SCANDAL 5

8 1 0
                                    

Memberi mertuanya sejumlah kekayaan karena ia punya hati nurani, sungguh bukanlah tabiat Andreas Bradford.

Viscount berusia 28 tahun itu memandangi kepergian kereta kuda orang tua mempelainya dengan dengkusan girang. Alcaster akan merasakan akibat telah mempermainkannya.

Andreas lalu berbalik menghadap kepada teman-temannya yang duduk santai di ruang tamu. Andreas berteriak lantang sambil mengangkat sebotol minuman sari anggur. "Saatnya berpesta! Huahahahah ...." Disahut seruan gegap gempita laki-laki dan perempuan di ruangan itu. "Yahooo!"

Di perjalanan pulang, dalam kereta yang membawa George dan James Alcaster. Dua bersaudara itu duduk dalam suasana tidak mengenakkan.

James Alcaster meneliti perhiasannya satu per satu dan berseru takjub membayangkan berapa nilai benda itu jika diuangkan. Sedangkan George Alcaster mendelik tajam pada adiknya penuh kedengkian.

Tiba-tiba George berusaha menarik kantong harta itu dari tangan James. Namun James mendekap kuat hak miliknya. "Berikan padaku!” geram George. "Aku juga berhak mendapat bagian harta ini!"

"Tidak akan!" balas James. "Putriku yang menggantikan putrimu, jadi semua benda ini adalah milikku!”

"Jika bukan karena aku, itu semua tidak akan terjadi," sanggah George.

"Luar biasa serakahnya kau, Kak. Apa kau tidak malu mengaku seperti itu? Jika bukan Sylvia sebagai jaminan, kau harus keluar dari kediamanmu dan menggelandang. Kau tidak tahu balas budi!"

"Pokoknya aku ingin bagianku!” George berusaha merebut kantong harta James.

"Tidak!”

Keduanya berdebat sampai adu jotos di sepanjang perjalanan. Mereka tiba di kediaman George Alcaster dalam keadaan babak belur. James berjalan buru-buru ke dalam rumah sambil memeluk kantong harta yang ditutupi di balik jasnya.

Istri-istri mereka menyambut dengan cemas dan kebingungan. "Apa yang terjadi?” Margaret dan Leticia bertanya-tanya.

James buru-buru menarik istrinya ke kamar. Ia menjejalkan kantong harta ke dalam kopernya dan mengangkut semua barang bawaan mereka ke luar kamar.

"Ayo kita pergi dari sini!” ujar James pada istrinya. Leticia tergopoh mengikuti langkah James.

Sementara di ruang tengah, George didekap Margareth karena sangat gusar hingga ingin menerjang James. "Kau tidak peduli pada kakakmu yang kesusahan ini, James? Kau keterlaluan. Kau bukan lagi adikku.”

"Kau bukan lagi kakakku!" timpal James di ambang pintu depan, lalu keluar dengan membanting pintu.

James memasukkan koper Sylvia ke dalam kereta kuda milik Bournemouth yang mengiringi kereta Alcaster untuk mengambil barang Sylvia. James menyuruh kusir segera pergi. Ia lalu menarik tangan Leticia agar berjalan kaki bersamanya menyusuri jalan kota London untuk mencari kereta kuda sewaan.

"James, apa yang terjadi? Kenapa kau melakukan ini? Mana putri kita?” tanya Leticia sambil kerepotan menenteng dua buah koper.

James berhenti berjalan sebentar untuk berhadapan dan bicara dengan istrinya. "Sylvia menikah dengan Viscount Bournemouth!"

Koper di tangan Leticia terjatuh dan dia membekap mulutnya sendiri. "Tetapi bukankah ...."

"Itu jauh lebih baik daripada Viscount menjebloskan kita ke penjara," sela James. "Lagi pula, Viscount Bournemouth sepertinya pria yang baik. Kurasa George yang berusaha menipunya."

"Dari mana kau bisa tahu?" sangsi Leticia.

Seulas senyum tersungging di bibir James. "Viscount Bournemouth memberiku uang emas dan benda berharga lainnya."

SCANDALOUS BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang