01 - Doyoung.

824 155 12
                                    


netra yang semula terpejam itu terbuka perlahan, berusaha menyesuaikan cahaya yang menyapa matanya.

"DOYOUNG!?? AKHIRNYA LO BANGUN!"

yang dipanggil mengernyit pelan. apa tadi yang ia dengar?

lo?

belum sempat otaknya menangkap apa yang terjadi, tubuhnya langsung merasakan sakit di area tangan.

"lagian lo drama amat. perkara jatuh dari kursi pas mau benerin lampu aja ga sadar diri 3 hari." ucapan sang pelaku yang memukul tangannya membuat Doyoung kembali mengerutkan dahinya.

jatuh dari kursi katanya? hei, dirinya ini kecelakaan mobil!

mengabaikan kebingungannya, lelaki itu berusaha duduk terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka suara, "bentar-bentar."

tangannya memijat pelan kedua tulang baji, berharap sedikit meredakan pusing yang ia rasakan.

mengambil nafas sebentar sebelum telunjuknya menunjuk ke arah seseorang yang sudah sangat ia kenal sebelumnya—setidaknya sebelum saat ini, "lo siapa?"

Doyoung dapat melihat yang ia tunjuk membolakan matanya. "gue? gue abang lo, anjir! Kim Junkyu!" ucapnya, memandang Doyoung tak mengerti.

sementara Doyoung lebih tak mengerti lagi.

gue?

lo?

abang?

anjir?

apa-apaan itu tadi?

setau Doyoung, kakaknya itu memiliki etika yang luar biasa sopannya. bahkan saat bersama dirinya—yang notabenya lebih muda, sang kakak tetap menggunakan etika. lalu apa ini?!

belum selesai dengan kebingungannya dengan sang kakak, seseorang yang sama tak asingnya mulai memasuki ruangan dengan raut bahagia.

"bunda?" panggil Doyoung ragu. sedikit berharap bahwa sang bunda tidak berubah seperti sang kakak.

namun jawaban Junkyu membuat Doyoung menghela nafasnya.

"Doy? sejak kapan lo manggil mamah jadi bunda?"

helaan nafas terdengar dari Junkyu. dokter bilang, kemungkinan besar adiknya itu amnesia, ntah sementara atau selamanya. berhasil membuat Junkyu khawatir.

sementara yang dikhawatirkan juga tak kalah khawatirnya. dirinya tak cukup bodoh untuk tak mengerti apa yang terjadi saat ini.

mulai dari dirinya yang jatuh dari lampu, sang kakak yang menggunakan lo-gue, dan panggilannya pada sang bunda yang berubah menjadi mamah.

dirinya ini terlempar di kehidupan yang lain dan menjadi Doyoung lainnya!

dan yang membuat dirinya tak kalah khawatir, yang menjadi dirinya apakah kuat? tidak lucu jika jiwanya disini namun tubuhnya sudah tiada kan.

kini yang Doyoung dapat lakukan hanya berdoa, dan berharap tubuhnya disana tidak dihuni manusia pesimis yang malah melakukan hal-hal yang ia inginkan namun tak bisa dilakukan.

meninggalkan dunia, misalnya.

AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang