di depan sana saja.” Yoongi dapat mendengar suara anak itu yang sedikit bergetar, juga tangannya yang sibuk memilin cardigan cokelat muda yang dikenakannya.
“Masuk.” kata Yoongi yang seketika saja membuat anak itu membulatkan matanya. Tiba-tiba saja kedua mata itu bersinar seperti mata rusa, dan tanpa diminta dua kali. Jungkook pun langsung membungkuk dan mengucapkan terima kasih lalu membuka pintu mobil Yoongi.
Yang sayangnya tanpa Yoongi ketahui, pemuda polos yang sedang di angkutnya di dalam kendaraan kesayangan miliknya itu, menyeringai kecil sebelum masuk ke dalam mobil. **
keheningan sempat menyelubungi kedua makhluk di sana. Yoongi hanya memperhatikan dari kaca spion depan sosok pemuda yang cukup manis itu. Kalau di pikir-pikir, bagaimana bisa dia membiarkan pemuda asing masuk ke dalam mobil kesayangannya dengan mudah? padahal biasanya Yoongi sangat enggan menerima apabila ada kawannya yang ingin untuk sekedar menumpang di mobil Yoongi. Mungkinkah karena kasihan? batin Yoongi berdebat.
“Tuan, sekali lagi terima kasih banyak karena telah mau menolongku.” Pemuda itu tersenyum manis sekali. “tidak masalah,” sahut Yoongi. “Ngomong-ngomong, siapa namamu?” Yoongi bertanya.
“Oh Tuhan, aku bahkan belum mengenalkan diriku. Maaf ya tuan.”
“Panggil Yoongi saja,” sahut Yoongi singkat, “aku bukan tuanmu.”
“Uhm, maaf.” Jungkook mengangguk kecil, “namaku Jungkook. Jeon Jungkook, usiaku dua puluh tiga tahun.” kata Jungkook memperkenalkan dirinya.
“lebih muda dariku ternyata,”
“Ah benarkah?” dapat Yoongi lihat, pemuda yang baru saja mengenalkan dirinya sebagai Jungkook itu mengangguk antusias. “Kupikir kau seumuran denganku.” Kata Jungkook. “Kau terlihat masih sangat muda.”
“Terima kasih.” sahut Yoongi. “Omong-omong apa kau yakin ingin berhenti di terminal? kurasa Bus terakhir sudah lewat beberapa menit yang lalu.”
“Aku tahu, tapi apa boleh buat.” Kata Jungkook dengan sedih. “Aku tidak membawa ponsel dan tasku hilang entah ke mana.” Jungkook menunduk, menyembunyikan wajahnya yang murung. “Aku benar-benar menyesali kejadian yang menimpaku hari ini.” Katanya lagi.
“Kalau begitu tinggalah di tempatku malam ini,” sahut Yoongi lagi.
“Oh, tidak perlu Yoongi-ssi. Aku tidak mau merepotkanmu lebih dari ini.”
“Sangat berbahaya apabila pemuda polos sepertimu berkeliaran seorang diri di terminal Bus.”
'Gotcha!'
“Baiklah kalau kau memang mengizinkanku untuk menumpang malam ini. Terima kasih banyak Yoongi-ssi.”
** Beberapa saat kemudian mereka sampai di halaman parkir sebuah apartemen sederhana. Jaraknya tidak begitu jauh dari tempat Jungkook memulai aksinya.
Yoongi turun lebih dulu setelah memastikan mobilnya terparkir aman, lalu Jungkook ikut turun menyusul Yoongi dengan tangan yang sibuk memilin ujung baju. Bertingkah seolah-olah dia merasa sangat tidak enak karena telah merepotkan Yoongi. Padahal jauh di dalam hatinya, Jungkook sedang bersorak gembira karena sebentar lagi dia akan mendapatkan satu orang lagi untuk memuaskan dirinya.
“Silahkan masuk Jungkook.” Yoongi mempersilahkan Jungkook untuk masuk ke dalam tempat tinggalnya itu dengan ramah. Hal yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah dia lakukan kepada orang asing. Namun entah mengapa saat ini Yoongi tidak memiliki keraguan sedikitpun di dalam hatinya saat menyuruh Jungkook untuk masuk. Bahkan dia malah merasa nyaman berada dekat dengan pemuda yang baru saja ditemuinya tersebut.
Yoongi menyuruh Jungkook untuk duduk di atas sofa abu-abu yang tersedia di sana. Lalu bertanya apakah Jungkook menginginkan sesuatu untuk di minum. Namun Jungkook hanya menggeleng kecil dan berkata dia tidak membutuhkan apapun lalu kembali duduk dengan manis. Sedangkan Yoongi pergi ke dalam kamar untuk membuka pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian rumahan yang lebih santai.
“Jungkook, apabila kau ingin mengganti pakaianmu kurasa aku memiliki baju yang seukuran denganmu”. Kata Yoongi sembari mendudukan bokongnya di samping Jungkook.
“Tidak Yoongi-ssi, tidak perlu.” Katanya, “aku sudah cukup merepotkan.”
Yoongi menggeleng sebagai jawaban, “Jangan sungkan, Jungkook. Aku ini sebenarnya jarang menawarkan bantuan kepada orang lain.” katanya.
“Kalau begitu, kenapa Yoongi-ssi mau menolong orang asing sepertiku?” Jungkook bertanya dengan raut penasaran yang terlihat sangat sangat manis dengan bola mata berbinar yang menggemaskan di mata Yoongi. Membuat Yoongi sedikit kehilangan fokus dan matanya beralih ke bibir bawah Jungkook yang sialnya terlihat begitu berisi.
“Entah,” sahutnya. “Mungkin karena kau cantik?”
“Aku cantik?” Jungkook tertawa kecil dengan jari-jari yang menutupi mulut. “Kau pasti sedang kelelahan sampai berkata begitu.” Jungkook berkata dengan mulutnya yang menyunggingkan senyuman.
“Aku tidak berbohong.” Kata Yoongi, tanpa sadar tubuhnya mulai mendekati Jungkook yang duduk tepat di sebelahnya, “Apalagi bibir ini,” tangannya terulur dan tanpa ragu menyentuh bibir bawah Jungkook yang sejak tadi sudah mengalihkan fokusnya. “Sangat cantik.”
Yoongi masih menyentuh bibir bawah Jungkook dengan jempol kanannya dan menekannya dengan lembut. Sampai tidak sadar bahwa senyum Jungkook kini sudah berubah menjadi seringaian kecil serta onyx yang telah berubah warna menjadi hitam keemasan.
Jungkook menyentuh pergelangan tangan Yoongi yang berada di depannya. Lalu mendekatkan mulutnya pada telinga Yoongi yang bebas. “Aku tahu sesuatu yang bisa menghilangkan rasa lelahmu itu, Min Yoongi.”
Yoongi merinding mendengar suara Jungkook yang halus dan memabukan berbisik di telinganya. “Apa kau mau tahu?” Bagai terhipnotis Yoongi menganggukan kepalanya yang tentusaja semakin membuat Jungkook memperlihatkan senyum miringnya yang begitu menawan.
Tanpa di duga kejadian selanjutnya adalah Jungkook yang mulai memasukkan satu jari telunjuk Yoongi ke dalam mulut. Menghisapnya, dan lalu mengemutnya dengan perlahan-lahan. Mengumpulkan air liurnya di dalam mulutnya dan mencecapnya bersamaan dengan jari itu di dalam mulut. Yoongi mendesis kecil. Terlebih ketika Jungkook memasukkan jari tengah dan jari manis Yoongi untuk bergabung bersama jari telunjuknya di dalam mulut Jungkook.
Yoongi tak kuasa menahan desisan keluar dari mulutnya sendiri, dan ketika dia merasa sesuatu telah memuncak dari dasar dirinya. Dia pun dengan keras mendorong Jungkook hingga pemuda yang mengaku lebih muda dari dirinya itu tersentak dan tergeletak di atas sofa.
Jungkook menyeringai tipis memperhatikan Min Yoongi terngah-engah di atasnya. Dan tanpa membuang waktu pemuda berkulit seputih susu itu segera mendekatkan bibirnya ke bibir milik Jungkook dan langsung melahapnya rakus.
Jungkook mengikuti permainan bibir Yoongi yang sangat memabukkan. 'Ternyata manusia satu ini sangat pandai berciuman.' batinnya bersorak.
Jungkook mengalungkan tangannya pada leher Yoongi. Menariknya semakin mendekat ke arahnya, mereka berciuman panas seperti esok hari matahari tidak akan menyinari bumi lagi.
Beberapa kali memutus ciuman dan kembali menyatukan bibir, Yoongi akhirnya benar-benar melepaskan bibir Jungkook dan menjauhkannya sedikit. Yoongi dapat melihat wajah pemuda di bawahnya itu benar-benar merah dengan bibir yang sangat bengkak.
“Jeon Jungkook. Sebenarnya siapa dirimu?” Tanya Yoongi terengah-engah.
Jungkook mengulurkan tangannya ke arah kaos Yoongi “Aku hanyalah seorang pemuda yang tersesat dan Yoongi adalah pemuda baik hati yang menolongku.” Tangannya mulai bergerak mengangkat kaos Yoongi sampai kulit seputih susu milik Yoongi terlihat. “Sekarang biarkan aku membayar kebaikanmu, ya? Min Yoongi.”
“Persetan.”
Yoongi langsung membawa Jungkook ke dalam gendongannya dan membanting tubuh semampai itu ke atas ranjang berselimut seprai gelap. Jungkook terkekeh memperhatikan manusia di depannya telah terbungkus kabut napsu yang pekat. Yoongi terburu-buru melepaskan semua fabrik yang melekat di tubuhnya sampai tanggal sempurna.
Lalu setelahnya Jungkook hanya menerima dengan suka rela semua perlakuan Yoongi pada tubuhnya.
Bibir Yoongi mulai menjamah kembali bibir Jungkook yang menawan, kemudian turun ke leher Jungkook. Menghisapnya kuat-kuat, memberi tanda di beberapa tempat. Jungkook mendongakkan kepalanya, tangannya sendiri pun tidak tinggal diam meraba-raba puting dada Yoongi yang mencuat. Jungkook mendesar kecil ketika Yoongi mulai berusaha melepaskan cardigannya yang kemudian disusul oleh pakaian lain yang Jungkook kenakan. Sedikit terkekeh karena merasakan Yoongi yang serba buru.
“Santai sayang, aku tidak akan kemana-mana.” Jungkook meremas surai Yoongi dengan kencang saat Yoongi mulai menyesap puting dadanya yang kemerahan.
“Jungkook, kau sungguh nikmat.” Racau Yoongi di tengah-tengah aktivitasnya.
“Uhm yeah, terus Yoongi. Manjakan seluruh tubuhku dengan mulutmu.”
Yoongi pun menuruti perkataan Jungkook yang sungguh profokatif. Bibirnya mulai menjelajah ke area yang lebih jauh. Memberikan tanda di manapun bibirnya hinggap. Sampai akhirnya bibir tipis Yoongi membawanya pada area paling pribadi milik Jungkook dan langsung mencicipinya.
“Ah, nikmat sekali.” Jungkook mendesar putus-putus ketika lubang analnya di masuki oleh benda lunak milik Yoongi di bawah sana. Hatinya sangat gembira menerima energi luar biasa dari seorang pemuda yang mengaku kelelahan sehabis bekeja itu.
“Uh,” Jungkook terkejut ketika Yoongi mulai membalikan keadaan. Pemuda salju itu membawa Jungkook di atas pangkuannya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook lalu berbisik. “Bergeraklah di atasku, sayang.”
Dan dengan senang hati Jungkook pun melaksanakan keinginan Yoongi untuk menari di atasnya. Jungkook mengarahkan penis Yoongi untuk masuk ke lubang analnya tanpa merasa kesakitan sedikitpun, dan setelah benda keras itu masuk sepenuhnya. Jungkook langsung menggoyangkan tubuh dengan kecepatan yang tidak main-main.
Mereka berdua bersuara. Jungkook yang sibuk menggerakkan tubuh itu mendesah kencang. Berkali-kali mengucapkan kalimat kenikmatan tiada tara. Sedangkan Yoongi di bawahnya menggeram dan merintih, sesekali menyesap dada Jungkook yang terpampang di depan matanya.
Tusukan demi tusukan Yoongi berkalik-kali menyentuh titik manis Jungkook di dalam tubuhnya, menyebabkan suara yang semakin berisik di tengah heningnya malam komplek apartemen Yoongi tersebut. Dan saat beberapa tusukkan terakhir itu akhirnya Yoongi pun mengeluarkan semennya di dalam diri Jungkook.
“Ah! Luar biasa!” Jungkook berseru dengan gembira. Melepaskan penis Yoongi dari dalam lubang analnya dengan cairan yang berwarna putih pekat itu tercecer mengalir membasahi bokong sintalnya.
“Aku belum puas, sayang. Menungginglah.” Yoongi menarik tangan Jungkook untuk memintanya menungging. Namun Jungkook hanya terkekeh dan membawa Yoongi ke dalam dekapannya.
“Aku lelah baby.” Katanya dengan suara manja.
“Kau hanya perlu menungging dan aku yang akan bergerak kali ini.”
“No, no.” Jungkook mengarahkan jari telunjuknya di depan bibir Yoongi untuk kemudian menicumnya sekilas.
“Ayolah cantik. Aku tidak akan cukup main hanya satu kali.”
Jungkook mengibaskan rambutnya, dan menyelipkan sedikit anakan rambut yang sudah memanjang itu dari balik telinganya. “Itu bukan urusanku, Min Yoongi.” Kemudian dia bangkit dan berniat meninggalkan Yoongi yang panik memperhatikan gerak-gerik Jungkook.
“Mau kemana kau? Kita belum selesai.”
“Ck. Keras kepala, hm?” Jungkook mendekatkan wajahnya pada Yoongi. Mencium bibirnya dengan kasar dan terburu-buru lalu setelah ia menjauhkan bibir keduanya. Jungkook langsung menjentikan jari di atas dahi Yoongi dan membuat Yoongi terjatuh di atas ranjang saat itu juga.
“Manusia memang makhluk paling lemah yang pernah kutemui. Sungguh mudah menggoda manusia untuk bergabung dalam kabut nafsu hanya dengan pancingan kecil.” Jungkook berdiri di sisi ranjang dan memperhatikan seonggok tubuh tanpa busana yang tertidur di atas ranjang itu dengan seringaian menggelikan. Seketika saja dari luar tubuhnya muncul asap-asap mengepul dan perlahan-lahan Jungkook pun kembali kepada wujud aslinya dengan sayap hitam dan tanduk kecil di atas kepalanya.
Iblis kecil itu pun mendekati Yoongi dan berbisik di telinganya, “Min Yoongi. Kau terlalu sibuk mengurusi dunia hingga lupa dengan dirimu sendiri. Pendosa yang cukup egois, ingatanmu tentangku tidak akan hilang dan kuharap setelah ini kita tidak akan berjumpa kembali.” Dan setelah itu Jungkook tertawa jahat lalu pergi meninggalkan pemuda yang tidak sadarkan itu, terbang dari jendela kamar Yoongi.



Next hopekook
But, vomen dlu baru lanjut

Incubus NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang