A Letter from Yetao

43 9 0
                                    

Hai xiongxiongku. Jika kamu telah membaca surat ini, berarti aku sudah tidak ada lagi di dunia ini haha. Sejujurnya bukannya aku tidak mau memberi tahu tentang penyakitku kepadamu, aku hanya tak ingin kamu mengkhawatirkan aku. Aku tahu kamu melewati banyak hal berat dalam kehidupanmu saat ini. Aku sejujurnya sangat ingin kamu tidak pergi saat itu, tetapi aku tau kau harus terbiasa hidup tanpaku. Sebenarnya, aku sudah mengidap penyakit ini sejak lama. Aku tidak yakin berapa waktu pastinya, tetapi aku sudah tau sejak akhir dari masa SMA-ku. Aku merasa bingung dan gelisah. Aku tidak ingin berpisah darimu, Oscar.

Aku didiagnosa dengan leukemia oleh dokter. Sejujurnya, aku sangat takut. Luar biasa takut haha, tetapi aku mencoba berpikir positif. Aku yakin suatu hari nanti aku akan sembuh dan bisa hidup panjang bersamamu. Tetapi, sepertinya itu mustahil?

Aku minta maaf karena telah merahasiakan ini darimu. Aku ingin memberitahumu, tetapi aku takut. Sebenarnya, aku hendak memberitahumu, hanya saja sepertinya waktuku terlalu sedikit untuk itu.

Aku menikmati lagu yang kau nyanyikan kepadaku. Aku yakin, itu akan menjadi sebuah salam perpisahan yang terindah untukku. Aku ingin mendengarnya sekali lagi, tapi aku tidak kuat lagi. Aku sudah tidak bisa menahan semua ini lagi. Aku tidak ingin meninggalkanmu, tetapi aku lelah, Oscar. Aku ingin menyerah.

Bertemu denganmu adalah suatu anugerah terindah yang Tuhan bisa berikan kepadaku selama hidupku yang singkat ini. Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan mengejarmu dan memegang tanganmu sampai kau tidak akan pergi dari hadapanku selamanya. Aku ingin selalu bersamamu bahkan jika dunia berakhir di depan mata kita. Tetapi, takdir memang kejam. Ia tidak pernah bisa ditebak oleh siapapun di dunia ini. Jika aku bisa menawar kepada takdir, aku ingin sekali berada di dekapanmu yang hangat itu. Aku ingin selalu bisa memelukmu saat hujan, menatap bintang di langit bersamamu, berpegangan sambil tersenyum, dan merasakan bibir manismu setidaknya sekali lagi.

Waktu memang kejam, tetapi waktulah yang telah memberikanku kesempatan untuk membuat kenangan yang indah bersamamu. Setiap detik yang kulalui bersamamu adalah hal terindah yang pernah bisa aku harapkan dari waktu yang diberikan kepada kita. Aku dulu selalu membenci waktu yang berjalan yang begitu lama, tetapi setelah bertemu denganmu rasanya 24 jam dalam sehari tidak cukup untukku.

Kita seperti buku dan pena. Lembaranmu belum habis, sementara tintaku sudah habis. Kau harus terus melanjutkan kisahmu dengan pena yang lain. Kisah kita tidak akan berakhir dengan sia-sia, ia hanya telah memberikan penutup yang terbaik untuk kita.

Terima kasih untuk perjalanannya, sayang. Kita akan bertemu lagi ketika takdir mengizinkannya.

Salam hangat, Taotao.

Longing For You (OSCAR X HU YETAO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang